Arba'in -Imam An-Nawawi- Bab 41: Menundukkan Hawa Nafsu

Posted by Unknown on Selasa, 09 April 2013



عَنْ أَبِي مُحَمَّدٍ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرو بْنِ الْعَاصِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يَكُوْنَ هَوَاهُ تَبَعاً لِمَا جِئْتُ بِهِ )) [حَديثٌ حَسَنٌ صَحِيْحٌ وَرَوَيْنَاهُ فِي كِتَابِ الْحُجَّة بإسنادٍ صحيحٍ ]

Dari Abu Muhammad, Abdullah bin Amr bin Al 'Ash"Tidak sempurna iman seseorang di antara kamu sehingga hawa nafsunya tunduk kepada apa yang telah aku sampaikan".
Hadits hasan shahih dalam kitab Al Hujjah


Penjelasan:
Hadits ini semakna dengan firman Allah : "Demi Tuhanmu, mereka tidak dikatakan beriman sebelum mereka berhukum kepada kamu mengenai perselisihan sesama mereka dan mereka tidak merasa berat hati atas keputusan kamu serta menerima dengan pasrah sepenuhnya". (QS. 4 : 65)

Sebab turunnya ayat ini ialah karena Zubair bersengketa dengan seorang sahabat dari golongan Anshar dalam perkara air. Kedua orang ini datang kepada Rasulullah صلی الله عليه وسلم untuk mendapatkan keputusan. Lalu Nabi صلی الله عليه وسلم bersabda : "Wahai Zubair, alirkanlah dan tuangkanlah air kepada tetanggamu itu".

Nabi صلی الله عليه وسلم menganjurkan kepada Zubair untuk bersikap memudahkan dan toleransi. Akan tetapi, sahabat Anshar itu berkata : "Apakah karena dia anak bibimu?" Maka merahlah wajah Rasulullah صلی الله عليه وسلم kemudian sabda beliau : "Wahai Zubair, tutuplah alirannya sampai airnya naik ke atas pagar kemudian biarkanlah hingga tumpah".

Rasulullah صلی الله عليه وسلم melakukan hal semacam itu untuk memberi isyarat kepada Zubair bahwa apa yang diputuskan beliau mengandung mashlahat bagi golongan Anshar. Tatkala orang Ashar memahami sabda Nab صلی الله عليه وسلم itu, maka Zubair menyadari apa yang menjadi hak dan kewajibannya. Karena kejadian itulah ayat ini turun.

Hadits yang shahih dari Nabi , beliau bersabda : "Demi diriku yang ada di dalam kekuasaan-Nya, seseorang di antara kamu tidak dikatakan beriman sebelum ia mencintai aku lebih dari cintanya kepada bapaknya, anaknya, dan semua manusia".

Abu Zinad berkata : "Hadits ini termasuk kalimat pendek yang padat berisi, karena di dalam kalimat ini digunakan kalimat yang singkat tetapi maknanya luas. Cinta itu ada tiga macam, yaitu cinta yang didorong oleh rasa menghormati dan memuliakan seperti cinta kepada orang tua, cinta didorong oleh kasih sayang seperti mencintai anak dan cinta karena saling mengharapkan kebaikan seperti mencintai orang lain".

Ibnu Bathal berkata : "Hadits di atas maksudnya ---Wallaahu a'lam--- adalah barang siapa yang ingin imannya menjadi sempurna, maka ia harus mengetahui bahwa hak dan keutamaan Rasulullah صلی الله عليه وسلم lebih besar daripada hak bapaknya, anaknya dan semua manusia, karena melalui Rasulullah صلی الله عليه وسلم inilah Allah menyelamatkan dirinya dari neraka dan memberinya petunjuk sehingga terjauh dari kesesatan. Jadi, maksud Hadits di atas adalah mengorbankan diri dan jiwa untuk membela Rasulullah صلی الله عليه وسلم berperang melawan bapak mereka atau anak mereka atau saudara mereka (yang melawan Rasulullah صلی الله عليه وسلم). Abu Ubaidah telah membunuh bapaknya karena menyakiti Rasulullah صلی الله عليه وسلم. Abu Bakar menghadapi anaknya, Abdurrahman, dalam perang Badar dan hampir saja anak itu dibunuhnya. Barang siapa melakukan hal semacam ini, sungguh ia dapat dikatakan kemauan-kemauannya tunduk kepada apa yang diajarkan Nabi صلی الله عليه وسلم kepadanya.