Home » Archives for 05/02/13
Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab I'tikaf Bab 19: Orang yang Itikaf Memasukkan Kepalanya ke Rumah untuk Dibasuh atau Dicuci
Posted by Unknown on Kamis, 02 Mei 2013
Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab I'tikaf Bab 17: Beri'tikaf dalam Sepuluh Hari Pertengahan Bulan Ramadhan
Posted by Unknown
Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab I'tikaf Bab 18: Orang Yang Hendak Beritikaf, Kemudian Terlintas dalam Hatinya untuk Keluar
Posted by Unknown
Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab I'tikaf Bab 15: Orang yang Tidak Memandang Harus Berpuasa Jika Hendak Mengerjakan I'tikaf
Posted by Unknown
Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab I'tikaf Bab 16: Apabila Seseorang Bernazar pada Zaman Jahiliah untuk Beri'tikaf, Kemudian Ia Masuk Islam
Posted by Unknown
Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab I'tikaf Bab 13: Orang Yang Keluar dari I'tikaf ketika Subuh
Posted by Unknown
Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab I'tikaf Bab 14: Mengerjakan I'tikaf dalam Bulan Syawwal
Posted by Unknown
Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab I'tikaf Bab 11: Kunjungan Seorang Wanita Kepada Suaminya yang Sedang Beri'tikaf
Posted by Unknown
Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab I'tikaf Bab 12: Apakah Orang yang Beri'tikaf Itu Boleh Membela Dirinya
Posted by Unknown
Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab I'tikaf Bab 9: Nabi Keluar Mengerjakan I'tikaf pada Pagi Hari Tanggal Dua Puluh
Posted by Unknown
Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab I'tikaf Bab 10: I'tikafnya Wanita Istihadhah
Posted by Unknown
Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab I'tikaf Bab 8: Apakah Dibolehkan Orang yang Beri'tikaf Itu Keluar ke Pintu Masjid Sebab Ada Keperluan
Posted by Unknown
Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab I'tikaf Bab 7: Beberapa Tenda di dalam Masjid
Posted by Unknown
Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab I'tikaf Bab 5: Mengerjakan I'tikaf pada Waktu Malam
Posted by Unknown
Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab I'tikaf Bab 6: I'tikafnya Kaum Wanita
Posted by Unknown
Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab I'tikaf Bab 3: Orang yang Beri'tikaf Tidak Boleh Masuk Rumah Kecuali karena Ada Keperluan
Posted by Unknown
Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab I'tikaf Bab 4: Membasuh atau Mencuci Orang yang Sedang Beri'tikaf
Posted by Unknown
Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab I'tikaf Bab 1: I'tikaf pada Sepuluh Hari Terakhir (Bulan Ramadhan) dan I'tikaf dalam Semua Masjid, Firman Allah, "Janganlah kamu campuri mereka itu, sedangkan kamu beri'tikaf dalam masjid. Itulah larangan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikian Allah menerangkan aya-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa." (al-Bagarah: 187)
Posted by Unknown
Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab I'tikaf Bab 2: Wanita yang Sedang Haid Menyisir Rambut Orang yang Sedang Beri'tikaf
Posted by Unknown
Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Keutamaan Lailatul Qadar Bab 4: Dihilangkannya Pengetahuan tentang Tanggal Lailatul Qadar karena Adanya Orang yang Bertengkar
Posted by Unknown
Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Keutamaan Lailatul Qadar Bab 5: Amalan pada Sepuluh Hari Terakhir dalam Bulan Ramadhan
Posted by Unknown
Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Keutamaan Lailatul Qadar Bab 2: Mencari Lailatul Qadar pada Tujuh Malam yang Terakhir
Posted by Unknown
Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Keutamaan Lailatul Qadar Bab 3: Mencari Lailatul Qadar pada Malam yang Ganjil dalam Sepuluh Malam Terakhir
Posted by Unknown
989. Ibnu Abbas berkata, "Carilah pada tanggal dua puluh empat."[4]
[3] Sebagai badal dari perkataan 'al-Asyr al-awaakhir' 'sepuluh hari terakhir'. Sembilan hari yang masih tersisa, maksudnya tanggal dua puluh satu, tujuh hari yang masih tersisa maksudnya tanggal dua puluh tiga, dan lima hari yang masih tersisa maksudnya tanggal dua puluh lima.
[4] Riwayat ini mauquf (yakni perkataan Ibnu Abbas sendiri), tetapi dirafakan oleh Ahmad. Hadits ini telah ditakhrij di dalam Silsilatul Ahaditsish Shahihah (nomor 1471). Al-Hafizh berkata, "Terdapat kesulitan mengenai perkataan ini yang di dalam riwayat lain dikatakan pada tanggal ganjil. Kesulitan ini dijawab dengan mengkompromikan bahwa lafal yang lahirnya menunjukkan genap itu adalah dihitung dari akhir bulan, sehingga malam dua puluh empat (yang genap) itu adalah malam ketujuh (dihitung dari belakang)."
Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Shalat Tarawih Bab 1: Keutamaan Orang yang Mendirikan Shalat Sunnah pada Bulan Ramadhan
Posted by Unknown
Ibnu Syihab berkata, "Kemudian Rasulullah wafat sedangkan hal itu (shalat tarawih itu) tetap seperti itu. Selanjutnya, hal itu pun tetap begitu pada masa pemerintahan Abu Bakar dan pada masa permulaan pemerintahan Umar."[1]
986. Abdurrahman bin Abd al-Qariy[2] berkata, "Saya keluar bersama Umar ibnul Khaththab pada suatu malam dalam bulan Ramadhan sampai tiba di masjid. Tiba-tiba orang-orang berkelompok-kelompok terpisah-pisah. Setiap orang shalat untuk dirinya sendiri. Ada orang yang mengerjakan shalat, kemudian diikuti oleh sekelompok orang. Maka, Umar berkata, 'Sesungguhnya aku mempunyai ide. Seandainya orang-orang itu aku kumpulkan menjadi satu dan mengikuti seorang imam yang pandai membaca Al-Qur'an, tentu lebih utama.' Setelah Umar mempunyai azam (tekad) demikian, lalu dia mengumpulkan orang menjadi satu untuk berimam kepada Ubay bin Ka'ab.[3] Kemudian pada malam yang lain aku keluar bersama Umar, dan orang-orang melakukan shalat dengan imam yang ahli membaca Al-Qur'an. Umar berkata, 'Ini adalah sebagus-bagus bid'ah (barang baru). Orang yang tidur dulu dan meninggalkan shalat pada permulaan malam (untuk melakukannya pada akhir malam) adalah lebih utama daripada orang yang mendirikannya (pada awal malam).' Yang dimaksudkan olehnya ialah pada akhir malam. Adapun orang-orang itu mendirikannya pada permulaan malam."
[2] Abd dengan harkat tanwin pada huruf dal. Dan, al-Qariy dengan memberi tasydid pada huruf ya', adalah nisbat kepada Qarah bin Daisy, pegawai Sayyidina Umar yang mengurusi baitul mal kaum muslimin.
[3] Diperintahkannya Ubay mengimami orang banyak dengan sebelas rakaat sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Malik dengan sanad yang sahih, seperti yang telah saya tahqiq di dalam kitab saya Shalat at-Tarawih (halaman 5254). Saya tegaskan di sana bahwa semua riwayat dari Umar yang bertentangan dengan riwayat ini adalah tidak sah isnadnya. Demikian juga yang diriwayatkan dari Ali dan Ibnu Mas'ud, semuanya lemah, tidak sah, sebagaimana dapat Anda lihat penjelasannya di sana.
Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Keutamaan Lailatul Qadar Bab 1: Keutamaan Lailatul Qadar Allah berfirman, "Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam kemuliaan. Dan, tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar." (al-Qadr: 1-5)
Posted by Unknown
Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Puasa Bab 67: Puasa pada Hari Asyura
Posted by Unknown
981. Humaid bin Abdurrahman mengatakan bahwa ia mendengar Mu'awiyah bin Abu Sufyan رضي الله عنه pada hari Asyura, pada tahun haji, berkata di atas mimbar, "Wahai penduduk Madinah, manakah ulama kalian? Aku mendengar Rasulullah bersabda, 'Ini adalah hari Asyura dan tidak diwajibkan mengerjakan puasa atasmu. Tetapi, aku berpuasa. Barangsiapa yang menghendaki puasa, bolehlah berpuasa. Barangsiapa yang tidak menghendaki berpuasa, maka boleh tidak berpuasa.'"
982. Ibnu Abbas رضي الله عنه berkata, "Nabi tiba di Madinah, beliau melihat orang-orang Yahudi berpuasa pada hari Asyura. Maka, beliau bertanya, 'Apakah ini?' Mereka menjawab, 'Hari yang baik (dalam satu riwayat hari besar 4/126). Ini adalah hari yang Allah pada hari itu menyelamatkan bani Israel dari musuh mereka. (Dalam satu riwayat: Hari yang pada saat itu Allah menyelamatkan Nabi Musa dan Bani Israel atas musuh mereka). Maka, Musa berpuasa pada hari itu sebagai pernyataan syukur kepada Allah, (dan kita berpuasa pada hari itu untuk menghormatinya' 4/269). Beliau bersabda, 'Aku lebih berhak (dalam satu riwayat: 'Kita lebih lebih layak) terhadap Musa daripada kamu sekalian (kaum Yahudi).' Lalu, beliau berpuasa pada hari itu dan memerintahkan berpuasa pada hari itu." (Dalam riwayat lain: "Kalian lebih berhak terhadap Musa daripada mereka (kaum Yahudi), maka berpuasalah kalian." 5/212)
983. Abu Musa رضي الله عنه berkata, "Hari Asyura itu dianggap oleh kaum Yahudi sebagai hari raya." (Dalam satu riwayat: Abu Musa berkata, "Nabi memasuki Madinah, tahu-tahu orang-orang Yahudi mengagungkan hari Asyura dan berpuasa padanya. Lalu, Nabi bersabda, 'Kita lebih berhak untuk berpuasa pada hari itu. 4/269). Maka, berpuasalah kamu semua pada hari Asyura itu.'"
Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Puasa Bab 65: Puasa Pada Hari Nahar (Hari Raya Kurban)
Posted by Unknown
Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Puasa Bab 66: Puasa pada Hari-Hari Tasyriq
Posted by Unknown
978 & 979. Aisyah dan Ibnu Umar رضي الله عنهم berkata, "Hari-hari Tasyriq itu tidak diperbolehkan orang berpuasa padanya selain bagi orang-orang yang tidak mempunyai binatang hadyu."
Riwayat serupa juga diriwayatkan dari Aisyah.
Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Puasa Bab 63: Puasa pada Hari Arafah
Posted by Unknown
Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Puasa Bab 64: Puasa pada Hari Idul Fitri
Posted by Unknown
Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Puasa Bab 61: Puasa Pada Hari Jumat (Saja). Apabila Seseorang Memasuki Pagi Hari Jumat dengan Berpuasa, Maka Hendaklah Ia Berbuka
Posted by Unknown
972. Abu Hurairah رضي الله عنه berkata, "Saya mendengar Nabi bersabda, 'Jangan sekali-kali kamu berpuasa pada hari Jumat, melainkan bersama dengan satu hari sebelumnya atau sesudahnya.'"
Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Puasa Bab 62: Bolehkah Mengkhususkan Sesuatu Dari Hari-Hari Yang Ada
Posted by Unknown
Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Puasa Bab 59: Orang yang Berziarah di Tempat Suatu Kaum, Tetapi Tidak Berbuka di Sisi Mereka
Posted by Unknown
Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Puasa Bab 60: Mengerjakan Puasa pada Akhir Bulan
Posted by Unknown
[74] Muslim juga menambahkan: "sebagai gantinya".
Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Puasa Bab 56: Berpuasa Sehari dan Berbuka Sehari
Posted by Unknown
Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Puasa Bab 57: Puasa Nabi Dawud عليه السلام
Posted by Unknown
Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Puasa Bab 58: Berpuasa Pada Hari-hari Putih Yaitu Tanggal 13, 14, dan 15
Posted by Unknown
Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Puasa Bab 54: Berpuasa Setahun
Posted by Unknown
Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Puasa Bab 55: Hak Keluarga (Istri) dalam Puasa
Posted by Unknown
Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Puasa Bab 52: Hak Tamu Dalam Puasa
Posted by Unknown
Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Puasa Bab 53: Hak Tubuh dalam Berpuasa
Posted by Unknown
Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Puasa Bab 50: Puasa dalam Bulan Sya'ban
Posted by Unknown
Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Puasa Bab 51: Perihal Puasa Nabi dan Berbukanya
Posted by Unknown
968. Humaid berkata, "Saya bertanya kepada Anas tentang puasa Nabi, lalu ia berkata, 'Tidaklah beliau berpuasa di suatu bulan melainkan saya melihatnya, dan tidaklah beliau berbuka melainkan saya melihatnya. Tidaklah beliau berjaga malam melainkan saya melihatnya, dan tidaklah beliau tidur melainkan saya melihatnya. Saya tidak pernah menyentuh kain wool campur sutra atau sutra yang lebih halus daripada telapak tangan Rasulullah. Saya tidak pernah mencium minyak kasturi dan bau harum yang lebih harum daripada bau Rasulullah.'"
Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Puasa Bab 49: Orang yang Bersumpah kepada Saudaranya Supaya Tidak Meneruskan Puasa Sunnahnya dan Dia Berpendapat Tidak Wajib Mengqadhanya Jika yang Bersangkutan Menyetujuinya
Posted by Unknown
Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Puasa Bab 48: Melakukan Wishal Sampai Waktu Sahur
Posted by Unknown
Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Puasa Bab 45: Menyegerakan Berbuka
Posted by Unknown
Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Puasa Bab 46: Apabila Orang Berpuasa Sudah Berbuka dalam Bulan Ramadhan, Kemudian Matahari Kelihatan Lagi
Posted by Unknown
Ma'mar berkata, "Saya mendengar Hisyam berkata, 'Aku tidak mengetahui, apakah mereka itu mengqadha atau tidak.'"[71]
Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Puasa Bab 47: Puasa Anak-Anak
Posted by Unknown
Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Puasa Bab 43: Kapankah Orang yang Berpuasa Itu Boleh Berbuka?
Posted by Unknown
957. Abdullah bin Abi Aufa رضي الله عنه berkata, "Kami bersama Rasulullah dalam suatu perjalanan, sedangkan beliau dalam keadaan berpuasa. Ketika matahari terbenam, beliau bersabda kepada sebagian kaum (seseorang dari mereka), 'Wahai Fulan, berdirilah, campurlah sawiq (tepung gandum) dengan air untuk kita.' Orang itu berkata, 'Wahai Rasulullah, alangkah baiknya kalau sampai tiba sore hari.' (Dalam satu riwayat: Alangkah baiknya kalau engkau menunggu sampai sore hari.' Dan dalam riwayat lain: Cahaya matahari masih tampak.[69] 2/237) Beliau bersabda, 'Turunlah, campurlah sawiq dengan air untuk kita.' Orang itu menjawab, 'Sesungguhnya engkau masih mempunyai waktu siang yang cukup.' Beliau bersabda, 'Turunlah, campurlah sawiq dengan air untuk kita.' Lalu orang itu turun, kemudian membuat minuman untuk mereka (setelah diperintahkan ketiga kalinya). Lalu, Nabi minum,[70] kemudian melemparkan isyarat (Dalam satu riwayat berisyarat dengan tangan beliau ke sini. Dan dalam satu riwayat: berisyarat dengan jarinya ke arah timur), lalu beliau bersabda, 'Apabila kamu melihat malam datang dari sini, maka orang yang berpuasa sudah diperbolehkan berbuka.'"
[69] Seakan-akan dia berkata, "Cahaya matahari masih tampak, maka alangkah baiknya kalau engkau tunggu sehingga cahayanya lenyap dan malam tiba." Dengan ucapannya ini ia mengisyaratkan kepada firman Allah, 'Dan sempurnakanlah puasa hingga malam tiba.' Seolah-olah dia mengira bahwa malam itu belum datang sehingga dengan jelas matahari telah tenggelam secara langsung, sesudah kegelapan merata ke timur dan barat. Maka, Nabi memberikan pengertian kepadanya bahwa malam itu dianggap sudah tiba apabila permulaan gelap telah terjadi dari arah timur dan persis setelah matahari tenggelam.
[70] Abdur Razzaq menambahkan (4/226/7594) bahwa orang itu berkata, "Kalau seseorang mau melihat-lihatnya di atas kendaraannya, niscaya dia dapat melihatnya, yakni melihat matahari." Sanadnya sahih menurut syarat Shahih Bukhari dan Muslim.
Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Puasa Bab 44: Orang yang Berpuasa Berbuka dengan Apa yang Mudah Didapatkan, Baik Berupa Air Maupun Lainnya
Posted by Unknown
Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Puasa Bab 42: Orang yang Meninggal Dunia Sedang Ia Masih Punya Kewajiban Puasa
Posted by Unknown
[65] Riwayat ini adalah mu'allaq di sisi penyusun dari beberapa jalan. Tetapi, sebagian jalannya di-maushul-kan oleh Muslim dan lainnya sebagaimana sudah saya jelaskan di dalam Ash-Shahihah (pada nomor sebelum 2000).
[66] Riwayat ini juga mu'allaq, tetapi di-maushul-kan oleh Ahmad.
[67] Di-maushul-kan oleh Ibnu Khuzaimah, al-Hasan bin Sufyan, dan al-Baihaqi (3/265), dan di dalam sanadnya terdapat Abu Haris sedangkan dia itu lemah.
Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Puasa Bab 40: Kapankah Dilakukannya Qadha Puasa Ramadhan
Posted by Unknown
[58] Di-maushul-kan oleh Ibnu Abi Syaibah dengan lafal yang hampir sama (3/74) dengan isnad yang sahih.
[59] Di-maushul-kan oleh Sa'id bin Manshur dengan isnad yang sahih.
[60] Di-maushul-kan oleh Abdur Razzaq secara mauquf pada Abu Hurairah dengan isnad yang sahih. Inilah yang dimaksud dengan "mursal' di sini, dan ini merupakan istilah khusus. Karena, pengertian "mursal" yang sebenarnya ialah periwayatan di mana seorang tabi'i berkata, "Rasulullah bersabda " (dengan tidak menyebutkan nama sahabat), sebagaimana istilah yang sudah dimaklumi.
[61] Di-maushul-kan oleh Abdur Razzaq, Sa'id bin Manshur, dan Baihaqi dengan sanad yang sahih.
[62] Ini adalah perkataan Imam Bukhari sendiri sebagai hasil ijtihad fiqihiah.