Dari Anas رضي الله عنه, katanya: "Nabi صلی الله عليه وسلم berjalan melalui seorang wanita yang sedang menangis di atas sebuah kubur. Beliau bersabda: "Bertaqwalah kepada Allah dan bersabarlah!" Wanita itu berkata: "Ah, menjauhlah daripadaku, kerana Tuan tidak terkena mushibah sebagaimana yang mengenai diriku dan Tuan tidak mengetahui mushibah apa itu." Wanita tersebut diberitahu ュ oleh sahabat beliau صلی الله عليه وسلم - bahwa yang diajak bicara tadi adalah Nabi صلی الله عليه وسلم Ia lalu mendatangi pintu rumah Nabi صلی الله عليه وسلم tetapi di mukanya itu tidak didapatinya penjaga-penjaga pintu.
Wanita itu lalu berkata: "Saya memang tidak mengenai Tuan - maka itu maafkan pembicaraanku tadi." Kemudian beliau صلی الله عليه وسلم bersabda: "Hanyasanya bersabar - yang sangat terpuji - itu ialah di kala mendadaknya kedatangan mushibah yang pertama." (Muttafaq 'alaih)
Dalam riwayat Muslim disebutkan: "Wanita itu menangisi anak kecilnya - yang mati."
Penjelasan:
Maksud "Mendadaknya kedatangan mushibah yang pertama," bukan berarti ketika mendapatkan mushibah yang pertama kali dialami sejak hidupnya, tetapi di saat baru terkena mushibah itu ia bersabar, baik mushibah itu yang pertama kalinya atau keduanya, ketiganya dan selanjutnya.
Jadi kalau sesudah sehari atau dua hari baru ia mengatakan: "Aku sekarang sudah berhati sabar tertimpa mushibah yang kemarin itu," maka ini bukannya sabar pada pertama kali, sebab sudah terlambat.
Jadi kalau sesudah sehari atau dua hari baru ia mengatakan: "Aku sekarang sudah berhati sabar tertimpa mushibah yang kemarin itu," maka ini bukannya sabar pada pertama kali, sebab sudah terlambat.