Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Dua Hari Raya Bab 11: Keutamaan Beramal pada Hari-Hari Tasyrik[ 9 ]

Posted by Unknown on Rabu, 17 April 2013


Ibnu Abbas berkata, "'Dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari-hari yang telah ditentukan (al-Hajj: 28),' ialah sepuluh hari (yang pertama dalam bulan Dzulhijjah); dan 'beberapa hari yang berbilang'[10] (al-Baqarah: 203) ialah hari-hari tasyrik."[11]
Ibnu Umar dan Abu Hurairah biasa pergi ke pasar pada sepuluh hari pertama Dzulhijjah sambil bertakbir, dan orang-orang yang di belakangnya turut bertakbir mengikuti takbirnya.[12]

Muhammad bin Ali bertakbir di belakang kafilah.[13]

518. Ibnu Abbas mengatakan bahwa Nabi صلی الله عليه وسلم bersabda, "Tidak ada amalan pada hari-hari lain yang lebih utama daripada sepuluh hari ini?" Mereka menjawab, "Tidakkah jihad (lebih utama)?" Beliau bersabda, "Bukan pula jihad, kecuali orang yang keluar dengan mempertaruhkan jiwa dan hartanya, lalu ia tidak kembali dengan sesuatu pun."

[9] Sudah populer bahwa hari-hari tasyrik sesudah hari nahar (tangga110 Dzulhijjah) itu diperselisihkan, apakah dua hari atau tiga hari. Akan tetapi, beberapa atsar memberikan kesaksian bahwa hari Idul Adha itu termasuk hari tasyrik, dan pendapat ini dikuatkan oleh Abu Ubaid berdasarkan apa yang dikutip dan ditahqiq oleh al-Hafizh dalam al-Fath.

[10] Bunyi teks bacaannya ialah "Wayadzkurullaaha fii ayaamin ma'luumaat" atau "Wadzkurullaaha fii ayyaamin ma'duudaat". Yang dimaksudkan oleh Ibnu Abbas bukan bacaannya, tetapi penafsiran kata "ma'duudaat" dan "ma'luumaat".

[11] Di-maushul-kan oleh Abd bin Humaid dari Amr bin Dinar dari Ibnu Abbas.

[12] Al-Hafizh berkata, "Saya tidak mendapatinya secara maushul dari mereka."

[13] Muhammad bin Ali adalah Abu Ja'far al-Baqir, dan di-maushul-kan oleh ad-Daruquthni darinya dalam al-Mu'talif.