أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عِيسَى حَدَّثَنَاشَرِيكٌ عَنْ أَبِي الْيَقْظَانِعَنْ عَدِيِّ بْنِ ثَابِتٍعَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِعَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِوَسَلَّمَ قَالَ الْمُسْتَحَاضَةُ تَدَعُالصَّلَاةَ أَيَّامَ حَيْضِهَا فِي كُلِّ شَهْرٍفَإِذَا كَانَ عِنْدَ انْقِضَائِهَااغْتَسَلَتْ وَصَلَّتْ وَصَامَتْ وَتَوَضَّأَتْ عِنْدَ كُلِّ صَلَاةٍ
Telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin Isa telah menceritakan kepada kami Syarik dari Abu Al Yaqzhan dari 'Adi bin Tsabit dari ayahnya dari kakeknya dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda: "Wanita yang mengalami istihadhah, ia harus meninggalkan shalat pada hari-hari kebiasaan (masa) haidnya pada setiap bulannya, dan apabila selesai masa haidnya, ia harus mandi, shalat dan berpuasa (Ramadhan), dan hendaknya ia berwudhu untuk setiap kali hendak mengerjakan shalat."