أَخْبَرَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ عَنْهِشَامٍ الدَّسْتَوَائِيِّ عَنْ حَمَّادٍ عَنْسَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّهُ كَانَ يَقُولُفِي الْمُسْتَحَاضَةِ تَغْتَسِلُ عِنْدَ كُلِّ صَلَاةٍوَتُصَلِّي وَقَالَ حَمَّادٌ لَوْأَنَّ مُسْتَحَاضَةً جَهِلَتْ فَتَرَكَتْ الصَّلَاةَ أَشْهُرًا فَإِنَّهَا تَقْضِي تِلْكَ الصَّلَوَاتِقِيلَ لَهُ وَكَيْفَ تَقْضِيهَاقَالَ تَقْضِيهَا فِي يَوْمٍ وَاحِدٍإِنْ اسْتَطَاعَتْ قِيلَ لِعَبْدِ اللَّهِتَقُولُ بِهِ قَالَ إِيوَاللَّهِ
Telah mengabarkan kepada kami Yazid bin Harun dari Hisyam Ad Dastawa`i dari Hammad dari Sa'id bin Jubair dari Ibnu Abbas radliallahu 'anhu, ia pernah berbicara tentang masalah seorang wanita yang mengalami istihadhah: "Ia harus mandi untuk setiap kali hendak shalat, barulah ia boleh shalat". Hammad pernah berkata: "Kalau (ada) seorang waita yang mengalami istihadhah, tidak tahu (hukumnya) lalu ia meninggalkan shalat beberapa bulan, ia harus mengqadha` shalat (yang telah ia tinggalkan) tersebut". Kemudian dikatakan kepadanya: 'Bagaimana ia harus mengqadha`nya (semuanya)? ', ia menjawab: 'Ia harus mengqadha` semuanya dalam satu hari jika ia mampu', Kemudian dikatakan kepada Abdullah: 'Apakah kamu juga berpendapat demikian? ', ia menjawab: 'Ya, Demi Allah subhanallahu wa ta'ala' ".