Atha', az-Zuhri, Amr bin Dinar, dan Qatadah berpendapat demikian.[14]
Amr bin Dinar berkata, "Wangi-wangian dengan menggunakan sebagian dari keseluruhan harta."[15]
Ibrahim berkata, "Dimulai dengan kafan, lalu pembayaran utang, kemudian penunaian wasiat."[16]
Sufyan berkata, "Upah menggali kubur dan memandikan itu termasuk dalam kategori kafan."[17]
644. Ibrahim bin Sa'ad berkata, "Pada suatu hari dibawakan makanan kepada Abdur Rahman bin Auf (pada waktu itu ia berpuasa, dan hendak berbuka). Lalu, ia berkata, 'Mush'ab bin Umair terbunuh, dan ia lebih baik daripada aku. Ketika meninggal, tidak ada selembar kain pun yang dapat dipergunakan sebagai kafannya, melainkan hanya selembar kain bergaris yang dikenakan di tubuhnya. Jika ditutupkan pada kepalanya, maka kedua kakinya tampak. Jika ditutupkan pada kedua kakinya, maka kepalanya kelihatan.' Aku lihat Abdur Rahman bin Auf berkata, 'Hamzah juga terbunuh, (sedang dia) lebih baik daripada aku. Tidak ada yang dapat dijadikan kafan melainkan selembar kain bergaris yang sedang dikenakan di tubuhnya. (Kemudian dibentangkan kekayaan dunia kepada kami sedemikian rupa.' Atau dia berkata, 'Kemudian kami diberi kekayaan dunia sedemikian rupa.) Aku takut kalau-kalau telah disegerakan kepada kami kesenangan-kesenangan kami (dan dalam satu riwayat: kebaikan-kebaikan kami) di dalam kehidupan dunia sekarang ini.' Setelah itu Abdur Rahman menangis, (hingga dibiarkannya makanan itu)."
[14] Perkataan Atha' di-maushul-kan oleh ad-Darimi dan Abdur Razzaq (6222) dengan sanad sahih. Perkataan Zuhri dan Qatadah dimaushulkan oleh Abdur Razzaq (6221) dengan sanad sahih.
[15] Di-maushul-kan oleh Abdur Razzaq (6222) dari jalan lain dengan sanad sahih.
[16] Dia adalah Ibrahim bin Yazid an-Nakha'i, dan riwayat ini di-maushul-kan oleh ad-Darimi dan Abdur Razzaq (6224) dengan sanad sahih.
[17] Di-maushul-kan oleh Abdur Razzaq (6224) dan Sufyan ini adalah ats-Tsauri, dan kelengkapan nama ini aku ambil dari Fathul Bari.
[15] Di-maushul-kan oleh Abdur Razzaq (6222) dari jalan lain dengan sanad sahih.
[16] Dia adalah Ibrahim bin Yazid an-Nakha'i, dan riwayat ini di-maushul-kan oleh ad-Darimi dan Abdur Razzaq (6224) dengan sanad sahih.
[17] Di-maushul-kan oleh Abdur Razzaq (6224) dan Sufyan ini adalah ats-Tsauri, dan kelengkapan nama ini aku ambil dari Fathul Bari.