Buraidah al Aslami berpesan agar diletakkan dua batang pelepah kurma di dalam kuburnya.[63]
Ibnu Umar رضي الله عنه melihat tenda di atas kubur Abdur Rahman, lalu ia berkata, "Buanglah dia wahai anak muda, karena sesungguhnya dia akan dinaungi oleh amalnya."[64]
Kharijah bin Zaid berkata, "Kami, anak-anak muda pada zaman Utsman bin Affan memiliki rasa percaya diri yang besar. Orang yang paling hebat di antara kami ialah yang dapat melompati kubur Utsman bin Mazh'un sehingga dapat melintasinya."[65]
Utsman bin Hakim berkata, "Kharijah menggandeng tanganku, lalu mendudukkan aku di atas kubur."[66] Ia memberitahukan kepadaku dari pamannya, Zaid bin Tsabit, ia berkata, "Yang demikian itu tidak disukai bagi orang yang mengada adakan demikian."
Nafi' berkata, "Ibnu Umar pernah duduk di atas kubur."[67]
[63] Di-maushul-kan oleh Ibnu Sa'ad dengan sanad sahih darinya, sebagaimana aku sebutkan di dalam Ahkamul Janaiz (hlm. 203). Atsar ini sebagai penjelasan bahwa tidak terdapat dalil untuk menaruh pelepah di atas kubur. Silakan periksa, karena masalah ini penting.
[64] Di-maushul-kan oleh Ibnu Sa'ad pula.
[65] Di-maushul-kan oleh penyusun dalam at-Tarikhush Shaghir hlm. 23 dengan sanad hasan.
[66] Atsar ini bertentangan dengan sabda Nabi, "'Laa tajlisuu 'alal-qubuur' 'Janganlah kamu duduk di atas kubur'." Diriwayatkan oleh Muslim. Tampaknya hadits ini tidak sampai kepada Kharijah dan Ibnu Umar. Lihatlah masalah ini dengan dalil-dalilnya di dalam buku Ahkamul Janaiz (hlm. 209-210).
[67] Di-maushul-kan oleh Thahawi. Atsar ini dan yang sebelumnya bertentangan dengan hadits-hadits yang dengan jelas melarangnya. Silakan baca buku Ahkamul Janaiz halaman 208-209.
[64] Di-maushul-kan oleh Ibnu Sa'ad pula.
[65] Di-maushul-kan oleh penyusun dalam at-Tarikhush Shaghir hlm. 23 dengan sanad hasan.
[66] Atsar ini bertentangan dengan sabda Nabi, "'Laa tajlisuu 'alal-qubuur' 'Janganlah kamu duduk di atas kubur'." Diriwayatkan oleh Muslim. Tampaknya hadits ini tidak sampai kepada Kharijah dan Ibnu Umar. Lihatlah masalah ini dengan dalil-dalilnya di dalam buku Ahkamul Janaiz (hlm. 209-210).
[67] Di-maushul-kan oleh Thahawi. Atsar ini dan yang sebelumnya bertentangan dengan hadits-hadits yang dengan jelas melarangnya. Silakan baca buku Ahkamul Janaiz halaman 208-209.