Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Azan Bab 48: Orang yang Masuk Hendak Menjadi Imam Orang Banyak Lalu Imam yang Pertama (Yakni Imam Rawatibnya) Datang, Kemudian Imam Yang Pertama Itu Mundur atau Tidak Mundur, Maka Shalatnya Boleh Saja (Sah)

Posted by Unknown on Selasa, 16 April 2013


Mengenai masalah ini terdapat hadits dari Aisyah رضي الله عنها[21]
376. Sahl bin Sa'd as-Sa'idi mengatakan bahwa Rasulullah pergi ke bani Amr bin Auf (dalam satu riwayat: Telah sampai kepada Rasulullah informasi bahwa bani Amr bin Auf di Quba' terjadi sesuatu di antara mereka (dan dalam riwayat lain: bertikai hingga saling melempar batu. Lalu Rasulullah bersabda, "Marilah kita pergi mendamaikan mereka." 3/166) Lalu beliau shalat zhuhur (8/118), kemudian keluar (2/63) untuk mendamaikan mereka di hadapan sahabat-sahabat beliau. Maka, tibalah waktu shalat sedang Nabi صلی الله عليه وسلم belum datang, dan muadzin (dalam satu riwayat: Bilal, 2/59) datang kepada Abu Bakar seraya berkata, "Nabi terhalang sedang waktu shalat ashar sudah tiba, apakah Anda mau shalat mengimami orang-orang dan saya akan iqamah?" Ia menjawab, "Ya, jika kamu berkenan." Lalu Bilal membacakan iqamah untuk shalat, lantas Abu Bakar shalat (dalam satu riwayat: lalu ia bertakbir untuk mengimami orang-orang). Kemudian Rasulullah datang sambil berjalan kaki di dalam barisan. Dengan membelah barisan di kala manusia sedang shalat, beliau menembus (barisan) sampai berdiri di shaf pertama (di belakang Abu Bakar). Lalu, orang-orang bertepuk tangan, (dan dalam riwayat lain: lalu orang-orang melakukan tashfih-Sahl berkata,'Tahukah kalian, apakah tashfih itu? Yaitu tepuk tangan."), sedang Abu Bakar tidak menoleh di dalam shalatnya hingga selesai. Ketika orang-orang memperbanyak tepukan, ia menoleh dan melihat Rasulullah di dalam shaf di belakangnya. Namun, Rasulullah mengisyaratkan kepadanya agar tetap di tempat dan berisyarat dengan tangannya seperti ini. (Dan dalam suatu riwayat: menyuruhnya meneruskan shalatnya). Abu Bakar lalu mengangkat kedua tangannya dan memuji kepada Allah (dan dalam suatu riwayat: maka Abu Bakar berhenti sebentar memuji Allah) atas apa yang diperintahkan oleh Rasulullah kepadanya itu. Kemudian Abu Bakar mundur (dan dalam riwayat lain: kembali mundur ke belakang) sehingga menempati shaf pertama, dan Rasulullah maju (dan dalam satu riwayat: Maka ketika Nabi صلی الله عليه وسلم mengetahui hal itu, beliau lantas maju) terus shalat mengimami orang-orang. Ketika telah selesai, beliau bersabda, "Wahai Abu Bakar, apakah yang menghalangimu untuk tetap di tempatmu ketika aku memerintahkanmu?" Abu Bakar menjawab, "Tidak pantas bagi anak Abu Qahafah untuk shalat di muka Rasulullah." Rasulullah bersabda, "Wahai manusia! Mengapa saya lihat kalian banyak bertepuk tangan? Barangsiapa yang merasa ada sesuatu yang meragukan dalam shalatnya, maka hendaklah ia membaca tasbih (Subhanallah). Sesungguhnya apabila ia membaca tasbih, maka ia ditengok/diperhatikan (dalam satu riwayat: karena tidak ada seorang pun yang mendengarkannya melainkan ia akan menoleh 2/ 69) kepadanya. Sesungguhnya bertasbih itu untuk laki-laki, dan tepuk tangan itu untuk wanita."

[21] Di-maushul-kan oleh penyusun tadi pada hadits nomor 366.