عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ نَهَانَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ خَيْبَرَ عَنْ لُحُومِ الْحُمُرِ وَأَذِنَ لَنَا فِي لُحُومِ الْخَيْلِ
3788. Dari Jabir bin Abdullah, dia berkata: Rasulullah SAW melarang kami memakan daging keledai pada waktu perang Khaibar, namun beliau mengijinkan kami makan daging kuda. (Shahih: Muttafaq 'Alaih) akan ada penjelasan tambahan pada hadits no. 3808
عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ ذَبَحْنَا يَوْمَ خَيْبَرَ الْخَيْلَ وَالْبِغَالَ وَالْحَمِيرَ فَنَهَانَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ الْبِغَالِ وَالْحَمِيرِ وَلَمْ يَنْهَنَا عَنْ الْخَيْلِ
3789. Dari Jabir bin Abdullah, dia berkata: Pada waktu perang Khaibar, kami menyembelih kuda, bighal (binatang hasil perkawinan kuda dengan keledai), dan keledai kecil. Ternyata Rasulullah melarang kami (makan) daging bighal dan keledai kecil, namun tidak melarang kami makan daging kuda. (Shahih) Al Irwa' 8/138
Dalam riwayat Muslim tidak disebutkan kata Al Bighal.