عَنْ ابْنِ شِهَابٍ أَخْبَرَنِي السَّائِبُ بْنُ يَزِيدَ أَنَّ الْأَذَانَ كَانَ أَوَّلُهُ حِينَ يَجْلِسُ الْإِمَامُ عَلَى الْمِنْبَرِ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فِي عَهْدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا فَلَمَّا كَانَ خِلَافَةُ عُثْمَانَ وَكَثُرَ النَّاسُ أَمَرَ عُثْمَانُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ بِالْأَذَانِ الثَّالِثِ فَأُذِّنَ بِهِ عَلَى الزَّوْرَاءِ فَثَبَتَ الْأَمْرُ عَلَى ذَلِكَ
1087. Dari Ibnu Syihab, dia berkata, "Saib bin Yazid memberitahukan kepada aku, bahwasanya pada mulanya adzan Jum'at itu, yang pertama kali ialah bila imam telah duduk di atas mimbar, yakni di masa Rasulullah SAW, Abu Bakar dan Umar. Kemudian di masa Usman manusia telah bertambah banyak, maka ditambahnya panggilan yang ketiga yaitu di atas Zaura'(tempat di pasar Madinah), lalu hal tersebut menjadi tetap. "{Shahih: Bukhari)
عَنْ السَّائِبِ قَالَ لَمْ يَكُنْ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَّا مُؤَذِّنٌ وَاحِدٌ بِلَالٌ ثُمَّ ذَكَرَ مَعْنَاهُ
1089. Dari Saib, dia berkata, "Rasulullah SAW tidak mempunyai Muadzin, kecuali hanya satu orang, yaitu Bilal," ...kemudian menyebutkan maksud Hadits tersebut. (Shahih)
عَنْ ابْنِ شِهَابٍ أَنَّ السَّائِبَ بْنَ يَزِيدَ ابْنَ أُخْتِ نَمِرٍ أَخْبَرَهُ قَالَ وَلَمْ يَكُنْ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ غَيْرُ مُؤَذِّنٍ وَاحِدٍ وَسَاقَ هَذَا الْحَدِيثَ وَلَيْسَ بِتَمَامِهِ
1090. Dari Ibnu Syihab, bahwasanya Saib bin Yazid bin Ukhti Namir pernah memberitahukannya, ia berkata, "Rasulullah SAW tidak mempunyai selain satu muadzin. "... selanjutnya dia menyebutkan Hadits tersebut, namun tidak secara sempurna. {Shahih: Bukhari)