Shahih Sunan Abu Daud Kitab HUDUD 1. Hukuman Bagi Orang yang Murtad

Posted by Unknown on Jumat, 10 Mei 2013




عَنْ عِكْرِمَةَ أَنَّ عَلِيًّا عَلَيْهِ السَّلَام أَحْرَقَ نَاسًا ارْتَدُّوا عَنْ الْإِسْلَامِ فَبَلَغَ ذَلِكَ ابْنَ عَبَّاسٍ فَقَالَ لَمْ أَكُنْ لِأُحْرِقَهُمْ بِالنَّارِ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا تُعَذِّبُوا بِعَذَابِ اللَّهِ وَكُنْتُ قَاتِلَهُمْ بِقَوْلِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَإِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ بَدَّلَ دِينَهُ فَاقْتُلُوهُ فَبَلَغَ ذَلِكَ عَلِيًّا عَلَيْهِ السَّلَام فَقَالَ وَيْحَ ابْنِ عَبَّاسٍ

4351. Dari 'Ikrimah, bahwa Ali RA pernah membakar orang-orang yang murtad (keluar) dari Islam. Berita itu kemudian sampai kepada Ibnu Abbas RA, maka ia berkata, "Aku tidak akan membakar mereka (orang-orang yang murtad) dengan api, (karena) sesungguhnya Rasulullah SAW telah bersabda, 'Janganlah kalian menyiksa (manusia) dengan adzab Allah.' Aku hanya membunuh mereka (dengan alasan yang dibolehkan oleh) sabda Rasulullah SAW. Beliau pernah bersabda, 'Barangsiapa yang mengganti agamanya, maka bunuhlah ia'. " Hal itu kemudian disampaikan kepada Ali RA, maka ia berkata, "Aku tidak setuju dengan ibnu Abbas." Shahih: Al Bukhari.

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَحِلُّ دَمُ رَجُلٍ مُسْلِمٍ يَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَّا بِإِحْدَى ثَلَاثٍ الثَّيِّبُ الزَّانِي وَالنَّفْسُ بِالنَّفْسِ وَالتَّارِكُ لِدِينِهِ الْمُفَارِقُ لِلْجَمَاعَةِ

4352. Dari Abdullah, ia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Tidak halal darah (tidak halal dibunuh) seorang muslim yang telah bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan aku adalah utusan Allah (kalimat syahadat) kecuali karena tiga hal: orang yang telah menikah kemudian berzina (muhsan), orang yang membunuh orang lain, dan orang yang meninggalkan agamanya (murtad) memisahkan diri dari jama 'ah (Islam)'. "Shahih: Muttafaq 'Alaih

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَحِلُّ دَمُ امْرِئٍ مُسْلِمٍ يَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ إِلَّا بِإِحْدَى ثَلَاثٍ رَجُلٌ زَنَى بَعْدَ إِحْصَانٍ فَإِنَّهُ يُرْجَمُ وَرَجُلٌ خَرَجَ مُحَارِبًا لِلَّهِ وَرَسُولِهِ فَإِنَّهُ يُقْتَلُ أَوْ يُصْلَبُ أَوْ يُنْفَى مِنْ الْأَرْضِ أَوْ يَقْتُلُ نَفْسًا فَيُقْتَلُ بِهَا

4353. Dari Aisyah RA, ia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Tidak halal darah seorang muslim yang telah bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, kecuali karena salah satu dari tiga perkara berikut: seseorang yang berzina setelah pernah menikah (muhsan), maka ia dirajam; seseorang yang memerangi Allah dan rasul-Nya (kaum muslimin), maka ia dibunuh, disalib atau dimusnahkan dari muka bumi, atau orang yang membunuh seseorang, maka ia dibunuh karena perbuatannya tersebut."Shahih: Muslim.

قَالَ أَبُو مُوسَى أَقْبَلْتُ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَعِي رَجُلَانِ مِنْ الْأَشْعَرِيِّينَ أَحَدُهُمَا عَنْ يَمِينِي وَالْآخَرُ عَنْ يَسَارِي فَكِلَاهُمَا سَأَلَ الْعَمَلَ وَالنَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَاكِتٌ فَقَالَ مَا تَقُولُ يَا أَبَا مُوسَى أَوْ يَا عَبْدَ اللَّهِ بْنَ قَيْسٍ قُلْتُ وَالَّذِي بَعَثَكَ بِالْحَقِّ مَا أَطْلَعَانِي عَلَى مَا فِي أَنْفُسِهِمَا وَمَا شَعَرْتُ أَنَّهُمَا يَطْلُبَانِ الْعَمَلَ وَكَأَنِّي أَنْظُرُ إِلَى سِوَاكِهِ تَحْتَ شَفَتِهِ قَلَصَتْ قَالَ لَنْ نَسْتَعْمِلَ أَوْ لَا نَسْتَعْمِلُ عَلَى عَمَلِنَا مَنْ أَرَادَهُ وَلَكِنْ اذْهَبْ أَنْتَ يَا أَبَا مُوسَى أَوْ يَا عَبْدَ اللَّهِ بْنَ قَيْسٍ فَبَعَثَهُ عَلَى الْيَمَنِ ثُمَّ أَتْبَعَهُ مُعَاذَ بْنَ جَبَلٍ قَالَ فَلَمَّا قَدِمَ عَلَيْهِ مُعَاذٌ قَالَ انْزِلْ وَأَلْقَى لَهُ وِسَادَةً وَإِذَا رَجُلٌ عِنْدَهُ مُوثَقٌ قَالَ مَا هَذَا قَالَ هَذَا كَانَ يَهُودِيًّا فَأَسْلَمَ ثُمَّ رَاجَعَ دِينَهُ دِينَ السُّوءِ قَالَ لَا أَجْلِسُ حَتَّى يُقْتَلَ قَضَاءُ اللَّهِ وَرَسُولِهِ قَالَ اجْلِسْ نَعَمْ قَالَ لَا أَجْلِسُ حَتَّى يُقْتَلَ قَضَاءُ اللَّهِ وَرَسُولِهِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ فَأَمَرَ بِهِ فَقُتِلَ ثُمَّ تَذَاكَرَا قِيَامَ اللَّيْلِ فَقَالَ أَحَدُهُمَا مُعَاذُ بْنُ جَبَلٍ أَمَّا أَنَا فَأَنَامُ وَأَقُومُ أَوْ أَقُومُ وَأَنَامُ وَأَرْجُو فِي نَوْمَتِي مَا أَرْجُو فِي قَوْمَتِي

4354. Dari Abu Musa, ia berkata, "Aku pernah menghadap kepada Nabi SAW dan bersama dua lelaki dari kalangan Asy'ariyyin, seorang di antaranya berada di sisi kananku, dan seorang lagi berada di sini kiriku, mereka berdua menanyakan (kepada Rasulullah) tentang lowongan pekerjaan, dan Nabi SAW hanya terdiam (tidak merespon), kemudian beliau bersabda, 'Mengapa engkau tidak berkata-kata, wahai Abu Musa (Abdullah bin Qayis)? ' Aku menjawab, 'Demi Dzat yang telah mengutusmu dengan kebenaran, aku tidak bermaksud seperti mereka berdua, dan aku tidak melihat tanda-tanda bahwa mereka berdua bermaksud ingin mencari pekerjaan, aku seakan melihat siwak beliau yang berada di bawah bibir beliau telah menyusut.' Kemudian Rasululah bersabda, 'Kami tidak akan mempekerjakan orang yang (menghendakinya) memintanya dalam pekerjaan kami. (Tetapi) pergilah kamu, wahai Abu Musa (wahai Abdullah bin Qayis)'. " Kemudian Rasulullah mengutus Abu Musa ke Yaman yang diikuti oleh Mu'adz bin Jabal. Ketika Muadz datang, Abu Musa berkata, "Turankan sini!" Kemudian disiapkan baginya sebuah bantal sandaran, lalu terlihat ada seorang lelaki yang tengah terikat, maka Mu'adz bertanya, "Apa ini?" Abu Musa menjawab, "Ini adalah seorang Yahudi yang pernah memeluk Islam kemudian ia kembali ke agama asalnya yang buruk." Mu'adz berkata, "Aku tidak akan duduk sebelum ia dibunuh berdasarkan ketetapan Allah dan Rasul-Nya (ia mengatakan itu tiga kali)." Maka kemudian Abu Musa memerintahkan hukuman tersebut dan lelaki Yahudi itu pun dibunuh. Kemudian ketika mereka berdua (Abu Musa dan Mu'adz) melakukan zikir bersama saat shalat malam, maka salah satu di antara keduanya (Muadz bin Jabal) berkata, "Aku tidur dan bangun -atau bangun dan tidur-, dan aku berharap agar tidurku -akan memberi berkah seperti yang aku harap pahalanya- dari saat terjaga."Shahih: Muttafaq 'Alaih

عَنْ أَبِي مُوسَى قَالَ قَدِمَ عَلَيَّ مُعَاذٌ وَأَنَا بِالْيَمَنِ وَرَجُلٌ كَانَ يَهُودِيًّا فَأَسْلَمَ فَارْتَدَّ عَنْ الْإِسْلَامِ فَلَمَّا قَدِمَ مُعَاذٌ قَالَ لَا أَنْزِلُ عَنْ دَابَّتِي حَتَّى يُقْتَلَ فَقُتِلَ قَالَ أَحَدُهُمَا وَكَانَ قَدْ اسْتُتِيبَ قَبْلَ ذَلِكَ

4355. Dari Abu Musa, ia berkata, "Ketika aku di Yaman, Mu'adz pernah datang menemuiku. Saat itu ada seorang lelaki Yahudi yang memeluk islam, kemudian ia murtad (keluar) lagi dari Islam. Ketika Muadz tiba, ia lantas berkata, "Aku tidak akan turun dari hewan tungganganku sampai ia (lelaki Yahudi) itu dibunuh!" Maka lelaki itu pun dibunuh. Kemudian salah seorang dari mereka (Abu Musa dan Mu'adz) berkata, "Lelaki itu sebenarnya telah bertaubat sebelumnya." Shahih: Al Irwa (8/125)

عَنْ أَبِي بُرْدَةَ بِهَذِهِ الْقِصَّةِ قَالَ فَأُتِيَ أَبُو مُوسَى بِرَجُلٍ قَدْ ارْتَدَّ عَنْ الْإِسْلَامِ فَدَعَاهُ عِشْرِينَ لَيْلَةً أَوْ قَرِيبًا مِنْهَا فَجَاءَ مُعَاذٌ فَدَعَاهُ فَأَبَى فَضَرَبَ عُنُقَهُ

4356. Dari Abu Burdah... (menyebutkan) dengan kisah yang sama. Ia berkata, "Kemudian Abu Musa didatangkan dengan seorang lelaki yang telah murtad dari Islam, maka Abu Musa membujuknya untuk kembali kepada Islam selama dua puluh malam -atau sekitar itu-. Hingga kemudian Mu'adz datang dan meminta lelaki itu untuk kembali kepada Islam, namun lelaki tersebut tetap menolaknya, maka Mu'adz pun memenggal kepalanya. Shahih sanad-nya

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ كَانَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَعْدِ بْنِ أَبِي سَرْحٍ يَكْتُبُ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَزَلَّهُ الشَّيْطَانُ فَلَحِقَ بِالْكُفَّارِ فَأَمَرَ بِهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يُقْتَلَ يَوْمَ الْفَتْحِ فَاسْتَجَارَ لَهُ عُثْمَانُ بْنُ عَفَّانَ فَأَجَارَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

4358. Dari Ibnu Abbas RA, ia berkata, "Abdullah bin Sa'd bin Abu Sarh pernah melakukan sebuah perjanjian kepada Rasulullah SAW, namun kemudian ia ditergelincirkan oleh syetan dan ia terjebak dalam kekafiran. Maka Rasulullah memerintahkannya untuk dibunuh saat terjadinya hari penaklukkan kota Makkah (fathu makkah). Lalu Utsman bin Affan memberi jaminan keselamatan dan perlindungan (suaka) kepadanya (Abdullah bin Sa'd), dan Rasulullah mengabulkan permohonan tersebut." Hasan sanad-nya.

عَنْ سَعْدٍ قَالَ لَمَّا كَانَ يَوْمُ فَتْحِ مَكَّةَ اخْتَبَأَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَعْدِ بْنِ أَبِي سَرْحٍ عِنْدَ عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ فَجَاءَ بِهِ حَتَّى أَوْقَفَهُ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ بَايِعْ عَبْدَ اللَّهِ فَرَفَعَ رَأْسَهُ فَنَظَرَ إِلَيْهِ ثَلَاثًا كُلُّ ذَلِكَ يَأْبَى فَبَايَعَهُ بَعْدَ ثَلَاثٍ ثُمَّ أَقْبَلَ عَلَى أَصْحَابِهِ فَقَالَ أَمَا كَانَ فِيكُمْ رَجُلٌ رَشِيدٌ يَقُومُ إِلَى هَذَا حَيْثُ رَآنِي كَفَفْتُ يَدِي عَنْ بَيْعَتِهِ فَيَقْتُلُهُ فَقَالُوا مَا نَدْرِي يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا فِي نَفْسِكَ أَلَّا أَوْمَأْتَ إِلَيْنَا بِعَيْنِكَ قَالَ إِنَّهُ لَا يَنْبَغِي لِنَبِيٍّ أَنْ تَكُونَ لَهُ خَائِنَةُ الْأَعْيُنِ

4359. Dari Sa'd, ia berkata, "Ketika hari penaklukkan kota Makkah, Abdullah bin Sa'd bin Abu Sarh datang bersembunyi (meminta perlindungan) kepada Utsman bin Affan RA, dan Utsman mengabulkannya kemudian ia menghadap Nabi SAW seraya berkata, 'Wahai Rasulullah, bai'atlah ia (Abdullah).' Kemudian Rasulullah menengadahkan kepalanya dan memandang Abdullah tiga kali. Itu bertanda keengganan (penolakan) Rasulullah untuk membai'atnya. Namun kemudian beliau membai'atnya setelah tiga kali beliau menolaknya. Kemudian beliau menemui para sahabatnya dan bersabda, 'Jika kalian dihadapkan dengan seorang yang mulia seperti ini (Abdullah) yang aku lihat kemudian aku ambil bai 'atnya, apakah ia layak untuk dibunuh?'Para sahabat beliau menjawab, 'Kami tidak tahu, wahai Rasulullah. Terserah padamu saja. Bukankah kami sudah cukup berpegang dengan isyarat yang engkau berikan dengan matamu?' Rasulullah bersabda, 'Sesungguhnya tidaklah layak bagi seorang nabi untuk melakukan khianat dengan matanya'. "Shahih: Muslim. Hadits ini telah disebutkan pada hadits no. 2683.