عَنْ حُذَيْفَةَ قَالَ قَامَ فِينَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَائِمًا فَمَا تَرَكَ شَيْئًا يَكُونُ فِي مَقَامِهِ ذَلِكَ إِلَى قِيَامِ السَّاعَةِ إِلَّا حَدَّثَهُ حَفِظَهُ مَنْ حَفِظَهُ وَنَسِيَهُ مَنْ نَسِيَهُ قَدْ عَلِمَهُ أَصْحَابُهُ هَؤُلَاءِ وَإِنَّهُ لَيَكُونُ مِنْهُ الشَّيْءُ فَأَذْكُرُهُ كَمَا يَذْكُرُ الرَّجُلُ وَجْهَ الرَّجُلِ إِذَا غَابَ عَنْهُ ثُمَّ إِذَا رَآهُ عَرَفَهُ
4240. Dari Hudzaifah, ia berkata, "Rasulullah SAW pernah berdiri di tengah-tengah kami, beliau tidak meninggalkan suatu pembahasan pun pada tempatnya, hingga terjadinya hari Kiamat, melainkan beliau telah menjelaskannya. Semua itu terus diingat oleh orang-orang yang mengingatnya dan dilupakan oleh yang melupakannya, hal itu juga telah diketahui oleh para sahabat beliau. Sementara aku akan senantiasa mengingatnya begitu sedikit disinggung sesuatu tentangnya (hal-hal tersebut), seperti orang yang mengingat wajah seseorang yang telah pergi darinya, kemudian jika ia bertemu maka akan mengenalinya. (Shahih: Muttafaq 'Alaih)
عَنْ عُمَيْرِ بْنِ هَانِئٍ الْعَنْسِيِّ قَالَ سَمِعْتُ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ يَقُولُ كُنَّا قُعُودًا عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ فَذَكَرَ الْفِتَنَ فَأَكْثَرَ فِي ذِكْرِهَا حَتَّى ذَكَرَ فِتْنَةَ الْأَحْلَاسِ فَقَالَ قَائِلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا فِتْنَةُ الْأَحْلَاسِ قَالَ هِيَ هَرَبٌ وَحَرْبٌ ثُمَّ فِتْنَةُ السَّرَّاءِ دَخَنُهَا مِنْ تَحْتِ قَدَمَيْ رَجُلٍ مِنْ أَهْلِ بَيْتِي يَزْعُمُ أَنَّهُ مِنِّي وَلَيْسَ مِنِّي وَإِنَّمَا أَوْلِيَائِي الْمُتَّقُونَ ثُمَّ يَصْطَلِحُ النَّاسُ عَلَى رَجُلٍ كَوَرِكٍ عَلَى ضِلَعٍ ثُمَّ فِتْنَةُ الدُّهَيْمَاءِ لَا تَدَعُ أَحَدًا مِنْ هَذِهِ الْأُمَّةِ إِلَّا لَطَمَتْهُ لَطْمَةً فَإِذَا قِيلَ انْقَضَتْ تَمَادَتْ يُصْبِحُ الرَّجُلُ فِيهَا مُؤْمِنًا وَيُمْسِي كَافِرًا حَتَّى يَصِيرَ النَّاسُ إِلَى فُسْطَاطَيْنِ فُسْطَاطِ إِيمَانٍ لَا نِفَاقَ فِيهِ وَفُسْطَاطِ نِفَاقٍ لَا إِيمَانَ فِيهِ فَإِذَا كَانَ ذَاكُمْ فَانْتَظِرُوا الدَّجَّالَ مِنْ يَوْمِهِ أَوْ مِنْ غَدِهِ
4242. Dari 'Umair bin Hani' Al 'Ansi, ia bertutur bahwa ia mendengar Abdullah bin 'Umar berkata, "Suatu saat kami sedang duduk bersama Rasulullah SAW. Beliau berbicara tentang fitnah-fitnah dan beliau juga memperbanyak ceritanya, sampai beliau berkisah tentang fitnah Al Ahlas. Maka seseorang bertanya, 'Apakah itu fitnah Al Ahlas? Rasulullah menjawab, (Yaitu fitnah) ketika orang-orang saling bermusuhan dan terjadi pertempuran. Kemudian fitnah kesenangan yang asap fitnahnya akan disulut dari sela-sela kaki seseorang dari kalangan ahlul bait, ia mengaku keturunanku, padahal ia bukan dariku. Sesungguhnya para waliku adalah seseorang yang bertakwa. Lalu, orang-orang berdamai pada satu orang layaknya pangkal paha yang bertumpuk di tulang rusak (bersepakat dengan sesuatu yang tidak mungkin dilakukan). Kemudian fitnah buruk orang buta (dengan kekuasaan) yang membuat semua orang tidak akan luput dari pukulannya di wajah (bencana yang disebabkannya). Dan ketika fitnah itu dianggap telah usai, ternyata fitnah itu justru kian berlanjut. Hingga seorang lelaki akan beriman dipagi hari, kemudian ia menjadi kafir di sore harinya. Lalu manusia akan terbagi menjadi dua kelompok, sekelompok orang yang benar-benar beriman tanpa kemunafikan dalam keimanan mereka, dan kelompok orang yang penuh dengan kemunafikan dalam imannya. Dan jika kalian mengalami kondisi itu, maka tunggulah kedatangan Dajjal di hari itu atau keesokan harinya. " (Shahih : As-Shahihah 972)
عَنْ سُبَيْعِ بْنِ خَالِدٍ قَالَ أَتَيْتُ الْكُوفَةَ فِي زَمَنِ فُتِحَتْ تُسْتَرُ أَجْلُبُ مِنْهَا بِغَالًا فَدَخَلْتُ الْمَسْجِدَ فَإِذَا صَدْعٌ مِنْ الرِّجَالِ وَإِذَا رَجُلٌ جَالِسٌ تَعْرِفُ إِذَا رَأَيْتَهُ أَنَّهُ مِنْ رِجَالِ أَهْلِ الْحِجَازِ قَالَ قُلْتُ مَنْ هَذَا فَتَجَهَّمَنِي الْقَوْمُ وَقَالُوا أَمَا تَعْرِفُ هَذَا هَذَا حُذَيْفَةُ بْنُ الْيَمَانِ صَاحِبُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ حُذَيْفَةُ إِنَّ النَّاسَ كَانُوا يَسْأَلُونَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ الْخَيْرِ وَكُنْتُ أَسْأَلُهُ عَنْ الشَّرِّ فَأَحْدَقَهُ الْقَوْمُ بِأَبْصَارِهِمْ فَقَالَ إِنِّي أَرَى الَّذِي تُنْكِرُونَ إِنِّي قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَأَيْتَ هَذَا الْخَيْرَ الَّذِي أَعْطَانَا اللَّهُ أَيَكُونُ بَعْدَهُ شَرٌّ كَمَا كَانَ قَبْلَهُ قَالَ نَعَمْ قُلْتُ فَمَا الْعِصْمَةُ مِنْ ذَلِكَ قَالَ السَّيْفُ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ ثُمَّ مَاذَا يَكُونُ قَالَ إِنْ كَانَ لِلَّهِ خَلِيفَةٌ فِي الْأَرْضِ فَضَرَبَ ظَهْرَكَ وَأَخَذَ مَالَكَ فَأَطِعْهُ وَإِلَّا فَمُتْ وَأَنْتَ عَاضٌّ بِجِذْلِ شَجَرَةٍ قُلْتُ ثُمَّ مَاذَا قَالَ ثُمَّ يَخْرُجُ الدَّجَّالُ مَعَهُ نَهْرٌ وَنَارٌ فَمَنْ وَقَعَ فِي نَارِهِ وَجَبَ أَجْرُهُ وَحُطَّ وِزْرُهُ وَمَنْ وَقَعَ فِي نَهْرِهِ وَجَبَ وِزْرُهُ وَحُطَّ أَجْرُهُ قَالَ قُلْتُ ثُمَّ مَاذَا قَالَ ثُمَّ هِيَ قِيَامُ السَّاعَةِ
4244. Dari Subayi' bin Khalid, ia berkata, "Aku pernah datang ke kota Kufah saat penaklukkan kota Turtas (wilayah dekat Khurasan) tempat aku biasa mengambil domba. Lalu aku masuk masjid yang saat itu kulihat seorang lelaki setengah baya, dari penampilannya dapat diketahui —jika kamu memandangnya—- ia layaknya lelaki pendatang dari Hijaz. Lalu aku bertanya, 'Siapakah lelaki ini?' Orang-orang melihatku dengan wajah kurang suka, kemudian mereka menjawab, 'Sungguhkah kamu tidak mengenali lelaki ini? Dia adalah Hudzaifah bin Al Yaman, salah seorang sahabat Rasulullah SAW.' Lalu Hudzaifah berkata, 'Orang-orang biasa bertanya kepada Rasulullah tentang hal-hal kebaikan, tetapi aku justru bertanya kepada beliau tentang hal-hal buruk (yang akan terjadi).' Dengan pandangan tajam orang-orang pun memperhatikan Hudzaifah, lalu ia berkata, 'Aku tahu apa yang kalian gundahkan. Sesungguhnya aku pernah berkata kepada Rasulullah, 'Wahai Rasulullah, terangkanlah kepadaku bagaimana pendapatmu tentang Islam yang telah Allah anugerahkan kepada kami, apakah Islam akan menghadapi keburukan (Jahiliah) seperti yang dulu pernah dihadapi?' Rasulullah pun menjawab, 'Ya.'Maka aku berkata, 'Lalu bagaimana cara Islam menghadapinya?' Beliau menjawab, '(Dengan) pedang!' Maka aku berkata, 'Wahai Rasulullah, lalu apakah selain itu?' Beliau menjawab, 'Jika Allah memiliki seorang khalifah di bumi ini, kemudian ia menzhalimimu dan mengambil sesuatu yang menjadi hakmu, maka (tidak ada pilihan) selain kamu harus menaatinya. Jika tidak, maka kamu akan mati sambil menggigit batang pohon.' Lalu aku bertanya kepada beliau, 'Lalu apa lagi, wahai Rasulullah?' Beliau menjawab, 'Kemudian akan keluar Dajjal membawa sungai dan parit-parit dari api. Barangsiapa terjatuh ke dalam parit api Dajjal tersebut, maka ia akan diberi pahala dan dosa-dosanya pun akan diampuni. Dan barangsiapa terjatuh ke dalam sungai yang dibawa Dajjal, maka ia berdosa dan akan diangkat semua pahala kebaikannya'." ( Hasan: Ash-Shahihah (1791)
عَنْ خَالِدِ بْنِ خَالِدٍ الْيَشْكُرِيِّ بِهَذَا الْحَدِيثِ قَالَ قُلْتُ بَعْدَ السَّيْفِ قَالَ بَقِيَّةٌ عَلَى أَقْذَاءٍ وَهُدْنَةٌ عَلَى دَخَنٍ ثُمَّ سَاقَ الْحَدِيثَ قَالَ وَكَانَ قَتَادَةُ يَضَعُهُ عَلَى الرِّدَّةِ الَّتِي فِي زَمَنِ أَبِي بَكْرٍ عَلَى أَقْذَاءٍ يَقُولُ قَذًى وَهُدْنَةٌ يَقُولُ صُلْحٌ عَلَى دَخَنٍ عَلَى ضَغَائِنَ
4245. Dari Khalid bin Khalid Al Yasykuri menyebutkannya hadits yang sama dengan di atas. Hudzaifah berkata, "Lalu apa lagi, wahai Rasulullah? (selain pedang)" Rasulullah menjawab, "Sisa kotoran mata dan keburukan berkedok kedamaian. " Kemudian menyebutkan hadits selengkapnya. Khalid mengatakan bahwa Qatadah menganalogikan "sisa kotoran mata" sebagai pedang yang dapat dipergunakan dalam membasmi kasus riddah (pemurtadan) yang terjadi di zaman Abu Bakar RA. Dan "Keburukan berkedok kedamaian" sebagai upaya damai yang menipu. (Hasan: ibid.)
عَنْ نَصْرِ بْنِ عَاصِمٍ اللَّيْثِيِّ قَالَ أَتَيْنَا الْيَشْكُرِيَّ فِي رَهْطٍ مِنْ بَنِي لَيْثٍ فَقَالَ مَنْ الْقَوْمُ قُلْنَا بَنُو لَيْثٍ أَتَيْنَاكَ نَسْأَلُكَ عَنْ حَدِيثِ حُذَيْفَةَ فَذَكَرَ الْحَدِيثَ قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ هَلْ بَعْدَ هَذَا الْخَيْرِ شَرٌّ قَالَ فِتْنَةٌ وَشَرٌّ قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ هَلْ بَعْدَ هَذَا الشَّرِّ خَيْرٌ قَالَ يَا حُذَيْفَةُ تَعَلَّمْ كِتَابَ اللَّهِ وَاتَّبِعْ مَا فِيهِ ثَلَاثَ مِرَارٍ قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ هَلْ بَعْدَ هَذَا الشَّرِّ خَيْرٌ قَالَ هُدْنَةٌ عَلَى دَخَنٍ وَجَمَاعَةٌ عَلَى أَقْذَاءٍ فِيهَا أَوْ فِيهِمْ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ الْهُدْنَةُ عَلَى الدَّخَنِ مَا هِيَ قَالَ لَا تَرْجِعُ قُلُوبُ أَقْوَامٍ عَلَى الَّذِي كَانَتْ عَلَيْهِ قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَبَعْدَ هَذَا الْخَيْرِ شَرٌّ قَالَ فِتْنَةٌ عَمْيَاءُ صَمَّاءُ عَلَيْهَا دُعَاةٌ عَلَى أَبْوَابِ النَّارِ فَإِنْ تَمُتْ يَا حُذَيْفَةُ وَأَنْتَ عَاضٌّ عَلَى جِذْلٍ خَيْرٌ لَكَ مِنْ أَنْ تَتَّبِعَ أَحَدًا مِنْهُمْ
4246. Dari Nashr bin 'Ashim Al-Laits, ia berkata, "Kami pernah mendatangi Al Yasykuri bersama kafilah Bani Laits. Ia bertanya, 'Siapakah orang-orang itu?' Kami menjawab, 'Bani Laits. Kami mendatangimu untuk menanyakan perihal ucapan Hudzaifah'." (Dalam riwayat ini kemudian disebutkan rinci dialog ini). Hudzaifah bertanya kepada Rasulullah, "Wahai Rasulullah, apakah setelah datangnya Islam akan ada keburukan lain?" Beliau menjawab, "Fitnah dan keburukan. "Hudzaifah berkata, "Aku bertanya lagi kepada beliau, 'Wahai Rasulullah, apakah setelah datangnya Islam akan ada keburukan lain?' Beliau menjawab, Wahai Hudzaifah, pelajarilah Al Qur'an dan ikuti ajaran yang ada di dalamnya!' Beliau mengatakannya tiga kali'." Hudzaifah berkata, "Aku bertanya lagi kepada beliau, 'Wahai Rasulullah, apakah setelah datangnya Islam akan ada keburukan lain?' Beliau menjawab, ''Keburukan berkedok kedamaian dan kelompok yang terselimuti kekufuran dan anggota kelompoknya pun terselimuti olehnya."Hudzaifah berkata, "Aku berkata, 'Wahai Rasulullah, apa yang dimaksud dengan keburukan berkedok kedamaian?' Beliau menjawab, 'Ketika hati seluruh kaum sudah tidak dapat lagi kembali kepada kebaikan sedia kala.' Maka aku bertanya lagi, 'Apakah setelah Islam datang akan ada keburukan lain yang akan kembali datang?' Beliau menjawab, 'Fitnah orang buta dan tuli (akan kebenaran), dan fitnah itu memiliki pemanggil yang berada di atas pintu neraka. Jika kamu mati, wahai Hudzaifah, dalam kondisi menggigit batang pohon sekalipun, itu lebih baik daripada kamu mengikuti mereka'. " (Hasan: ibid.)
عَنْ حُذَيْفَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ فَإِنْ لَمْ تَجِدْ يَوْمَئِذٍ خَلِيفَةً فَاهْرُبْ حَتَّى تَمُوتَ فَإِنْ تَمُتْ وَأَنْتَ عَاضٌّ وَقَالَ فِي آخِرِهِ قَالَ قُلْتُ فَمَا يَكُونُ بَعْدَ ذَلِكَ قَالَ لَوْ أَنَّ رَجُلًا نَتَجَ فَرَسًا لَمْ تُنْتَجْ حَتَّى تَقُومَ السَّاعَةُ
4247. Dari Hudzaifah, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Jika (saat Hari Kiamat datang) engkau tidak mendapati seorang pemimpin (yang adil), maka kaburlah hingga kamu akan menemui ajalmu sendiri, dan jika kamu mati, maka kamu akan mati dalam kondisi tengah menggigit sesuatu."Disebutkan pada akhir percakapannya, Hudzaifah berkata, "Aku bertanya lagi, 'Lalu apa yang terjadi setelah itu (wahai Rasulullah)?' Beliau menjawab, '(Saat itu, ketika Kiamat akan tiba,) andai seseorang tengah mengawinkan kuda tunggangannya, maka tidaklah kuda itu akan mampu bereproduksi (sehingga kiamat menjelang) '. "Hasan: ibid.
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ بَايَعَ إِمَامًا فَأَعْطَاهُ صَفْقَةَ يَدِهِ وَثَمَرَةَ قَلْبِهِ فَلْيُطِعْهُ مَا اسْتَطَاعَ فَإِنْ جَاءَ آخَرُ يُنَازِعُهُ فَاضْرِبُوا رَقَبَةَ الْآخَرِ قُلْتُ أَنْتَ سَمِعْتَ هَذَا مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ سَمِعَتْهُ أُذُنَايَ وَوَعَاهُ قَلْبِي قُلْتُ هَذَا ابْنُ عَمِّكَ مُعَاوِيَةُ يَأْمُرُنَا أَنْ نَفْعَلَ وَنَفْعَلَ قَالَ أَطِعْهُ فِي طَاعَةِ اللَّهِ وَاعْصِهِ فِي مَعْصِيَةِ اللَّهِ
4248. Dari Abdullah bin Amr, bahwa Nabi SAW bersabda, "Seseorang yang telah membaiat seorang imam (pemimpin) dan telah menjabatkan tangan serta menyatakan keikhlasan hati (untuk loyal), maka hendaknya ia menaati pemimpinnya itu semampunya. Dan jika ada orang lain yang datang melawan pemimpin tersebut, maka bunuhlah orang itu. "Aku (Abdullah bin Amr) berkata, "Apakah kamu (orang yang menukil sabda nabi itu) benar-benar mendengar ucapan ini dari Rasulullah SAW?" Ia (Abdurrahman, orang yang menukil ucapan Rasulullah) menjawab, "Aku benar-benar mendengarnya dengan kedua telingaku ini dan hatiku pun terus mengingatnya!" Maka aku (Abdullah bin Amr) berkata, "Keponakanmu ini (Mu'awiyah) telah memerintahkan sesuatu kepada kita, maka kita harus melaksanakannya!" Abdurrahman berkata, "Patuhilah ia dalam ketaatan kepada Allah dan untunglah ia dalam kemaksiatan kepada-Nya." ( Shahih: Muslim)
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ وَيْلٌ لِلْعَرَبِ مِنْ شَرٍّ قَدْ اقْتَرَبَ أَفْلَحَ مَنْ كَفَّ يَدَهُ
4249. Dari Abu Hurairah RA, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Celakalah bagi orang-orang Arab dari keburukan yang kian mendekat. Beruntunglah orang yang dapat lepas darinya (keburukan itu)." Shahih: Al Misykah (5404), Muttafaq 'Alaih dari riwayat Zainab tanpa redaksi "aflaha.."
عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُوشِكُ الْمُسْلِمُونَ أَنْ يُحَاصَرُوا إِلَى الْمَدِينَةِ حَتَّى يَكُونَ أَبْعَدَ مَسَالِحِهِمْ سَلَاحِ
4250. Dari Ibnu Umar RA, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Nyaris saja kaum muslimin dipukul mundur oleh musuh ke Madinah hingga daerah Salah." Shahih: Al Misykah (5427) tahqiq kedua
عَنْ الزُّهْرِيِّ قَالَ وَسَلَاحِ قَرِيبٌ مِنْ خَيْبَرَ
4251. Dari Az-Zuhri, ia berkata, "Yang disebut dengan Salah adalah sebuah tempat dekat Khaibar." Shahih: dengan sanad terputus (maqthu')
عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ زَوَى لِي الْأَرْضَ أَوْ قَالَ إِنَّ رَبِّي زَوَى لِي الْأَرْضَ فَرَأَيْتُ مَشَارِقَهَا وَمَغَارِبَهَا وَإِنَّ مُلْكَ أُمَّتِي سَيَبْلُغُ مَا زُوِيَ لِي مِنْهَا وَأُعْطِيتُ الْكَنْزَيْنِ الْأَحْمَرَ وَالْأَبْيَضَ وَإِنِّي سَأَلْتُ رَبِّي لِأُمَّتِي أَنْ لَا يُهْلِكَهَا بِسَنَةٍ بِعَامَّةٍ وَلَا يُسَلِّطَ عَلَيْهِمْ عَدُوًّا مِنْ سِوَى أَنْفُسِهِمْ فَيَسْتَبِيحَ بَيْضَتَهُمْ وَإِنَّ رَبِّي قَالَ لِي يَا مُحَمَّدُ إِنِّي إِذَا قَضَيْتُ قَضَاءً فَإِنَّهُ لَا يُرَدُّ وَلَا أُهْلِكُهُمْ بِسَنَةٍ بِعَامَّةٍ وَلَا أُسَلِّطُ عَلَيْهِمْ عَدُوًّا مِنْ سِوَى أَنْفُسِهِمْ فَيَسْتَبِيحَ بَيْضَتَهُمْ وَلَوْ اجْتَمَعَ عَلَيْهِمْ مِنْ بَيْنِ أَقْطَارِهَا أَوْ قَالَ بِأَقْطَارِهَا حَتَّى يَكُونَ بَعْضُهُمْ يُهْلِكُ بَعْضًا وَحَتَّى يَكُونَ بَعْضُهُمْ يَسْبِي بَعْضًا وَإِنَّمَا أَخَافُ عَلَى أُمَّتِي الْأَئِمَّةَ الْمُضِلِّينَ وَإِذَا وُضِعَ السَّيْفُ فِي أُمَّتِي لَمْ يُرْفَعْ عَنْهَا إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَلَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تَلْحَقَ قَبَائِلُ مِنْ أُمَّتِي بِالْمُشْرِكِينَ وَحَتَّى تَعْبُدَ قَبَائِلُ مِنْ أُمَّتِي الْأَوْثَانَ وَإِنَّهُ سَيَكُونُ فِي أُمَّتِي كَذَّابُونَ ثَلَاثُونَ كُلُّهُمْ يَزْعُمُ أَنَّهُ نَبِيٌّ وَأَنَا خَاتَمُ النَّبِيِّينَ لَا نَبِيَّ بَعْدِي وَلَا تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي عَلَى الْحَقِّ قَالَ ابْنُ عِيسَى ظَاهِرِينَ ثُمَّ اتَّفَقَا لَا يَضُرُّهُمْ مَنْ خَالَفَهُمْ حَتَّى يَأْتِيَ أَمْرُ اللَّهِ
4252. Dari Tsauban, ia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Sesungguhnya Allah telah mendekatkan dunia ini bagiku. (Dalam riwayat lain disebutkan, 'Sesungguhnya Tuhanku telah mendekatkan bagiku dunia ini.') Hingga aku dapat melihat ujung barat dan timurnya. Sesungguhnya kekuasaan umatku akan mencapai jarak itu. Dan aku telah diberi dua buah harta simpanan, satu berwarna merah dan satu berwarna putih (emas dan permata), aku telah mengharap Tuhanku agar semua itu tidak dihancurkan demi umatku dengan masa satu tahun musim kering, dan tidak ada musuh yang dapat mengalahkan mereka kecuali lantaran kesalahan mereka (umatku) sendiri hingga hilanglah harta yang berwarna putih (permata) itu. Sesungguhnya Tuhanku telah berkata kepadaku, 'Wahai Muhammad, jika Aku telah memutuskan suatu keputusan, maka itu tidak dapat ditolak. Dan aku tidak akan membiarkan kalian hancur dalam masa satu tahun musim kering, dan tidak membiarkan para musuh mengalahkan kalian kecuali sebab diri mereka sendiri hingga hilanglah harta yang berwarna putih (permata) itu. Walau musuh berkumpul dari segala penjuru (dalam riwayat lain disebutkan, "berkumpul di segala penjuru") hingga kemudian mereka saling menghancurkan diri mereka sendiri (saling memerangi) dan saling menawan.' Yang aku khawatirkan dari umatku adalah orang-orang yang sesat (dengan bid'ah), yang jika sebuah pedang diletakkan di dalam umatku ia tidak akan digunakan hingga datangnya Hari Kiamat. Dan Hari Kiamat tidak akan pernah terjadi hingga beberapa kaum dari umatku menjadi musyrik, dan beberapa kaum dari umatku benar-benar menyembah berhala. Dan di antara umatku akan ada para penipu yang berjumlah tiga puluh orang yang semuanya mengklaim dirinya sebagai nabi. (Padahal) aku adalah penutup para nabi dan tidak ada nabi lagi setelahku. (Pada saat yang bersamaan) ada beberapa kalangan dari umatku yang berpegang dengan kebaikan. Merekalah yang akan mengalahkan kebatilan, dan mereka tidak akan mampu terkalahkan oleh siapapun hingga Allah datang dengan kuasa-Nya." Shahih: ibid.
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ تَدُورُ رَحَى الْإِسْلَامِ لِخَمْسٍ وَثَلَاثِينَ أَوْ سِتٍّ وَثَلَاثِينَ أَوْ سَبْعٍ وَثَلَاثِينَ فَإِنْ يَهْلَكُوا فَسَبِيلُ مَنْ هَلَكَ وَإِنْ يَقُمْ لَهُمْ دِينُهُمْ يَقُمْ لَهُمْ سَبْعِينَ عَامًا قَالَ قُلْتُ أَمِمَّا بَقِيَ أَوْ مِمَّا مَضَى قَالَ مِمَّا مَضَى
4254. Dari Abdullah bin Mas'ud RA, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Raha (peperangan) islam akan berkobar pada tahun tiga puluh lima, tiga puluh enam, atau tiga puluh tujuh. Apabila mereka binasa, maka itulah jalan orang-orang yang binasa, namun apabila mereka menegakkan agamanya, maka akan bertahan hingga tahun ke tujuh puluh."Lalu aku bertanya, "Akankah kurang dari itu atau lebih?" Beliau menjawab, "Lebih dari itu." Shahih: Ash-Shahihah (976)
أَنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَقَارَبُ الزَّمَانُ وَيَنْقُصُ الْعِلْمُ وَتَظْهَرُ الْفِتَنُ وَيُلْقَى الشُّحُّ وَيَكْثُرُ الْهَرْجُ قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيَّةُ هُوَ قَالَ الْقَتْلُ الْقَتْلُ
4255. Dari Abu Hurairah RA, dia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Akhir zaman kian mendekat, (saat itu) ilmu akan kian berkurang dan fitnah pun kian mengemuka, kebakhilan kian merebak dan pembunuhan kian marak.' Lalu ada seseorang yang bertanya, 'Wahai Rasulullah, apa maksudnya?' Beliau menjawab, 'Pembunuhan dan pembunuhan'. " Shahih: Muttafaq 'Alaih