Shahih Sunan Abu Daud Kitab FITNAH 6. Larangan Keras Membunuh Orang Mukmin Karena Fitnah

Posted by Unknown on Jumat, 10 Mei 2013




عَنْ خَالِدِ بْنِ دِهْقَانَ قَالَ كُنَّا فِي غَزْوَةِ الْقُسْطَنْطِينِيَّةِ بِذُلُقْيَةَ فَأَقْبَلَ رَجُلُ مِنْ أَهْلِ فِلَسْطِينَ مِنْ أَشْرَافِهِمْ وَخِيَارِهِمْ يَعْرِفُونَ ذَلِكَ لَهُ يُقَالُ لَهُ هَانِئُ بْنُ كُلْثُومِ بْنِ شَرِيكٍ الْكِنَانِيُّ فَسَلَّمَ عَلَى عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي زَكَرِيَّا وَكَانَ يَعْرِفُ لَهُ حَقَّهُ قَالَ لَنَا خَالِدٌ فَحَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَبِي زَكَرِيَّا قَالَ سَمِعْتُ أُمَّ الدَّرْدَاءِ تَقُولُ سَمِعْتُ أَبَا الدَّرْدَاءِ يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ كُلُّ ذَنْبٍ عَسَى اللَّهُ أَنْ يَغْفِرَهُ إِلَّا مَنْ مَاتَ مُشْرِكًا أَوْ مُؤْمِنٌ قَتَلَ مُؤْمِنًا مُتَعَمِّدًا

4270. Dari Khalid bin Dihqan, ia berkata, "Ketika kami tengah dalam peperangan Al Qustantiniah yang berkecamuk di daerah Zuluqyah, kemudian datanglah seorang lelaki penduduk Palestina yang merupakan salah seorang petinggi kelompoknya (orang-orang mengenalinya dengan nama Hani bin Kultsum bin Syarik Al Kinani). Hani kemudian memberi salam kepada Abdullah bin Abu Zakaria yang mengerti mengenai kedudukan Hani yang terhormat. Kemudian Abdullah bin Abu Zakaria berkata kepada kami, 'Aku telah mendengar Ummu Darda' berkata, "Aku mendengar Abu Darda berkata, "Aku telah mendengar Rasulullah SAW bersabda, 'Semua jenis dosa (jika Allah menghendakinya) maka akan diampuni, kecuali dosa orang yang mati dalam kondisi musyrik, atau juga seorang mukmin yang membunuh sesama mukmin secara sengaja '. "

عَنْ عُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ أَنَّهُ سَمِعَهُ يُحَدِّثُ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ مَنْ قَتَلَ مُؤْمِنًا فَاعْتَبَطَ بِقَتْلِهِ لَمْ يَقْبَلْ اللَّهُ مِنْهُ صَرْفًا وَلَا عَدْلًا

Dari 'Ubadah bin Shamit, dari Rasulullah SAW, beliau bersabda, "Barangsiapa yang membunuh seorang mukmin secara zhalim, Allah tidak akan menerima taubat (ibadah fardhu) ataupun fidyah (ibadah nafilah)nya."

عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يَزَالُ الْمُؤْمِنُ مُعْنِقًا صَالِحًا مَا لَمْ يُصِبْ دَمًا حَرَامًا فَإِذَا أَصَابَ دَمًا حَرَامًا بَلَّحَ

Dari Abu Darda', bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Seorang mukmin akan tetap baik dan shalih selama ia tidak membunuh secara haram. Jika ia membunuh, maka ia telah terjerumus dalam kehancuran." Shahih: Ash-Shahihah (551), Ghayah AlMaram (441)

قَالَ خَالِدُ بْنُ دِهْقَانَ سَأَلْتُ يَحْيَى بْنَ يَحْيَى الْغَسَّانِيَّ عَنْ قَوْلِهِ اعْتَبَطَ بِقَتْلِهِ قَالَ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَ فِي الْفِتْنَةِ فَيَقْتُلُ أَحَدُهُمْ فَيَرَى أَنَّهُ عَلَى هُدًى لَا يَسْتَغْفِرُ اللَّهَ يَعْنِي مِنْ ذَلِكَ قَالَ أَبُو دَاوُد فَاعْتَبَطَ يَصُبُّ دَمَهُ صَبًّا

4271. Dari Khalid bin Dahqan, ia berkata, "Aku bertanya kepada Yahya bin Yahya Al Ghassani tentang sabda Rasulullah SAW, 'Membunuh seorang mukmin secara zhalim', ia pun menjawab, 'Orang-orang mukmin yang saling bunuh karena fitnah, hingga salah seorang dari mereka membunuh dan meyakini bahwa dia dalam kebenaran hingga tidak memohon ampun kepada Allah. Yakni: dari pembunuhan tersebut. Abu Daud berkata, "kata I'tabatha berarti menumpahkan darah." Shahih: dengan sanad terputus (maqthu')

عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ قَالَ سَأَلْتُ ابْنَ عَبَّاسٍ فَقَالَ لَمَّا نَزَلَتْ الَّتِي فِي الْفُرْقَانِ { وَالَّذِينَ لَا يَدْعُونَ مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آخَرَ وَلَا يَقْتُلُونَ النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ } قَالَ مُشْرِكُو أَهْلِ مَكَّةَ قَدْ قَتَلْنَا النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ وَدَعَوْنَا مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آخَرَ وَأَتَيْنَا الْفَوَاحِشَ فَأَنْزَلَ اللَّهُ { إِلَّا مَنْ تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ عَمَلًا صَالِحًا فَأُولَئِكَ يُبَدِّلُ اللَّهُ سَيِّئَاتِهِمْ حَسَنَاتٍ } فَهَذِهِ لِأُولَئِكَ قَالَ وَأَمَّا الَّتِي فِي النِّسَاءِ { وَمَنْ يَقْتُلْ مُؤْمِنًا مُتَعَمِّدًا فَجَزَاؤُهُ جَهَنَّمُ } الْآيَةَ قَالَ الرَّجُلُ إِذَا عَرَفَ شَرَائِعَ الْإِسْلَامِ ثُمَّ قَتَلَ مُؤْمِنًا مُتَعَمِّدًا فَجَزَاؤُهُ جَهَنَّمُ لَا تَوْبَةَ لَهُ فَذَكَرْتُ هَذَا لِمُجَاهِدٍ فَقَالَ إِلَّا مَنْ نَدِمَ

4273. Dari Sa'id bin Khubair, ia berkata, "Aku pernah bertanya kepada Ibnu Abbas RA, ia pun berkata 'Ketika turun firman Allah, "Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar..." (Qs. Al Furqaan [25]: 68) maka beberapa orang dari kalangan kaum musyrik Mekah berkata, 'Kami telah membunuh jiwa seseorang (dengan cara) yang telah diharamkan Allah, lalu kami menyekutukan Allah dengan selain-Nya dan kami melakukan perbuatan yang keji.' Maka turunlah firman Allah, "Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. " (Qs. Al Furqaan [25]: 70) Ayat ini turun berkenaan dengan sikap kaum musyrikin tersebut.

Sedangkan firman Allah yang disebutkan dalam surah An-Nisaa' "Dan barangsiapa yang membunuh seorang mu'min dengan sengaja, maka balasannya ialah Jahannam... " (Qs. An-Nisaa' [4]: 93) adalah turun bagi seseorang yang telah mengetahui adanya syariat Islam kemudian ia tetap membunuh seorang mukmin secara sengaja. Hukuman baginya adalah neraka Jahanam, dan tidak ada taubat baginya.' Kemudian aku ceritakan perkataan Ibnu Abbas ini kepada Mujahid, dan ia pun berkata, 'kecuali bagi (pembunuh) yang benar-benar menyesali perbuatannya'." Shahih: Muttafaq 'Alaih

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ فِي هَذِهِ الْقِصَّةِ فِي { وَالَّذِينَ لَا يَدْعُونَ مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آخَرَ } أَهْلِ الشِّرْكِ قَالَ وَنَزَلَ { يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ }

4274.  Dari Ibnu Abbas RA disebutkan juga kisah yang sama (dengan kisah hadits di atas) tentang firman Allah, "Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah." (Qs. Al Furqaan [25]: 68) adalah firman Allah yang diturunkan berkenaan dengan orang musyrik. Lalu Ibnu Abbas berkata, "Kemudian turunlah firman Allah, 'Katakanlah, 'Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah'. " (Qs. Az-Zumar [39]: 53) Shahih: Muttafaq 'Alaih

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ { وَمَنْ يَقْتُلْ مُؤْمِنًا مُتَعَمِّدًا } قَالَ مَا نَسَخَهَا شَيْءٌ

4275. Dari Ibnu Abbas RA, ia berkata, "Firman Allah, 'Dan barangsiapa yang membunuh seorang mu'min dengan sengaja... " (Qs. An-Nisaa" [4]: 93) tidak pernah ternaskh (dihapuskan hukumnya) dengan ayat manapun." Shahih: Bukhari

عَنْ أَبِي مِجْلَزٍ فِي قَوْلِهِ { وَمَنْ يَقْتُلْ مُؤْمِنًا مُتَعَمِّدًا فَجَزَاؤُهُ جَهَنَّمُ } قَالَ هِيَ جَزَاؤُهُ فَإِنْ شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَتَجَاوَزَ عَنْهُ فَعَلَ

4276. Dari Abu Mijlaz, ia berkata tentang firman Allah, "Dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka balasannya ialah Jahannam..." (Qs. An-Nisaa" [4]: 93), "Itulah hukuman yang layak didapatkan bagi pelakunya. Dan jika Allah hendak mengampuninya, maka Allah akan melakukannya." Shahih: Hadits hasan dengan sanad terputus (maqthu')