Shahih Sunan Abu Daud Kitab HUDUD 2. Hukuman Bagi Orang yang Menghina Nabi SAW

Posted by Unknown on Jumat, 10 Mei 2013




عَنْ عِكْرِمَةَ قَالَ حَدَّثَنَا ابْنُ عَبَّاسٍ أَنَّ أَعْمَى كَانَتْ لَهُ أُمُّ وَلَدٍ تَشْتُمُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَتَقَعُ فِيهِ فَيَنْهَاهَا فَلَا تَنْتَهِي وَيَزْجُرُهَا فَلَا تَنْزَجِرُ قَالَ فَلَمَّا كَانَتْ ذَاتَ لَيْلَةٍ جَعَلَتْ تَقَعُ فِي النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَتَشْتُمُهُ فَأَخَذَ الْمِغْوَلَ فَوَضَعَهُ فِي بَطْنِهَا وَاتَّكَأَ عَلَيْهَا فَقَتَلَهَا فَوَقَعَ بَيْنَ رِجْلَيْهَا طِفْلٌ فَلَطَّخَتْ مَا هُنَاكَ بِالدَّمِ فَلَمَّا أَصْبَحَ ذُكِرَ ذَلِكَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَجَمَعَ النَّاسَ فَقَالَ أَنْشُدُ اللَّهَ رَجُلًا فَعَلَ مَا فَعَلَ لِي عَلَيْهِ حَقٌّ إِلَّا قَامَ فَقَامَ الْأَعْمَى يَتَخَطَّى النَّاسَ وَهُوَ يَتَزَلْزَلُ حَتَّى قَعَدَ بَيْنَ يَدَيْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَنَا صَاحِبُهَا كَانَتْ تَشْتُمُكَ وَتَقَعُ فِيكَ فَأَنْهَاهَا فَلَا تَنْتَهِي وَأَزْجُرُهَا فَلَا تَنْزَجِرُ وَلِي مِنْهَا ابْنَانِ مِثْلُ اللُّؤْلُؤَتَيْنِ وَكَانَتْ بِي رَفِيقَةً فَلَمَّا كَانَ الْبَارِحَةَ جَعَلَتْ تَشْتُمُكَ وَتَقَعُ فِيكَ فَأَخَذْتُ الْمِغْوَلَ فَوَضَعْتُهُ فِي بَطْنِهَا وَاتَّكَأْتُ عَلَيْهَا حَتَّى قَتَلْتُهَا فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَلَا اشْهَدُوا أَنَّ دَمَهَا هَدَرٌ

4361. Dari 'Ikrimah, ia berkata: Ibnu Abbas telah mengatakan kepada kami bahwa ada seorang tuna netra (buta) yang memiliki seorang wanita non muslim yang menghina Nabi SAW, dan wanita itu benar-benar melakukannya. Lelaki buta itu mencegahnya namun tidak digubris, ia juga telah berupaya melarangnya namun wanita itu tidak juga peduli dengan larangan lelaki itu. Suatu malam, wanita itu benar-benar telah melakukan penghinaan kepada Nabi SAW, ia mencerca beliau, maka lelaki buta itu mengambil sebuah besi tipis yang tajam (pisau) dan meletakkanya di atas perut wanita itu dan ia pun menikamnya hingga wanita itu tewas. Ternyata wanita itu tengah mengandung seorang bayi, maka darah pun berceceran banyak. Pagi harinya, kasus ini diadukan kepada Rasulullah SAW, maka kemudian beliau memerintahkan agar orang-orang dikumpulkan, dan beliau pun bersabda, "Aku memohon kepada Allah dan aku bersumpah dengan nama-Nya atas apa yang telah dilakukan oleh seorang lelaki (yang telah melakukan sebuah tindakan) membelaku, (bahwa yang ia lakukan itu) adalah benar, dan ia benar-benar telah melakukannya." Kemudian lelaki buta itu berdiri dan berjalan gontai di antara orang-orang hingga ia didudukkan di sisi Nabi SAW. Lalu ia berkata, "Wahai Rasulullah, aku adalah sahabat wanita (suami) itu, ia telah berupaya untuk menghina dan mencercamu lalu aku melarangnya dan ia tidak menggubris, aku juga telah mencegahnya namun tidak juga ia gubris. Darinya aku dikaruniai dua orang anak (yang berparas bagus) layaknya bintang yang tengah bersinar. Wanita itu bagiku adalah sahabat setia, namun tadi malam ketika ia mulai menghina dirimu, aku pun lantas mengambil sebilah besi tipis yang tajam (pisau) dan aku letakkan di atas perutnya kemudian aku tikam ia hingga mati!" Maka Rasulullah bersabda, "Saksikanlah (wahai para khalayak) bahwa darah wanita itu memang telah halal (tidak lagi terlindungi)." Shahih.

عَنْ أَبِي بَرْزَةَ قَالَ كُنْتُ عِنْدَ أَبِي بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ فَتَغَيَّظَ عَلَى رَجُلٍ فَاشْتَدَّ عَلَيْهِ فَقُلْتُ تَأْذَنُ لِي يَا خَلِيفَةَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَضْرِبُ عُنُقَهُ قَالَ فَأَذْهَبَتْ كَلِمَتِي غَضَبَهُ فَقَامَ فَدَخَلَ فَأَرْسَلَ إِلَيَّ فَقَالَ مَا الَّذِي قُلْتَ آنِفًا قُلْتُ ائْذَنْ لِي أَضْرِبُ عُنُقَهُ قَالَ أَكُنْتَ فَاعِلًا لَوْ أَمَرْتُكَ قُلْتُ نَعَمْ قَالَ لَا وَاللَّهِ مَا كَانَتْ لِبَشَرٍ بَعْدَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَحْمَدُ بْنُ حَنْبَلٍ أَيْ لَمْ يَكُنْ لِأَبِي بَكْرٍ أَنْ يَقْتُلَ رَجُلًا إِلَّا بِإِحْدَى الثَّلَاثِ الَّتِي قَالَهَا رَسُولُ اللَّه صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُفْرٌ بَعْدَ إِيمَانٍ أَوْ زِنًا بَعْدَ إِحْصَانٍ أَوْ قَتْلُ نَفْسٍ بِغَيْرَ نَفْسٍ وَكَانَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يَقْتُلَ

4363. Dari Abu Barzah, ia berkata, "Ketika aku sedang berada bersama Abu Bakar RA yang tengah marah kepada seorang lelaki, dan kian lama kemarahannya pun kian meningkat. Maka aku katakan kepada Abu Bakar, 'Izinkan aku untuk memenggal lehernya, wahai khalifah Rasulullah SAW.' Saat itu, kata-kataku telah habis sebab kemarahanku. Kemudian Abu Bakar berdiri dan masuk ke rumahnya. Namun kemudian dia mengirim seorang utusan dan berkata, 'Apa yang telah kamu katakan tadi?' Aku menjawab, 'Izinkan aku untuk memenggal lehernya.' Abu Bakar bertanya, 'Apakah kamu benar-benar akan melakukannya jika aku memerintahmu (untuk membunuhnya)?' Aku menjawab, 'Ya.' Abu Bakar menanggapi, 'Tidak, demi Allah! Tidak boleh seorang pun (yang melebihi petuah) Muhammad SAW!" Ahmad bin Hambal mengatakan, "Maksudnya, Abu Bakar tidak membenarkan dilakukannya pembunuhan terhadap seseorang kecuali karena salah satu dari tiga sebab sebagaimana yang telah digariskan Rasulullah SAW, 'Orang yang murtad (kafir setelah sebelumnya beriman), orang yang berzina setelah menikah (muhshan), atau orang yang membunuh." Itulah alasan yang dijadikan Nabi SAW untuk melakukan hukuman bunuh. Shahih.