مُحَمَّدُ بْنُ حَمْزَةَ الْأَسْلَمِيُّ عَنْ أَبِيهِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَّرَهُ عَلَى سَرِيَّةٍ قَالَ فَخَرَجْتُ فِيهَا وَقَالَ إِنْ وَجَدْتُمْ فُلَانًا فَأَحْرِقُوهُ بِالنَّارِ فَوَلَّيْتُ فَنَادَانِي فَرَجَعْتُ إِلَيْهِ فَقَالَ إِنْ وَجَدْتُمْ فُلَانًا فَاقْتُلُوهُ وَلَا تُحْرِقُوهُ فَإِنَّهُ لَا يُعَذِّبُ بِالنَّارِ إِلَّا رَبُّ النَّارِ
2673. Dari Hamzah Al Aslami: Rasulullah SAW menjadikan dia seorang pemimpin pasukan. Dia berkata, "Aku berangkat dengan pasukan tersebut." Nabi lalu berkata, "Jika kamu menemukan Fulan, bakarlah dia dengan api." Aku kemudian pergi, namun kemudian Rasulullah berputar untuk memanggilku lagi, maka aku pun kembali kepada Rasulullah. Beliau lalu berkata, "Jika kalian menemukan Fulan maka bunuhlah dia, jangan dibakar, karena tidak disiksa seseorang dengan api kecuali oleh Tuhan sang (pencipta) api itu sendiri." (Shahih)
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ بَعَثَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي بَعْثٍ فَقَالَ إِنْ وَجَدْتُمْ فُلَانًا وَفُلَانًا فَذَكَرَ مَعْنَاهُ
2674. Dari Abu Hurairah, dia berkata: Rasulullah mengutus kami dalam sebuah misi, beliau berkata, "Jika kalian menemukan Fulan dan Fulan..." Dia (Abu Hurairah) lalu menuturkan makna hadits. {Shahih: Bukhari)
عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ أَبِيهِ قَالَ كُنَّا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي سَفَرٍ فَانْطَلَقَ لِحَاجَتِهِ فَرَأَيْنَا حُمَرَةً مَعَهَا فَرْخَانِ فَأَخَذْنَا فَرْخَيْهَا فَجَاءَتْ الْحُمَرَةُ فَجَعَلَتْ تَفْرِشُ فَجَاءَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ مَنْ فَجَعَ هَذِهِ بِوَلَدِهَا رُدُّوا وَلَدَهَا إِلَيْهَا وَرَأَى قَرْيَةَ نَمْلٍ قَدْ حَرَّقْنَاهَا فَقَالَ مَنْ حَرَّقَ هَذِهِ قُلْنَا نَحْنُ قَالَ إِنَّهُ لَا يَنْبَغِي أَنْ يُعَذِّبَ بِالنَّارِ إِلَّا رَبُّ النَّارِ
2675. Dari Abdullah, dia berkata: Kami bersama Rasulullah dalam sebuah perjalanan, berangkat untuk suatu keperluan, kemudian kami melihat seekor ayam bersama dua ekor anaknya, lalu kami mengambil kedua anaknya itu. Kemudian datanglah ayam betina itu (induknya) sambil mengepak-ngepakkan sayapnya. Lalu datanglah Nabi dan berkata, "Siapa yang menyakiti ayam ini dengan anaknya? Kembalikan anak-anaknya kepadanya. " Kemudian kami melihat sekelomok semut yang sangat banyak, maka kami membakarnya. Rasulullah SAW pun bertanya, "Siapa yang membakar ini?" Kami menjawab, "Kami." Beliau kemudian bersabda, "Sesungguhnya tidak boleh menyiksa dengan api kecuali Tuhan (pencipta) api." {Shahih)