Shahih Sunan Abu Daud Kitab JIHAD 96. Taat

Posted by Unknown on Minggu, 12 Mei 2013




ابْنُ جُرَيْجٍ { يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ } فِي عَبْدِ اللَّهِ بْنِ قَيْسِ بْنِ عَدِيٍّ بَعَثَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي سَرِيَّةٍ

2624. Dari Ibnu Abbas, ia berkata tentang firman Allah, "Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan Rasul (-Nya), dan ulil amri diantara kamu." (Qs. An-Nisaa' [4]: 59): Ayat tersebut diturunkan kepada Abdullah bin Qais bin Adi, yang pernah di utus Rasulullah SAW dalam suatu pasukan." (Shahih: Muttafaq 'Alaih)

عَنْ عَلِيٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعَثَ جَيْشًا وَأَمَّرَ عَلَيْهِمْ رَجُلًا وَأَمَرَهُمْ أَنْ يَسْمَعُوا لَهُ وَيُطِيعُوا فَأَجَّجَ نَارًا وَأَمَرَهُمْ أَنْ يَقْتَحِمُوا فِيهَا فَأَبَى قَوْمٌ أَنْ يَدْخُلُوهَا وَقَالُوا إِنَّمَا فَرَرْنَا مِنْ النَّارِ وَأَرَادَ قَوْمٌ أَنْ يَدْخُلُوهَا فَبَلَغَ ذَلِكَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ لَوْ دَخَلُوهَا أَوْ دَخَلُوا فِيهَا لَمْ يَزَالُوا فِيهَا وَقَالَ لَا طَاعَةَ فِي مَعْصِيَةِ اللَّهِ إِنَّمَا الطَّاعَةُ فِي الْمَعْرُوفِ

2625. Dari Ali, ia berkata: Rasulullah SAW mengirim pasukan perang yang dipimpin oleh seorang laki-laki. Rasulullah memerintahkan mereka agar mendengarkan dan menaatinya. Laki-laki itu lalu menyalakan api dan memerintahkan para tentaranya untuk menerobos api tersebut. Sebagian menolak dan berkata, "Kita lari saja dari api itu." Sedangkan sebagaian lagi hendak menerjang api itu. Peristiwa tersebut dilaporkan kepada Nabi SAW, kemudian beliau bersabda, "Kalau mereka masuk ke dalam api itu maka mereka akan senantiasa berada dalam api tersebut. Tidak ada ketaatan dalam melakukan maksiat kepada Allah, tetapi hanya ketaatan dalam kebaikan." (Shahih: Muttafaq 'Alaih)

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ السَّمْعُ وَالطَّاعَةُ عَلَى الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ فِيمَا أَحَبَّ وَكَرِهَ مَا لَمْ يُؤْمَرْ بِمَعْصِيَةٍ فَإِذَا أُمِرَ بِمَعْصِيَةٍ فَلَا سَمْعَ وَلَا طَاعَةَ

2626. Dari Abdullah, dari Rasulullah SAW, beliau bersabda, "Mendengarkan dan menaati (perintah) adalah sebuah kewajiban seorang muslim dalam masalah yang ia suka dan ia benci, selama ia tidak diperintahkan untuk melakukan kemaksiatan. Apabila dia diperintahkan untuk melakukan maksiat, maka tidak ada kewajiban untuk mendengarkan atau menaati. " (Shahih: Muttafaq 'Alaih)

عَنْ عُقْبَةَ بْنِ مَالِكٍ مِنْ رَهْطِهِ قَالَ بَعَثَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَرِيَّةً فَسَلَحْتُ رَجُلًا مِنْهُمْ سَيْفًا فَلَمَّا رَجَعَ قَالَ لَوْ رَأَيْتَ مَا لَامَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَعَجَزْتُمْ إِذْ بَعَثْتُ رَجُلًا مِنْكُمْ فَلَمْ يَمْضِ لِأَمْرِي أَنْ تَجْعَلُوا مَكَانَهُ مَنْ يَمْضِي لِأَمْرِي

2627. Dari Uqbah bin Malik, dia berkata: Rasulullah SAW pernah mengutus sebuah pasukan, aku pun memberikan sebuah pedang pada salah seorang dari mereka. Ketika dia kembali, dia pun berkata, "Seandainya kamu melihat, maka Rasulullah tidak akan mencela kami! Beliau bersabda, 'Apakah kalian merasa lemah jika aku mengutus salah seorang dari kalian, lalu ia tidak menjalankan perintahku, kemudian kalian menggantikan kedudukannya agar menjalankan perintahku?''. " (Hasan)