عَنْ قَيْسِ بْنِ أَبِي غَرَزَةَ قَالَ كُنَّا فِي عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نُسَمَّى السَّمَاسِرَةَ فَمَرَّ بِنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَمَّانَا بِاسْمٍ هُوَ أَحْسَنُ مِنْهُ فَقَالَ يَا مَعْشَرَ التُّجَّارِ إِنَّ الْبَيْعَ يَحْضُرُهُ اللَّغْوُ وَالْحَلْفُ فَشُوبُوهُ بِالصَّدَقَةِ
3326. Dari Qais bin Abu Gharazah, ia berkata: Pada masa Rasulullah SAW, kami dinamakan samasirah (makelar). Lalu Rasulullah SAW pernah melewati kami dan menamakan kami dengan nama yang lebih baik dari nama itu, beliau bersabda, "Wahai para pedagang! Sesungguhnya dalam jual beli itu umumnya terjadi omong kosong dan sumpah, maka campurlah dengan shadaqah." (Shahih)
عَنْ قَيْسِ بْنِ أَبِي غَرَزَةَ بِمَعْنَاهُ قَالَ يَحْضُرُهُ الْكَذِبُ وَالْحَلْفُ و قَالَ عَبْدُ اللَّهِ الزُّهْرِيُّ اللَّغْوُ وَالْكَذِبُ
3327. Dari Qais bin Gharazah ...dengan makna hadits di atas, Rasulullah SAW bersabda, "(Dalam perdagangan itu) didatangi oleh kebohongan dan sumpah." Dalam salah satu redaksi, dikatakan, "Omong kosong dan bohong. " (Shahih) lihat hadits sebelumnya.