Shahih Sunan Abu Daud Kitab SHALAT 318. Shalat Malam Pada Bulan Ramadhan

Posted by Unknown on Rabu, 08 Mei 2013




عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُرَغِّبُ فِي قِيَامِ رَمَضَانَ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَأْمُرَهُمْ بِعَزِيمَةٍ ثُمَّ يَقُولُ مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ فَتُوُفِّيَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَالْأَمْرُ عَلَى ذَلِكَ ثُمَّ كَانَ الْأَمْرُ عَلَى ذَلِكَ فِي خِلَافَةِ أَبِي بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ وَصَدْرًا مِنْ خِلَافَةِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ

1371. Dari Abu Hurairah RA dia berkata, "Rasulullah SAW biasa memberi motivasi untuk mengerjakan shalat pada malam bulan Ramadhan tanpa memerintahkan secara ketat kepada mereka. Beliau bersabda, 'Barangsiapa yang bangun pada malam bulan Ramadhan karena iman dan mengharapkan ridha Allah, maka diampunilah dosa-dosanya yang telah terdahulu.' Rasulullah SAW kemudian wafat, sedang cara ini tetap berjalan seperti itu. Demikian pula pada masa pemerintahan Abu Bakar RA, dan awal pemerintahan Umar RA. " (Shahih: Muttafaq Alaih)

Imam Bukhari memandang bahwa kalimat, "Maka Rasulullah SAW wafat... " merupakan perkataan yang berasal dari Az-Zuhri). Dalam suatu riwayat,

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ وَقَامَهُ

"Barangsiapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan dan bangun pada malamnya... "{Hasan Shahih)

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ يَبْلُغُ بِهِ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

1372. Dari Abu Hurairah RA, sampai berita kepadanya bahwa Nabi SAW bersabda, "Barangsiapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan karena iman dan mengharap ridha Allah, diampuni baginya dosa yang telah terdahulu. Dan Barangsiapa yang bangun pada malam Lailatul Qadar karena iman dan mengharap ridha Allah, akan diampuni dosanya yang terdahulu. " (Shahih: Muttafaq Alaih).

عَنْ عَائِشَةَ زَوْجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى فِي الْمَسْجِدِ فَصَلَّى بِصَلَاتِهِ نَاسٌ ثُمَّ صَلَّى مِنْ الْقَابِلَةِ فَكَثُرَ النَّاسُ ثُمَّ اجْتَمَعُوا مِنْ اللَّيْلَةِ الثَّالِثَةِ فَلَمْ يَخْرُجْ إِلَيْهِمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمَّا أَصْبَحَ قَالَ قَدْ رَأَيْتُ الَّذِي صَنَعْتُمْ فَلَمْ يَمْنَعْنِي مِنْ الْخُرُوجِ إِلَيْكُمْ إِلَّا أَنِّي خَشِيتُ أَنْ تُفْرَضَ عَلَيْكُمْ وَذَلِكَ فِي رَمَضَانَ

1373. Dari Aisyah RA, istri Nabi SAW, bahwasanya Nabi SAW pernah mengerjakan shalat di masjid, lalu orang-orang juga turut mengikuti shalat beliau. Besok malamnya beliau shalat lagi, dan orang-orang yang mengikutinya semakin bertambah banyak. Selanjutnya pada malam ketiga, orang-orang sudah berkumpul, tetapi Rasulullah SAW tidak keluar. Pada pagi harinya beliau bersabda, "Aku mengetahui apa-apa yang kalian lakukan semalam, dan tidak ada sesuatupun yang menghalangiku untuk keluar, hanya saja aku khawatir jika shalat itu (shalat malam) difardhukan atasmu nanti. " Kejadian itu terjadi pada bulan Ramadhan. {Shahih: Muttafaq Alaih)

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ النَّاسُ يُصَلُّونَ فِي الْمَسْجِدِ فِي رَمَضَانَ أَوْزَاعًا فَأَمَرَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَضَرَبْتُ لَهُ حَصِيرًا فَصَلَّى عَلَيْهِ بِهَذِهِ الْقِصَّةِ قَالَتْ فِيهِ قَالَ تَعْنِي النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّهَا النَّاسُ أَمَا وَاللَّهِ مَا بِتُّ لَيْلَتِي هَذِهِ بِحَمْدِ اللَّهِ غَافِلًا وَلَا خَفِيَ عَلَيَّ مَكَانُكُمْ

1374. Dari Aisyah RA, dia berkata, "Biasanya orang-orang mengerjakan shalat secara terpisah dalam masjid pada bulan Ramadhan. Rasulullah SAW memerintahkan kepada aku (untuk menggelar tikar), lalu aku menghamparkan tikar untuk beliau, setelah itu beliau shalat di atasnya.... " Seperti kisah ini, Aisyah RA berkata dalam Hadits itu, "Nabi SAW bersabda, 'Wahai saudara sekalian! Demi Allah, segalapuji bagi Allah, semalam aku tidak tidur karena lengah, dan tempat kalian juga tidak samar atasku.'" {Hasan Shahih)

عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ صُمْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَمَضَانَ فَلَمْ يَقُمْ بِنَا شَيْئًا مِنْ الشَّهْرِ حَتَّى بَقِيَ سَبْعٌ فَقَامَ بِنَا حَتَّى ذَهَبَ ثُلُثُ اللَّيْلِ فَلَمَّا كَانَتْ السَّادِسَةُ لَمْ يَقُمْ بِنَا فَلَمَّا كَانَتْ الْخَامِسَةُ قَامَ بِنَا حَتَّى ذَهَبَ شَطْرُ اللَّيْلِ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ لَوْ نَفَّلْتَنَا قِيَامَ هَذِهِ اللَّيْلَةِ قَالَ فَقَالَ إِنَّ الرَّجُلَ إِذَا صَلَّى مَعَ الْإِمَامِ حَتَّى يَنْصَرِفَ حُسِبَ لَهُ قِيَامُ لَيْلَةٍ قَالَ فَلَمَّا كَانَتْ الرَّابِعَةُ لَمْ يَقُمْ فَلَمَّا كَانَتْ الثَّالِثَةُ جَمَعَ أَهْلَهُ وَنِسَاءَهُ وَالنَّاسَ فَقَامَ بِنَا حَتَّى خَشِينَا أَنْ يَفُوتَنَا الْفَلَاحُ قَالَ قُلْتُ وَمَا الْفَلَاحُ قَالَ السُّحُورُ ثُمَّ لَمْ يَقُمْ بِقِيَّةَ الشَّهْرِ

1375. Dari Abu Dzar RA, dia berkata, "Kami pernah berpuasa Ramadhan bersama Rasulullah SAW, belau tidak melakukan qiyamullail bersama kami sedikitpun selama sebulan itu, sampai tinggal tujuh hari terakhir, baru beliau melakukan qiyamullail bersama kami sampai berlalu sepertiga malam. Setelah malam keenam (dari akhir bulan), beliau tidak melakukan qiyamullail bersama kami. Ketika malam kelima (dari akhir bulan) beliau melakukan qiyamullail bersama kami hingga berlalu tengah malam. " Maka aku berkata, "Wahai Rasulullah, alangkah baiknya jika engkau melakukan qiyamullail pada malam ini dengan memperbanyak shalat sunnah untuk kami. " Kata Abu Dzar, "Beliau bersabda, 'Sesungguhnya seorang laki-laki apabila mengerjakan shalat bersama imam sampai imam selesai, maka dihitung baginya seperti bangun semalam penuh.'" Katanya, "Ketika malam keempat (dari akhir bulan), beliau tidak melakukan qiyamullail (bersama kami). Setelah malam ketiga (dari akhir bulan), beliau mengumpulkan keluarganya, istri-istrinya dan orang-orang, lain melakukan qiyamullail bersama kami, sampai kami khawatir ketinggalan Al falaah.'" Kata Jabir, "Aku bertanya, Apakah Al falaah itu?'" Jawab Abu Dzar, "Waktu sahur, " kemudian beliau tidak lagi melakukan qiyamullail (bersama kami) lagi pada malam berikutnya dari sisa bulan itu. " (Shahih).

عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَكَانَ إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ أَحْيَا اللَّيْلَ وَشَدَّ الْمِئْزَرَ وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ

1376. Dari Aisyah RA, bahwasanya apabila sepuluh malam akhir telah masuk, maka Rasulullah bangun malam, mengencangkan ikat pinggang, dan membangunkan keluarganya. " {Shahih'. Muttafaq Alaih)