عَنْ يُسَيْرَةَ أَخْبَرَتْهَا أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَرَهُنَّ أَنْ يُرَاعِينَ بِالتَّكْبِيرِ وَالتَّقْدِيسِ وَالتَّهْلِيلِ وَأَنْ يَعْقِدْنَ بِالْأَنَامِلِ فَإِنَّهُنَّ مَسْئُولَاتٌ مُسْتَنْطَقَاتٌ
1501. Dari Yusairah, bahwasanya Nabi SAW pernah memerintahkan mereka supaya terus menjaga amalan takbir, taqdis (mensucikan Allah) dan tahlil (mengucapkan La Ilaaha Illallaah). Hendaklah mereka menghitung dengan memakai ujung jari, karena ujung jari-jari itu pada hari kiamat akan ditanya, dan ia akan berbicara. " (Hasan)
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعْقِدُ التَّسْبِيحَ قَالَ ابْنُ قُدَامَةَ بِيَمِينِهِ
1502. Dari Abddullah bin Amr RA, dia berkata, "Saya pernah melihat Rasulullah SAW menghitung bacaan tasbih." Ada tambahan, "... dengan tangan kanan beliau. " (Shahih)
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ خَرَجَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ عِنْدِ جُوَيْرِيَةَ وَكَانَ اسْمُهَا بُرَّةَ فَحَوَّلَ اسْمَهَا فَخَرَجَ وَهِيَ فِي مُصَلَّاهَا وَرَجَعَ وَهِيَ فِي مُصَلَّاهَا فَقَالَ لَمْ تَزَالِي فِي مُصَلَّاكِ هَذَا قَالَتْ نَعَمْ قَالَ قَدْ قُلْتُ بَعْدَكِ أَرْبَعَ كَلِمَاتٍ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ لَوْ وُزِنَتْ بِمَا قُلْتِ لَوَزَنَتْهُنَّ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ عَدَدَ خَلْقِهِ وَرِضَا نَفْسِهِ وَزِنَةَ عَرْشِهِ وَمِدَادَ كَلِمَاتِهِ
1503. Dari Ibnu Abbas RA, ia berkata, "Rasulullah SAW pernah keluar dari rumah Juwairiyah. Nama Juwairiyah adalah Burrah, lalu dirubahnya. Beliau keluar, sedang Juwairiyah masih tetap di tempat shalatnya. Lalu beliau kembali, namun dia masih tetap di tempat shalatnya. Setelah itu beliau bersabda, 'Kamu masih saja di tempat shalatmu ini?' Jawabnya, 'Ya.' Beliau bersada, Aku telah berkata kepada orang-orang selain kamu empat kalimat. Beliau mengucapkannya tiga kali. Kalau tiga kalimat itu ditimbang dengan apa yang kamu ucapkan tadi, pasti memadainya, yaitu, "Subhaanallaahi wabihamdih, 'adada khalqih, wa ridhaa nafsih, wa zinata 'arsyih, wa midaada kalimaatih (Maha Suci Allah dan dengan memuji-Nya, sebanyak bilangan makhluk-Nya, kesukaan diri-Nya, timbangan arsy-Nya, dan sebanyak kalimat-nya)""(Shahih: Muslim)
أَبُو هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ أَبُو ذَرٍّ يَا رَسُولَ اللَّهِ ذَهَبَ أَصْحَابُ الدُّثُورِ بِالْأُجُورِ يُصَلُّونَ كَمَا نُصَلِّي وَيَصُومُونَ كَمَا نَصُومُ وَلَهُمْ فُضُولُ أَمْوَالٍ يَتَصَدَّقُونَ بِهَا وَلَيْسَ لَنَا مَالٌ نَتَصَدَّقُ بِهِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا أَبَا ذَرٍّ أَلَا أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ تُدْرِكُ بِهِنَّ مَنْ سَبَقَكَ وَلَا يَلْحَقُكَ مَنْ خَلْفَكَ إِلَّا مَنْ أَخَذَ بِمِثْلِ عَمَلِكَ قَالَ بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ تُكَبِّرُ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ دُبُرَ كُلِّ صَلَاةٍ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ وَتَحْمَدُهُ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ وَتُسَبِّحُهُ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ وَتَخْتِمُهَا بِلَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ غُفِرَتْ لَهُ ذُنُوبُهُ وَلَوْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ
1504. Dari Abu Hurairah RA, dia berkata, "Abu Dzar berkata, 'Wahai Rasulullah! Orang-orang yang kaya raya telah pergi membawa banyak pahala. Mereka shalat seperti kami shalat. Berpuasa seperti kami berpuasa. Mereka mempunyai kelebihan harta yang banyak yang dapat mereka sedekahkan, sementara kami tidak punya harta untuk bersedekah." Maka Rasulullah SAW bersabda, "Wahai Abu Dzar! Maukah kamu aku ajarkan beberapa kalimat untuk menyusul orang-orang yang mendahului kamu dan tidak dapat dikejar oleh orang-orang yang di belakangmu, kecuali orang-orang yang melakukan sebagaimana yang kamu lakukan? " Jawab Abu Dzar, "Ya, wahai Rasulullah. " Beliau bersabda, "Kamu baca 'Allaahu akbar' tiga puluh tiga kali setiap selesai shalat, baca 'Alhamdulillaah' tiga puluh tiga kali, baca 'Subhaanallaah' tiga puluh tiga kali, dan kamu tutup dengan ucapan, 'Laa ilaaha illallaah wahdahuu laa syariika lah, lahul mulku walahul hamdu, wa huwa 'alaa kulli syaln qadiir (Tidak ada Tuhan selain Allah dengan sendiri-Nya. Tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan, dan bagi-Nya segala pujian. Dialah yang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Maka diampuni baginya semua dosanya, sekalipun seperti buih di lautan) " (Shahih) Kalimat "Diampuni baginya......"adalah Mudraj.