Riyadhus Shalihin -Imam An-Nawawi- Bab 33: Bersikap Lemah-lembut Kepada Anak Yatim, Anak-Anak Perempuan Dan Orang Lemah Yang Lain-lain, Kaum Fakir Miskin, Orang-orang Cacat, Berbuat Baik Kepada Mereka, Mengasihi, Merendahkan Diri Serta Bersikap Merendah Kepada Mereka

Posted by Unknown on Jumat, 19 April 2013


Nomor: 261

Dari Sa'ad bin Abu Waqqash رضي الله عنه, katanya: "Kita beserta Nabi صلی الله عليه وسلم dan kita semua ada enam orang - selain beliau صلی الله عليه وسلم

Kaum musyrikin lalu berkata: "Usirlah orang-orang enam itu, supaya mereka tidak berani - bersikap tidak sopan - kepada kita. Enam orang itu ialah saya - yang merawikan Hadis ini, Ibnu Mas'ud, seorang dari kabilah Hudzail, Bilal dan dua orang lagi yang tidak saya sebut namanya. Mereka ini dianggap tidak setaraf derajatnya oleh kaum musyrikin kalau duduk-duduk bersama mereka. Hal itu mengesan sekali dalam jiwa Rasulullah صلی الله عليه وسلم sedalam yang dikehendaki oleh Allah pengesanannya. Beliau mengusikkan itu dalam jiwanya, kemudian turunlah firman Allah - yang artinya: "Janganlah engkau mengusir orang- orang yang menyeru kepada Tuhannya di waktu pagi dan sore yang mereka itu sama menginginkan keridhaan Allah belaka." (al-An'am: 52) (Riwayat Muslim)

Nomor: 262

Dari Abu Hurairah,yaitu 'A-idz bin 'Amr, al-Muzani dan ia termasuk golongan yang menyaksikan Bai'atur Ridhwan رضي الله عنه bahwasanya Abu Sufyan mendatangi Salman, Shuhaib, Bilal dalam sekelompok sahabat. Mereka lalu berkata: "Pedang-pedang Allah belum lagi bertindak terhadap musuh Allah sebagaimana tindakan yang semestinya - yang dimaksudkan musuh Allah ialah Abu Sufyan itu, sebab di kala itu ia masih menjadi kafir.

Abu Bakar berkata: "Adakah engkau mengucapkan itu kepada sesepuh Quraisy dan penghulu mereka" - Abu Bakar berkata ini karena mengharapkan supaya Abu Sufyan masuk Islam, bukan hendak melukai hati para sahabat yang berkata di atas.

Abu Bakar lalu mendatangi Nabi صلی الله عليه وسلم kemudian memberitahukan apa yang terjadi itu. Nabi صلی الله عليه وسلم bersabda: "Hai Abu Bakar, barangkali engkau menyebabkan mereka menjadi marah - sebab ucapanmu itu. Jikalau engkau menyebabkan mereka marah, niscayalah engkau menyebabkan juga kemurkaan Tuhanmu." Kemudian Abu Bakar mendatangi orang-orang tadi lalu berkata: "Wahai saudara-saudaraku, saya telah menyebabkan engkau semua menjadi marah, bukan." Mereka menjawab: "Tidak. Semoga Allahmemberikan pengampunan padamu, hai saudaraku." (Riwayat Muslim)

Ucapannya: Ma'khadzaha artinya tidak memenuht hak ketentuannya. Ya akhi diriwayatkan dengan fathahnya hamzah dan kasrahnya kha' serta diringankannya ya' - yakni tidak disyaddahkan. Juga diriwayatkan dengan dhammahnya hamzah, fathahnya kha' dan syaddahnya ya' - lalu berbunyi: Ukhayya.

Nomor: 263

Dari Sahl bin Sa'ad رضي الله عنه, katanya: "Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda:

"Saya dan orang yang memelihara anak yatim itu dalam syurga seperti ini." Beliau mengisyaratkan dengan jari telunjuk dan jari tengahnya dan merenggangkan antara keduanya itu." (Riwayat Bukhari)

Kafilul yatim ialah orang yang menanggung segala perkara yang diperlukan oleh anak yatim - baik makan, minum, kediaman, pakaian dan pendidikannya, juga lain-lainnya pula.

Nomor: 264

Dari Abu Hurairah رضي الله عنه, katanya: "Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda:

"Pemelihara anak yatim, baik miliknya sendiri atau milik lainnya, saya - Nabi صلی الله عليه وسلم - dan ia adalah seperti kedua jari ini di dalam syurga." Yang merawikan Hadis ini yakni Malik bin Anas mengisyaratkan dengan menggunakan jari telunjuk serta jari tengahnya. (Riwayat Muslim)

Sabda Nabi صلی الله عليه وسلم Alyatim iahu au lighairihi, artinya ialah yang masih termasuk keluarganya atau yang termasuk orang lain. Yang masih keluarganya seperti anak yatim yang dipelihara oleh ibunya, neneknya, saudaranya atau lain-lainnya orang yang masih ada kekeluargaan dengannya. Wallahu a'lam.

Nomor: 265

Dari Abu Hurairah رضي الله عنه pula, katanya: "Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda:

"Bukannya orang miskin itu orang yang ditolak oleh orang lain ketika meminta sebiji atau dua biji kurma, atau ketika meminta sesuap atau dua suap makanan. Tetapi hanyasanya orang miskin yang sebenar-benarnya ialah orang yang enggan meminta-minta - sekalipun sebenarnya ia membutuhkan." (Muttafaq 'alaih)

Dalam riwayat kedua kitab Shahih Bukhari dan Muslim itu disebutkan pula demikian:

Nabi صلی الله عليه وسلم bersabda:

"Bukannya orang miskin itu orang yang berkeliling menemui orang-orang banyak, lalu ditolak ketika meminta sesuap dua suap makanan atau sebiji dua biji kurma, tetapi orang miskin yang sebenar-benarnya ialah orang yang tidak mempunyai kekayaan untuk mencukupi kebutuhannya, tidak pula diketahui kemiskinannya,sebabandaikata diketahui tentu ia akan diberi sedekah, bahkan tidak pula ia suka berdiri lalu meminta-minta sesuatu kepada orang-orang."

Nomor: 266

Dari Abu Hurairah رضي الله عنه juga dari Nabi صلی الله عليه وسلم, sabdanya: "Orang yang berusaha untuk kepentingan seseorang janda atau orang miskin itu seperti orang yang berjihad fi- sabilillah," dan saya - yang merawikan Hadrs ini - mengira bahwa beliau صلی الله عليه وسلم juga bersabda: "Dan seperti pula seorang yang melakukan shalat malam yang tidak pernah letih - yakni setiap malam melakukannya, juga seperti orang berpuasa yang tidak pernah berbuka - yakni berpuasa terus setiap harinya." (Muttafaq 'alaih)

Nomor: 267

Dari Abu Hurairah رضي الله عنه lagi dari Nabi صلی الله عليه وسلم, sabdanya: "Seburuk-buruk makanan ialah makanan walimah yang tercegah - yakni tidak diundang - orang yang ingin mendatanginya yaitu kaum fakir-miskin, sebab membutuhkannya, tetapi diundanglah orang yang tidak ingin mendatanginya - yaitu kaum kaya raya sebab sudah sering makan enak- enak. Namun demikian barangsiapa yang tidak mengabulkan undangan walimah - pengantin - itu, maka ia telah bermaksiat kepada Allah dan RasulNya." (Riwayat Muslim)

Dalam riwayat kedua kitab shahih Bukhari dan Muslim juga disebutkan demikian yaitu dari Abu Hurairah رضي الله عنه, Nabi صلی الله عليه وسلم bersabda:

"Sejelek-jelek makanan ialah makanan walimah yang diundanglah ke situ orang-orang kaya dan ditinggalkanlah orang-orang fakir-miskin."

Nomor: 268

Dari Anas رضي الله عنه dari Nabi صلی الله عليه وسلم, sabdanya:

"Barangsiapa yang menanggung segala keperluan dua gadis - dan mencukupkan makan minumnya, pakaiannya, pendidikannya, dan lain-lain - sampai keduanya meningkat usia baligh, maka ia datang pada hari kiamat, saya - Nabi Muhammad صلی الله عليه وسلم - dan ia adalah seperti kedua jari ini dan beliau mengumpulkan jari-jarinya." (Riwayat Muslim)

Jariyataini yakni dua jariah artinya dua orang anak perempuan.

Nomor: 269

Dari Aisyah رضي الله عنها, katanya: "Ada seorang wanita masuk ke tempatku dan beserta wanita itu ada dua anak gadisnya. Wanita itu meminta sesuatu, tetapi tidak menemukan sesuatu apapun di sisiku selain sebiji kurma saja, Kemudian itulah yang kuberikan padanya, lalu wanita tadi membaginya menjadi dua untuk kedua anaknya itu, ia sendiri tidak makan sedikitpun dari kurma tersebut. Selanjutnya ia berdiri lalu keluar. Nabi صلی الله عليه وسلم kebetulan masuk di tempatku pada waktu itu, lalu saya beritahukanlah hal tadi. Beliau صلی الله عليه وسلم terus bersabda:

"Barangsiapa yang diberi cobaan sesuatu dari gadis-gadis seperti ini, lalu berbuat baik kepada mereka, maka gadis-gadis itulah yang akan menjadi tabir untuknya dari siksa neraka." (Muttafaq 'alaih)

Nomor: 270

Dari Aisyah رضي الله عنها pula, katanya: "Saya didatangi oleh seorang wanita miskin yang membawa kedua anak gadisnya, lalu saya memberikan makanan kepada mereka itu berupa tiga biji buah kurma. Wanita itu memberikan setiap sebiji kurma itu kepada kedua anaknya.sebuah seorang dan sebuah lagi diangkatnya ke mulutnya - hendak dimakan sendiri. Tiba-tiba kedua anaknya itu meminta supaya diberikan saja yang sebuah itu untuk mereka makan pula lalu wanita tadi memotong buah kurma yang hendak dimakan itu menjadi dua buah dan diberikan pada kedua anaknya. Keadaan wanita itu amat mengherankan saya, maka saya beritahukan apa yang diperbuat wanita itu kepada Rasulullah صلی الله عليه وسلم, kemudian beliau bersabda:

"Sesungguhnya Allah telah mewajibkan untuk wanita itu akan masuk syurga karena kelakuannya tadi dan akan dimerdekakan pula dari siksa neraka." (Riwayat Muslim)

Nomor: 271

Dari Abu Syuraih, yaitu Khuwailid bin 'Amr al-Khuza'i رضي الله عنه, katanya: "Nabi صلی الله عليه وسلم bersabda:

"Sesungguhnya saya sangat memberatkan dosa - kesalahan -orang yang menyia- nyiakan haknya dua golongan yang lemah, yaitu anak yatim dan orang perempuan."

Ini adalah Hadis hasan yang diriwayatkan oleh an-Nasa'i dengan isnad yang baik.

Makna Uharriju ialah aku menganggap dosa dan maksudnya berdosa bagi orang yang menyia-nyiakan haknya kedua macam orang di atas yakni anak yatim dan wanita, juga aku takut-takuti dengan sesangat-sangatnya orang yang melakukan sedemikian itu, bahkan kularang benar-benar, jangan sekali-kali dipermainkan hak-hak mereka itu.

Nomor: 272

Dari Mus'ab bin Sa'ad bin Abu Waqqash radhfallahu 'anhuma, katanya: "Sa'ad merasa bahwasanya ia memiliki kelebihan keutamaan dari orang-orang yang sebawahnya, kemudian Nabi صلی الله عليه وسلم bersabda:

"Bukankah engkau semua tidak akan memperoleh pertolongan atau rezeki melainkan dengan sebab usaha dari orang-orang yang lemah dari kalanganmu semua itu."

Diriwayatkan oleh Imam Bukhari sebagai Hadis mursal, sebab sebenarnya Mus'ab bin Sa'ad itu adalah seorang Tabi'i. Hadis ini juga diriwayatkan oleh al-Hafizh Abu Bakar al- Barqani dalam kitab shahihnya sebagai Hadis muttashil dari Mus'ab dari ayahnya t

Nomor: 273

Dari Abuddarda', yaitu 'Uwaimir رضي الله عنه, katanya: "Saya mendengar Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda:

"Carilah untukmu orang-orang yang lemah, sebab hanyasanya engkau semua diberi rezeki serta pertolongan dengan sebab orang-orang yang lemah di kalangan engkau semua itu."

Diriwayatkan oleh Abu Dawud dengan isnad yang baik.

Penjelasan:

Hadis di atas menurut riwayat Imam an-Nasa'i berbunyi:

"Hanyasanya ummat ini dapat memperoleh pertolongan - Allah Ta'ala - dengan sebab kaum yang lemah dari golongan mereka - kaum Muslimin."

Mengapa demikian? Dalam penafsirannya disebutkan bahwa kaum yang dha'if, lemah dan dipandang tidak berharga oleh umumnya masyarakat itulah yang justeru banyak yang dikabulkan doanya, karena mereka ikhlas dalam berdoa lebih khusyu' dalam mengerjakan ibadat karena hati mereka sudah kosong samasekali dari pemikiran perihal keduniawiyahan, sebab memang tidak memiliki kelebihan-kelebihan.

Oleh sebab itu kita yang dari golongan berada, apalagi yang hartawan, jangan sekali- kali menganggap hina-dina kepada mereka itu, sebab kefakiran dan kelemahan dalam hal harta benda itu memang bukan suatu cela. Mereka seyogyanya kita tolong sesuai dengan kemampuan kita, agar suka membantu kita berdoa untuk memperoleh rezeki yang halal. Mereka tentu suka mendoakan orang yang kasih-sayang kepada mereka, sebab kalau ada rezeki yang kita peroleh, merekapun pasti akan merasakan bagiannya. Jadi sebagaimana orang yang tegap dan kuat merasa memiliki kelebihan dengan keberaniannya, maka kaum yang lemah itupun memiliki kelebihan di sisi Allah Ta'ala dengan doa yang mereka panjatkan yang mustajab (terkabul) kehadhirat Allah serta dengan keikhlasannya.