Riyadhus Shalihin -Imam An-Nawawi- Bab 69: Kesunnahan Memencilkan Diri Di Waktu Rusaknya Keadaan Zaman Atau Karena Takut Fitnah Dalam Agama Dan Jatuh Dalam Keharaman, Kesyubhatan-kesyubhatan Atau Lain-lain Sebagainya

Posted by Unknown on Jumat, 19 April 2013


Nomor: 594

Dari Sa'ad bin Abu Waqqash رضي الله عنه, katanya: "Saya mendengar Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda:

"Sesungguhnya Allah itu cinta kepada hamba yang bertaqwa serta kaya dan tersembunyi - yakni tidak sebagai orang masyhur dan tidak dikenal orang karena tidak mempunyai kedudukan." (Riwayat Muslim)

Yang dimaksud dengan kata alghani yakni kaya itu ialah kaya jiwanya-jadi bukan kaya hartabenda, sebagaimana dijelaskan dalam Hadis shahih di muka - lihat Hadis no. 520.

Nomor: 595

Dari Abu Said al-Khudri رضي الله عنه, katanya: "Ada seorang lelaki berkata: "Manakah orang yang paling utama itu, ya Rasulullah?" Beliau صلی الله عليه وسلم bersabda: "Yaitu seorang mu'min yang berjihad dengan badannya dan hartanya fi-sabilillah." Kemudian orang itu bertanya lagi: "Selanjutnya siapakah?" Beliau صلی الله عليه وسلم bersabda: "Kemudian seorang yang memencilkan dirinya dalam suatu jalanan di gunung - maksudnya suatu tempat di antara dua gunung yang dapat digunakan sebagai kediaman - dari beberapa tempat di gunung, untuk menyembah kepada Tuhannya."

Dalam riwayat lain disebutkan: "Karena ia bertaqwa kepada Allah dan meninggalkan para manusia dari kejelekannya diri sendiri" - jadi mengasingkan diri dari orang banyak, sehingga tidak akan sampailah kejelekannya diri sendiri itu kepada orang-orang banyak tadi. (Muttafaq 'alaih)

Nomor: 596

Dari Abu Said al-Khudri رضي الله عنه pula, katanya: "Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda:

"Hampir saja bahwasanya sebaik-baik harta seseorang Muslim itu ialah kambing yang diikutinya sampai ke puncak gunung serta tempat-tempat hujan - yaitu tempat-tempat yang banyak rumputnya. Orang itu lari ke sana dengan membawa agamanya karena takut adanya beberapa macam fitnah." (Riwayat Bukhari)

Nomor: 597

Dari Abu Hurairah رضي الله عنه dari Nabi صلی الله عليه وسلم sabdanya: "Tidak seorang yang diutus oleh Allah sebagai Nabi, melainkan ia tentu pernah menggembala kambing." Para sahabat beliau صلی الله عليه وسلم bertanya: "Dan tuan sendiri - apakah juga menggembala kambing?" Beliau صلی الله عليه وسلم menjawab: "Ya, sayapun menggembala kambing itu, yaitu di Qararith. Kambing itu kepunyaan penduduk Makkah." Qararith itu ada yang mengatakan bahwa ia adalah nama tempat penggembalaan di Makkah, tetapi ada yang mengatakan bahwa itu adalah nama bagian dari wang dinar atau dirham, yakni bahwa beliau صلی الله عليه وسلم menggembala itu dengan menerima upah qararith. (Riwayat Bukhari)

Nomor: 598

Dari Abu Hurairah رضي الله عنه pula dari Rasulullah صلی الله عليه وسلم bahwasanya ia bersabda:

"Setengah daripada sebaik-baik keadaan kehidupan para manusia ialah seseorang yang memegang kendali kudanya untuk melakukan peperangan fi-sabilillah, ia terbang di atas punggungnya. Setiapkali ia mendengar suara gemuruh atau suara dahsyat di medan peperangan itu ia segera terbang ke sana untuk mencari supaya terbunuh atau kematian yang disangkanya bahwa di tempat suara gemuruh itulah tempatnya. Atau seseorang yang memelihara kambing di puncak gunung dari beberapa puncak gunung yang ada, ataupun di suatu lembah dari beberapa lembah ini. Ia mendirikan shalat dan menunaikan zakat serta menyembah Tuhannya sehingga ia didatangi oleh keyakinan - yakni kematian. Tidak ada dari para manusia itu kecuali dalam kebaikan." (Riwayat Muslim)