Shahih Sunan Abu Daud Kitab TALAK 40. Orang yang Mengingkari Keberadaan Hadits Fatimah binti Qais

Posted by Unknown on Minggu, 12 Mei 2013




عَنْ أَبِي إِسْحَقَ قَالَ كُنْتُ فِي الْمَسْجِدِ الْجَامِعِ مَعَ الْأَسْوَدِ فَقَالَ أَتَتْ فَاطِمَةُ بِنْتُ قَيْسٍ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ مَا كُنَّا لِنَدَعَ كِتَابَ رَبِّنَا وَسُنَّةَ نَبِيِّنَا صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِقَوْلِ امْرَأَةٍ لَا نَدْرِي أَحَفِظَتْ ذَلِكَ أَمْ لَا

2291. Dari Abu Ishaq, ia berkata, "Aku pernah berada di masjid bersama Al Aswad, dia menceritakan bahwa Fatimah binti Qais pernah mendatangi Umar bin Khaththab. Ia lalu berkata, 'Saya tidak akan meninggalkan kitab Allah dan sunnah Nabi-Nya hanya karena perkataan seorang wanita. Aku tidak tahu, apakah dia (perempuan) menjaga hal itu atau tidak?" (Shahih: Mauquf)

عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ عَنْ أَبِيهِ قَالَ لَقَدْ عَابَتْ ذَلِكَ عَائِشَةُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَشَدَّ الْعَيْبِ يَعْنِي حَدِيثَ فَاطِمَةَ بِنْتِ قَيْسٍ وَقَالَتْ إِنَّ فَاطِمَةَ كَانَتْ فِي مَكَانٍ وَحْشٍ فَخِيفَ عَلَى نَاحِيَتِهَا فَلِذَلِكَ رَخَّصَ لَهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

2292. Dari Urwah, ia berkata: Aisyah telah memandang cacat hal itu (yaitu hadits Fatimah binti Qais) Aisyah mengatakan bahwa Fatimah berada dalam tempat yang buruk dan keji, dari situlah ia khawatirkan. Oleh karena itu Rasulullah memberinya keringanan. (Hasan)

Hadits ini dinilai mualaq oleh Bukhari.

عَنْ عُرْوَةَ بْنِ الزُّبَيْرِ أَنَّهُ قِيلَ لِعَائِشَةَ أَلَمْ تَرَيْ إِلَى قَوْلِ فَاطِمَةَ قَالَتْ أَمَا إِنَّهُ لَا خَيْرَ لَهَا فِي ذَلِكَ

2293. Dari Urwah bin Az-Zubair: Dia berkata kepada Aisyah, "Apakah engkau mendengar perkataan Fatimah?" Aisyah menjawab, "Dalam hal itu, tidak ada kebaikan sama sekali baginya." (Shahih: Muttafaq 'Alaih)

أَنَّ يَحْيَى بْنَ سَعِيدِ بْنِ الْعَاصِ طَلَّقَ بِنْتَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ الْحَكَمِ الْبَتَّةَ فَانْتَقَلَهَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ فَأَرْسَلَتْ عَائِشَةُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا إِلَى مَرْوَانَ بْنِ الْحَكَمِ وَهُوَ أَمِيرُ الْمَدِينَةِ فَقَالَتْ لَهُ اتَّقِ اللَّهَ وَارْدُدْ الْمَرْأَةَ إِلَى بَيْتِهَا فَقَالَ مَرْوَانُ فِي حَدِيثِ سُلَيْمَانَ إِنَّ عَبْدَ الرَّحْمَنِ غَلَبَنِي وَقَالَ مَرْوَانُ فِي حَدِيثِ الْقَاسِمِ أَوَ مَا بَلَغَكِ شَأْنُ فَاطِمَةَ بِنْتِ قَيْسٍ فَقَالَتْ عَائِشَةُ لَا يَضُرُّكَ أَنْ لَا تَذْكُرَ حَدِيثَ فَاطِمَةَ فَقَالَ مَرْوَانُ إِنْ كَانَ بِكِ الشَّرُّ فَحَسْبُكِ مَا كَانَ بَيْنَ هَذَيْنِ مِنْ الشَّرِّ

2295. Dari Yahya bin Sa'id bin Al Ash: Dia telah menthalak anak perempuan Abdurrahman bin Al Hakam dengan tiga kali thalak, maka Abdurrahman memindahkan anak perempuannya. Aisyah kemudian mengutus Marwan bin Al Hakam -Amir Madinah pada saat itu-, dan berkata kepadanya (Marwan), "Takutlah engkau kepada Allah. Kembalikan wanita tersebut ke rumahnya." Marwan lalu menjawab bahwa Abdurrahman telah mengalahkannya (Marwan tidak dapat melawan Abdurrahman). Dalam riwayat lain disebutkan: Marwan bertanya kepada Aisyah, "Apakah engkau sudah mendengar cerita Fatimah binti Qais?" Aisyah menjawab, "Tidak apa-apa bagimu bila tidak mengingat ceritanya Fatimah." Marwan menimpali perkataan Aisyah, "Bila engkau melihat ada kejelekan di situ, maka cukuplah bagi engkau mengetahui kejelekan itu." (Shahih: Bukhari dan Muslim)

Muslim meriwayatkannya dengan redaksi yang ringkas.

مَيْمُونُ بْنُ مِهْرَانَ قَالَ قَدِمْتُ الْمَدِينَةَ فَدُفِعْتُ إِلَى سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيِّبِ فَقُلْتُ فَاطِمَةُ بِنْتُ قَيْسٍ طُلِّقَتْ فَخَرَجَتْ مِنْ بَيْتِهَا فَقَالَ سَعِيدٌ تِلْكَ امْرَأَةٌ فَتَنَتْ النَّاسَ إِنَّهَا كَانَتْ لَسِنَةً فَوُضِعَتْ عَلَى يَدَيْ ابْنِ أُمِّ مَكْتُومٍ الْأَعْمَى

2296. Dari Maimun bin Mihran, ia berkata: Aku tiba di Madinah kemudian aku dihadapkan pada Sa'id bin Al Musayyab. Aku berkata, "Fatimah binti Qais telah dithalak, maka ia keluar dari rumahnya." Sa'id menjawab, Wanita tersebut memikat banyak orang dan sangat fasih. Dia telah ditempatkan di rumah Ibnu Ummi Maktum yang buta." (Shahih: Maqthu')