Shahih Sunan Abu Daud Kitab PEMBAGIAN WARIS 12. Wala

Posted by Unknown on Senin, 13 Mei 2013



عَنْ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أُمَّ الْمُؤْمِنِينَ أَرَادَتْ أَنْ تَشْتَرِيَ جَارِيَةً تَعْتِقُهَا فَقَالَ أَهْلُهَا نَبِيعُكِهَا عَلَى أَنَّ وَلَاءَهَا لَنَا فَذَكَرَتْ عَائِشَةُ ذَاكَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ لَا يَمْنَعُكِ ذَلِكَ فَإِنَّ الْوَلَاءَ لِمَنْ أَعْتَقَ

2915. Dari Ibnu Umar: Ummul Mukminin Aisyah ingin membeli seorang budak perempuan untuk dimerdekakan. Pemiliknya berkata, "Kami menjualnya kepada Anda asalkan hak wala'nya ada pada kami." Aisyah lalu mengadukan hal itu kepada Rasulullah SAW, maka beliau bersabda, "Hal itu tak menjadi apa bagimu (maksudnya syarat seperti itu membatalkan jual beli, karena hak wala' diperuntukkan bagi orang yang memerdekakannya." (Shahih: Muttafaq 'Alaih)

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْوَلَاءُ لِمَنْ أَعْطَى الثَّمَنَ وَوَلِيَ النِّعْمَةَ

2916. Dari Aisyah, dia berkata: Rasulullah SAW bersabda, "Wala' adalah hak bagi orang yang membayar harga budak dan memberikan kenikmatan baginya." {Shahih: Muttafaq 'Alaih)

عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ أَنَّ رِئَابَ بْنَ حُذَيْفَةَ تَزَوَّجَ امْرَأَةً فَوَلَدَتْ لَهُ ثَلَاثَةَ غِلْمَةٍ فَمَاتَتْ أُمُّهُمْ فَوَرَّثُوهَا رِبَاعَهَا وَوَلَاءَ مَوَالِيهَا وَكَانَ عَمْرُو بْنُ الْعَاصِ عَصَبَةَ بَنِيهَا فَأَخْرَجَهُمْ إِلَى الشَّامِ فَمَاتُوا فَقَدَّمَ عَمْرُو بْنُ الْعَاصِ وَمَاتَ مَوْلًى لَهَا وَتَرَكَ مَالًا لَهُ فَخَاصَمَهُ إِخْوَتُهَا إِلَى عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ فَقَالَ عُمَرُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا أَحْرَزَ الْوَلَدُ أَوْ الْوَالِدُ فَهُوَ لِعَصَبَتِهِ مَنْ كَانَ قَالَ فَكَتَبَ لَهُ كِتَابًا فِيهِ شَهَادَةُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ وَزَيْدِ بْنِ ثَابِتٍ وَرَجُلٍ آخَرَ فَلَمَّا اسْتُخْلِفَ عَبْدُ الْمَلِكِ اخْتَصَمُوا إِلَى هِشَامِ بْنِ إِسْمَعِيلَ أَوْ إِلَى إِسْمَعِيلَ بْنِ هِشَامٍ فَرَفَعَهُمْ إِلَى عَبْدِ الْمَلِكِ فَقَالَ هَذَا مِنْ الْقَضَاءِ الَّذِي مَا كُنْتُ أَرَاهُ قَالَ فَقَضَى لَنَا بِكِتَابِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ فَنَحْنُ فِيهِ إِلَى السَّاعَةِ

2917. Dari Abdullah bin Amru bin Al Ash: RTab bin Khudzaifah menikahi seorang perempuan, kemudian perempuan tersebut melahirkan tiga anak, lalu perempuan tersebut meninggal dunia. Orang-orang kemudian membagi warisan rumahnya, hak wala'  budak-budaknya. Saat itu Amru bin Al Ash adalah ashabah dari anak-anak perempuan tersebut. Orang-orang lalu mengasingkan anak-anak itu menuju Syam dan mereka meninggal dunia di sana, maka Amru mendatanginya. Saat itu juga budaknya ada yang meninggal dunia dan meninggalkan harta. Saudara-saudara perempuan tersebut kemudian mengadukan hal itu kepada Umar bin Khaththab, maka dia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Apa pun yang dimiliki seorang anak atau orang tua, semua itu diperuntukkan bagi ashabahnya'."

Perawi hadits mengatakan: "Dia lalu menulis surat dengan kesaksian dari Abdurrahman bin Auf, Zaid bin Tsabit, dan orang lain. Pada masa Abdul Malik menjadi khalifah, orang-orang mengadukan permasalahan yang sama kepada Hisyam bin Ismail -atau mungkin Ismail bin Hisyam- lalu orang-orang mengangkat permasalahan itu pada Abdul Malik, maka dia pun berkata, "Hal ini merupakan permasalahan yang tidak aku ketahui, maka kami akan menghukuminya dengan (hukum yang tertera di dalam) surat Umar bin Khaththab." (Hasan)