Shahih Sunan Abu Daud Kitab TALAK 47. Iddah Wanita Hamil

Posted by Unknown on Minggu, 12 Mei 2013




عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُتْبَةَ أَنَّ أَبَاهُ كَتَبَ إِلَى عُمَرَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْأَرْقَمِ الزُّهْرِيِّ يَأْمُرُهُ أَنْ يَدْخُلَ عَلَى سُبَيْعَةَ بِنْتِ الْحَارِثِ الْأَسْلَمِيَّةِ فَيَسْأَلَهَا عَنْ حَدِيثِهَا وَعَمَّا قَالَ لَهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حِينَ اسْتَفْتَتْهُ فَكَتَبَ عُمَرُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ إِلَى عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُتْبَةَ يُخْبِرُهُ أَنَّ سُبَيْعَةَ أَخْبَرَتْهُ أَنَّهَا كَانَتْ تَحْتَ سَعْدِ بْنِ خَوْلَةَ وَهُوَ مِنْ بَنِي عَامِرِ بْنِ لُؤَيٍّ وَهُوَ مِمَّنْ شَهِدَ بَدْرًا فَتُوُفِّيَ عَنْهَا فِي حَجَّةِ الْوَدَاعِ وَهِيَ حَامِلٌ فَلَمْ تَنْشَبْ أَنْ وَضَعَتْ حَمْلَهَا بَعْدَ وَفَاتِهِ فَلَمَّا تَعَلَّتْ مِنْ نِفَاسِهَا تَجَمَّلَتْ لِلْخُطَّابِ فَدَخَلَ عَلَيْهَا أَبُو السَّنَابِلِ بْنُ بَعْكَكٍ رَجُلٌ مِنْ بَنِي عَبْدِ الدَّارِ فَقَالَ لَهَا مَا لِي أَرَاكِ مُتَجَمِّلَةً لَعَلَّكِ تَرْتَجِينَ النِّكَاحَ إِنَّكِ وَاللَّهِ مَا أَنْتِ بِنَاكِحٍ حَتَّى تَمُرَّ عَلَيْكِ أَرْبَعَةُ أَشْهُرٍ وَعَشْرٌ قَالَتْ سُبَيْعَةُ فَلَمَّا قَالَ لِي ذَلِكَ جَمَعْتُ عَلَيَّ ثِيَابِي حِينَ أَمْسَيْتُ فَأَتَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَأَلْتُهُ عَنْ ذَلِكَ فَأَفْتَانِي بِأَنِّي قَدْ حَلَلْتُ حِينَ وَضَعْتُ حَمْلِي وَأَمَرَنِي بِالتَّزْوِيجِ إِنْ بَدَا لِي. قَالَ ابْنُ شِهَابٍ وَلَا أَرَى بَأْسًا أَنْ تَتَزَوَّجَ حِينَ وَضَعَتْ وَإِنْ كَانَتْ فِي دَمِهَا غَيْرَ أَنَّهُ لَا يَقْرَبُهَا زَوْجُهَا حَتَّى تَطْهُرَ

2306. Dari Ubaidillah bin Abdullah bin Utbah: Ayahnya telah mengirim surat kepada Umar bin Abdullah bin Al Arqam Az-Zuhri yang agar menengok Subai'ah binti Al Harits Al Aslamiyyah, kemudian menanyakan peristiwa yang menimpanya dan perkataan yang di sabdakan Nabi kepadanya ketika dia meminta fatwa dari beliau. Umar bin Ubaidillah membalas surat Abdullah bin Utbah dengan menceritakan bahwa Subai'ah telah bercerita kepadanya kalau dia (Subai'ah) sebelumnya adalah istri Sa'ad bin Khaulah -keturunan Bani Amir bin Luai dan termasuk orang yang menyaksikan perang Badar- yang meninggal ketika haji wada' sementara istrinya sedang hamil, maka dia (Subai'ah) tidak melekatkan dirinya untuk melahirkan setelah kematian suaminya. Ketika nifasnya sudah berakhir, dia mulai memperbaiki diri (berdandan) untuk para lelaki yang mau melamarnya. Kemudian Abu Sanabil bin Ba'kak -lelaki Bani Abduddar- memasuki rumahnya dan berkata, "Aku melihat engkau berdandan, apakah engkau akan menikah? Demi Allah, engkau bukanlah seperti orang yang menikah lagi, sampai engkau melewati masa iddah empat bulan sepuluh hari." Subai'ah bercerita: Setelah dia mengatakan itu, ketika sore tiba, aku berkemas-kemas mengumpulkan beberapa pakaian dan mendatangi Rasulullah untuk menanyakan hal itu. Beliau lalu mengatakan bahwa semua itu boleh aku lakukan bila aku telah melahirkan. Beliau menyuruhku menikah lagi. Ibnu Syihab berkomentar: "Menurut ku wanita boleh menikah lagi setelah melahirkan, walaupun masih mengeluarkan darah, tetapi suaminya tidak boleh mendekati istrinya sampai (istrinya tersebut) suci." (Shahih: Muslim)

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ مَنْ شَاءَ لَاعَنْتُهُ لَأُنْزِلَتْ سُورَةُ النِّسَاءِ الْقُصْرَى بَعْدَ الْأَرْبَعَةِ الْأَشْهُرِ وَعَشْرًا

2307. Dari Abdullah, ia berkata, "Kepada siapa saja aku bersumpah, sungguh telah diturunkan surah An-Nisaa' yang pendek setelah empat bulan sepuluh hari." (Shahih)

Riwayat Bukhari senada dengan hadits ini.