Riyadhus Shalihin -Imam An-Nawawi- Bab 7: Yakin Dan Tawakkal

Posted by Unknown on Jumat, 19 April 2013




Nomor:74

Pertama: Dari Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma, katanya: "Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda:

"Dipertontonkanlah padaku berbagai ummat, maka saya melihat ada seorang Nabi dan besertanya adalah sekelompok manusia kecil - antara tiga orang sampai sepuluh, ada pula Nabi dan besertanya adalah seorang lelaki atau dua orang saja, bahkan ada pula seorang Nabi yang tidak disertai seseorangpun. Tiba-tiba diperlihatkanlah padaku suatu gerombolan manusia yang besar, lalu saya mengira bahwa mereka itulah ummatku. Lalu dikatakanlah padaku: "Ini adalah Musa dengan kaumnya. Tetapi lihatlah ke ufuk - sesuatu sudut." Kemudian sayapun melihatnya, lalu saya lihatlah dan tiba-tiba tampaklah di situ suatu gerombolan ummat yang besar juga. Selanjutnya dikatakan pula kepadaku: "Kini lihatlah pula ke ufuk yang lain lagi itu." Tiba-tiba di situ terdapatlah suatu kelompok yang besar pula, lalu dikatakanlah padaku: "Inilah ummatmu dan beserta mereka itu ada sejumlah tujuhpuluh ribu orang yang dapat memasuki syurga tanpa dihisab dan tidak terkena siksa."

Kemudian Rasulullah صلی الله عليه وسلم bangun dan terus memasuki rumahnya. Orang-orang banyak sama bercakap-cakap mengenai para manusia yang memasuki syurga tanpa dihisab dan tanpa disiksa itu. Sebagian dari sahabat itu ada yang berkata: "Barangkali mereka itu ialah orang-orang yang telah menjadi sahabat Rasulullah صلی الله عليه وسلم" Sebagian lagi berkata: "Barangkali mereka itu ialah orang-orang yang dilahirkan di zaman sudah munculnya agama Islam, kemudian tidak pernah mempersekutukan sesuatu dengan Allah." Banyak lagi sebutan - percakapan-percakapan - mengenai itu yang mereka kemukakan.

Rasulullah صلی الله عليه وسلم lalu keluar menemui mereka kemudian bertanya: "Apakah yang sedang engkau semua percakapkan itu." Para sahabat memberitahukan hal itu kepada beliau. Selanjutnya beliau صلی الله عليه وسلم bersabda:

"Orang-orang yang memasuki syurga tanpa hisab dan siksa itu ialah mereka yang tidak pernah memberi mentera-mentera tidak meminta mentera-mentera dari orang lain - karena sangatnya bertawakkal kepada Allah, tidak pula merasa akan memperoleh bahaya karena adanya burung-burung - atau adanya hal yang lain-lain atau ringkasnya meyakini guhon tuhon atau khurafat yang sesat - dan pula sama bertawakkal kepada Tuhannya."

'Ukkasyah bin Mihshan al-Asadi, kemudian berkata: "Doakanlah saya - ya Rasulullah - kepada Allah supaya Allah menjadikan saya termasuk golongan mereka itu - tanpa hisab dan siksa dapat memasuki syurga." Beliau صلی الله عليه وسلم lalu bersabda: "Engkau termasuk golongan mereka." Selanjutnya ada pula orang lain yang berdiri lalu berkata: "Doakanlah saya kepada Allah supaya saya oleh Allah dijadikan termasuk golongan mereka itu pula." Kemudian beliau bersabda: "Permohonan seperti itu telah didahului oleh 'Ukkasyah." (Muttafaq 'alaih)

Lafaz 'Ukkasyah dengan mendhammahkan 'ain serta mensyaddahkan kafnya,tetapi boleh pula kafnya itu diringankan, yakni tidak disyaddahkan lalu dibaca 'Ukasyah. Namun begitu, dengan mensyaddahkan kafnya adalah lebih fasih.

Nomor:75

Kedua: Dari Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma juga bahwasanya Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda - dalam berdoa:

"Ya Allah, kepadaMulah saya menyerahkan diri, denganMu saya beriman, atasMu saya bertawakkal, ke hadhiratMu saya bertaubat, denganMu saya berbantah - menghadapi musuh-musuh agama."

"Ya Allah, saya mohon perlindungan dengan kemuliaanMu, tiada Tuhan melainkan Engkau, kalau sampai Engkau menyesatkan diriku. Engkau Maha Hidup yang tidak akan mati, sedangkan semua jin dan manusia pasti mati." (Muttafaq 'alaih)

Hadis di atas itu menurut lafaz Imam Muslim dan diringkaskan dalam lafaz Imam Bukhari.

Nomor:76

Ketiga: Dari Ibnu Abbas radhiallahu'anhuma pula, katanya: "Lafaz: Hasbunallah wa ni'mal wakil, artinya: Cukuplah Allah itu sebagai penolong kita dan Dra adalah sebaik- baiknya yang diserahi, itu pernah diucapkan oleh Ibrahim a.s. ketika beliau dilemparkan ke dalam api, Juga pernah diucapkan oleh Nabi Muhammad صلی الله عليه وسلم ketika orang-orang sama berkata: "Sesungguhnya orang-orang banyak telah berkumpul-bersatu-untuk memerangi engkau,maka takutilah mereka itu," tetapi ucapan sedemikian itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang beriman melainkan keimanan belaka dan mereka berkata: Hasbunallah wa ni'mal wakil. (Riwayat Bukhari)

Dalam riwayat Bukhari pula dari Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma disebutkan: Ucapan Nabi Ibrahim yang terakhir sekali ketika beliau dilemparkan ke dalam api yaitu: Hasbiallah wa ni'mal wakil artinya: "Cukuplah Allah itu sebagai penolongku dan Dia adalah sebaik-baiknya yang diserahi."

Nomor:77

Keempat: Dari Abu Hurairah رضي الله عنه dari Nabi صلی الله عليه وسلم, sabdanya:

"Masuklah ke dalam syurga itu para kaum yang hatinya seperti hati burung." (Riwayat Muslim)

Artinya kata-kata di atas itu disebutkan: Bahwasanya mereka itu sama bertawakkal. Juga dapatdiartikan: bahwasanya hati mereka itu lemah lembut.

Nomor:78

Kelima: Dari Jabir رضي الله عنهbahwasanya ia berperang bersama Nabi صلی الله عليه وسلم di daerah dekat Najad - yakni perang Dzatur Riqa'. Setelah Rasulullah صلی الله عليه وسلم kembali - dari perjalanannya iapun kembali pula beserta mereka, kemudian mereka sama memperoleh tidur siang dalam suatu lembah yang banyak pohon durinya. Rasulullah صلی الله عليه وسلم turun dan orang-orang lainpun sama berteduh di bawah pohon. Rasulullah صلی الله عليه وسلم itu turun di bawah pohon samurah kemudian menggantungkan pedangnya di situ.

Kita semua tidur, tiba-tiba Rasulullah صلی الله عليه وسلم memanggil-manggil kita dan di sisinya ada seorang A'rab - orang Arab dari pegunungan, lalu beliau صلی الله عليه وسلم bersabda: "Orang ini telah mengacungkan pedangku padaku, sedang saya tidur tadi, kemudian saya bangun, sedangkan pedang itu terhunus di tangannya, ia berkata: "Siapakah yang dapat menghalang- halangi engkau dari perbuatanku ini?" Saya menjawab: "Allah" sampai tiga kali.

Tetapi beliau صلی الله عليه وسلم tidak menghukum orang - yang akan membunuhnya - tadi dan beliaupun duduklah. (Muttafaq 'aiaih)

Dalam sebuah riwayat lagi disebutkan:

Jabir berkata: "Kita semua bersama-sama Rasulullah صلی الله عليه وسلم dalam peperangan Dzatur Riqa', kemudian datanglah kita pada pohon yang rindang - nyaman digunakan sebagai tempat berteduh - pohon itu kita biarkan untuk digunakan oleh Rasulullah صلی الله عليه وسلم, kemudian datanglah seseorang lelaki dari golongan kaum musyrikin sedangkan pedang Rasulullah صلی الله عليه وسلم digantungkan pada pohon tersebut. Orang itu menghunus pedangnya lalu berkata: "Adakah engkau takut padaku?" Rasulullah صلی الله عليه وسلم menjawab: "Tidak." Orang itu berkata lagi: "Siapakah yang dapat menghalang-halangi engkau dari perbuatanku ini." Beliau صلی الله عليه وسلم menjawab: "Allah."

Disebutkan pula dalam riwayat lainnya lagi yaitu riwayat Abu Bakar al-lsma'ili dalam kitab shahihnya demikian:

Orang itu berkata: "Siapakah yang dapat menghalang-halangi engkau dari perbuatanku ini." Beliau صلی الله عليه وسلم bersabda: "Allah," kemudian jatuhlah pedang itu dari tangannya.

Selanjutnya pedang itu diambil oleh Rasulullah صلی الله عليه وسلم, lalu bersabda: "Siapakah yang dapat menghalang-halangi engkau dari padaku ini?" Orang tadi berkata: "Jadilah engkau - hai Muhammad -sebaik-baiknya orang yang dimintai perlindungan." Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda pula: "Sukakah engkau menyaksikan bahwa tiada Tuhan melainkan Allah dan bahwasanya saya ini utusan Allah?" Ia menjawab: "Tidak suka aku demikian, tetapi saya berjanji padamu bahwa saya tidak akan memerangi lagi padamu dan tidak pula akan menyertai kaum yang memerangi engkau."

Oleh Rasulullah صلی الله عليه وسلم orang tersebut dilepaskan jalannya -dibebaskan, kemudian ia mendatangi sahabat-sahabatnya lalu berkata: "Saya telah datang padamu sekalian ini dari sisi sebaik-baik manusia - yang dimaksud ialah baharudatang dari Nabi Muhammad صلی الله عليه وسلم

Sabda Nabi صلی الله عليه وسلم: Ikhtarathas saifa, artinya mengacungkan pedang dalam keadaan terhunus dan Wa huwa fi yadihi shaltan, artinya: pedang itu di tangannya sudah terhunus. Lafaz shaltan itu boleh difathahkan shadnya dan boleh pula didhammahkan.

Nomor:79

Keenam: Dari Umar رضي الله عنه, katanya: "Saya mendengar Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda:

"Andaikata engkau sekalian itu suka bertawakkal kepada Allah dengan sebenar- benarnya tawakkal, niscayalah Dia akan memberikan rezeki padamu sekalian sebagaimana Dia memberikan rezeki kepada burung. Pagi-pagi burung-burung berperut kosong dan sore- sore kembali dengan perut penuh berisi.

Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan.

Adapun makna Hadis itu ialah bahwa burung-burung itu pada permulaan hari siang, yakni mulai pagi harinya sama pergi dalam keadaan khimash, artinya kosong perutnya, sebab lapar, sedangkan pada akhir siang, yakni pada sore harinya sama kembali dalam keadaan bithaan, artinya perutnya penuh sebab kenyang. Inilah tanda tawakkalnya burung pada Allah.

Nomor: 80

Ketujuh: Dari Abu 'Umarah, yaitu Albara' bin 'Azib radhiallahu 'anhuma, katanya: "Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda:

"Hai Fulan, jikalau engkau bertempat di tempat tidurmu - maksudnya jikalau hendak tidur - maka katakanlah - doa yang artinya:

"Ya Allah, saya menyerahkan diriku padaMu, saya menghadapkan mukaku padaMu, saya menyerahkan urusanku padaMu, saya menempatkan punggungku padaMu, karena loba akan pahalaMu dan takut siksaMu, tiada tempat bersembunyi dan tiada pula tempat keselamatan kecuali kepadaMu. Saya beriman kepada kitab yang Engkau turunkan serta kepada Nabi yang Engkau rasulkan.

Sesungguhnya engkau - hai Fulan, jikalau engkau mati pada malam harimu itu, maka engkau akan mati menetapi kefithrahan - agama Islam -dan jikalau engkau masih dapat berpagi-pagi, - masih tetap hidup sampai pagi harinya, maka engkau dapat memperoleh kebaikan." (Muttafaq 'alaih)

Disebutkan pula dalam kedua kitab shahih - Bukhari dan Muslim, dari Albara', katanya: "Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda kepada-ku: "Jikalau engkau mendatangi tempat pembaringanmu - maksudnya hendak tidur, maka berwudhu'lah sebagaimana berwudhu'mu untuk bersembahyang, kemudian berbaringlah atas lambung kananmu, kemudian ucapkanlah......." Lalu diuraikannya sebagaimana yang tertera di atas, selanjutnya pada penutupnya Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda: "Jadikanlah ucapan tersebut di atas itu sebagai penghabisan sesuatu yang engkau ucapkan - maksudnya sehabis berdoa di atas, jangan lagi berkata yang lain-lain."

Nomor:81

Kedelapan: Dari Abu Bakar ash-Shiddiq, yaitu Abdullah bin Usman bin 'Amir bin 'Amr bin Ka'ab bin Sa'ad bin Taim bin Murrah bin Ka'ab bin Luai bin Ghalibal-Qurasyi at- Taimi رضي الله عنه, ia dan ayahnya, juga ibunya semuanya adalah termasuk golongan para sahabat radhiallahu 'anhum, katanya: "Saya melihat pada kaki kaum musyrikin sedang kita berada dalam guha dan orang-orang tersebut tepat di atas kepala kita, lalu saya berkata: "Ya Rasulullah, andaikata seorang dari mereka itu melihat ke bawah kakinya, pasti mereka akan dapat melihat tempat kita ini." Beliau صلی الله عليه وسلم lalu bersabda:

"Apakah yang engkau sangka itu, hai Abu Bakar bahwa kita ini hanya berdua saja. Allah adalah yang ketiga dari kita ini - maksudnya senantiasa melindungi kita." (Muttafaq 'alaih)

Nomor:82

Kesembilan: Dari Ummul Mu'minin Ummu Salamah dan namanya sendiri adalah Hindun binti Abu Umayyahyaitu Hudzaifah al-Makhzumiyah رضي الله عنها bahwasanya Nabi صلی الله عليه وسلم itu apabila keluar dari rumahnya, bersabda - yang artinya:

"Dengan menyebut nama Allah, saya bertawakkal kepada Allah."

"Ya Allah, sesungguhnya saya mohon perlindungan kepadaMu kalau-kalau saya sampai tersesat atau disesatkan, tergelincir - dari kebenaran - atau digelincirkan, menganiaya atau dianiaya, menjadi bodoh - tidak mengerti sesuatu - ataupun dianggap bodoh oleh orang lain atas diriku."

Hadis shahih yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, Termidzi dan lain-lainnya dengan sanad-sanad yang shahih. Termidzi berkata bahwa ini adalah Hadis hasan shahih. Hadis di atas adalah menurut lafaznya Imam Abu Dawud.

Nomor:83

Kesepuluh: Dari Anas رضي الله عنهkatanya Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda:

"Barangsiapa yang mengucapkan, yakni ketika keluar dari rumahnya: Bismillah, tawakkaltu 'alallah wala haula wala quwwata illabitlah - artinya: Dengan menyebut nama Allah, saya bertawakkal kepada Allah dan tiada daya serta tiada kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah, maka kepada orang itu dikatakanlah: "Engkau telah diberi petunjuk, telah pula dicukupi keperluanmu, jika telah drberi penjagaan. Syaitanpun menyingkirlah dari orang tersebut."

Diriwayatkan oleh Abu Dawud, Termidzi dan Nasa'i serta lain-lainnya. Termidzi mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan. Abu Dawud menambahkan lalu berkata: "Bahwa syaitan yang satu berkata kepada syaitan lainnya: "Bagaimana engkau dapat menggoda orang yang telah diberi petunjuk telah dicukupi dan telah pula diberi penjagaan."

Nomor:84

Kesebelas: Dari Anas رضي الله عنه, katanya: "Ada dua orang bersaudara pada zaman Nabi صلی الله عليه وسلم salah seorang dari keduanya itu datang kepada Nabi صلی الله عليه وسلم, yang lainnya lagi bekerja. Orang yang bekerja ini mengadu kepada Nabi صلی الله عليه وسلم mengenai saudaranya -yang menganggur itu - lalu beliau صلی الله عليه وسلم bersabda:

"Barangkali engkau diberi rezeki - oleh Allah - itu adalah dengan sebab adanya saudaramu - yang engkau beri pertolongan makan dan lain-lain itu."

Diriwayatkan oleh Termidzi dengan isnad shahih atas syarat Muslim.