Shahih Sunan Abu Daud Kitab PEMBAGIAN WARIS 3. Orang yang Tidak Mempunyai Anak dan Mempunyai Saudara-Saudara Perempuan

Posted by Unknown on Senin, 13 Mei 2013



عَنْ جَابِرٍ قَالَ اشْتَكَيْتُ وَعِنْدِي سَبْعُ أَخَوَاتٍ فَدَخَلَ عَلَيَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَنَفَخَ فِي وَجْهِي فَأَفَقْتُ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَلَا أُوصِي لِأَخَوَاتِي بِالثُّلُثِ قَالَ أَحْسِنْ قُلْتُ الشَّطْرُ قَالَ أَحْسِنْ ثُمَّ خَرَجَ وَتَرَكَنِي فَقَالَ يَا جَابِرُ لَا أُرَاكَ مَيِّتًا مِنْ وَجَعِكَ هَذَا وَإِنَّ اللَّهَ قَدْ أَنْزَلَ فَبَيَّنَ الَّذِي لِأَخَوَاتِكَ فَجَعَلَ لَهُنَّ الثُّلُثَيْنِ قَالَ فَكَانَ جَابِرٌ يَقُولُ أُنْزِلَتْ هَذِهِ الْآيَةُ فِيَّ { يَسْتَفْتُونَكَ قُلْ اللَّهُ يُفْتِيكُمْ فِي الْكَلَالَةِ }

2887. Dari Jabir, dia berkata: Aku sedang sakit dan aku mempunyai tujuh saudara perempuan! Rasulullah lalu menjengukku dan meniup wajahku, maka aku terbangun. Aku kemudian berkata, "Wahai Rasulullah, apakah aku harus berwasiat kepada saudara-saudara perempuanku dengan sepertiga hartaku?" Rasulullah bersabda, "Berbuat baiklah" Aku berkata, "Apakah dengan separuhnya?" Rasulullah bersabda, "Berbuat baiklah" Rasulullah lalu keluar dan meninggalkanku sambil bersabda, "Wahai Jabir, aku tidak melihat kamu akan mati sebab penyakitmu ini, dan sesungguhnya Allah telah menurunkan ayat dan menjelaskan perihal saudara-saudara perempuanmu itu, maka Allah memberikan dua pertiga bagian untuk mereka."

Jabir berkata: Ayat tersebut diturunkan berkenaan dengan diriku, "Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, 'Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu): jika seorang meninggal dunia, dan ia tidak mempunyai anak'." (Qs. An-Nisaa' [4]: 176) (Shahih)

عَنْ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ قَالَ آخِرُ آيَةٍ نَزَلَتْ فِي الْكَلَالَةِ { يَسْتَفْتُونَكَ قُلْ اللَّهُ يُفْتِيكُمْ فِي الْكَلَالَةِ }

2888. Dari Barra' bin 'Azib, dia berkata: Ayat yang terakhir turun adalah ayat tentang kalalah." "Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, 'Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu): jika seorang meninggal dunia, dan ia tidak mempunyai anak'." (Qs. An-Nisaa' [4]: 176) (Shahih: Muttafaq 'Alaih)

عَنْ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ يَسْتَفْتُونَكَ فِي الْكَلَالَةِ فَمَا الْكَلَالَةُ قَالَ تُجْزِيكَ آيَةُ الصَّيْفِ فَقُلْتُ لِأَبِي إِسْحَقَ هُوَ مَنْ مَاتَ وَلَمْ يَدَعْ وَلَدًا وَلَا وَالِدًا قَالَ كَذَلِكَ ظَنُّوا أَنَّهُ كَذَلِكَ

2889. Dari Barra' bin Azib, dia berkata: Seorang laki-laki datang kepada Nabi SAW, lalu berkata, "Orang-orang meminta fatwa kepadamu tentang kalalah. Apakah kalalah itu?" Rasulullah SAW bersabda, "Cukuplah bagimu ayat yang diturunkan pada musim panas (maksudnya surah An-Nisa' [4]: 176)."

Abu Bakar -perawi hadits- berkata: Lalu aku katakan kepada Abu Ishaq, "Apakah kalalah adalah orang yang meninggal tanpa meninggalkan anak dan orang tua?" Dia menjawab, "Orang-orang mengatakan demikian!" (Shahih: Muslim)