كَعْبَ بْنَ مَالِكٍ وَذَكَرَ ابْنُ السَّرْحِ قِصَّةَ تَخَلُّفِهِ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي غَزْوَةِ تَبُوكَ قَالَ وَنَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمُسْلِمِينَ عَنْ كَلَامِنَا أَيُّهَا الثَّلَاثَةَ حَتَّى إِذَا طَالَ عَلَيَّ تَسَوَّرْتُ جِدَارَ حَائِطِ أَبِي قَتَادَةَ وَهُوَ ابْنُ عَمِّي فَسَلَّمْتُ عَلَيْهِ فَوَاللَّهِ مَا رَدَّ عَلَيَّ السَّلَامَ ثُمَّ سَاقَ خَبَرَ تَنْزِيلِ تَوْبَتِهِ
4600. Dari Ka'ab bin Malik... dengan menyebutkan kisah tentang ketidak ikut sertaannya bersama Nabi SAW ketika perang Tabuk, ia berkata, "Rasulullah SAW melarang kaum muslimin untuk berbicara dengan kami (tiga orang). Ketika waktu sudah berlalu sekian lama, aku mendatangi kebun Abu Qatadah, dia adalah keponakanku, kemudian aku memberi salam kepadanya dan demi Allah, dia tidak menjawab salamku... kemudian menceritakan berita mengenai penerimaan taubatnya." Shahih: Al Irwa' (277): Muttafaq 'Alaih.