Shahih Sunan Abu Daud Kitab NIKAH 45. Berhubungan dengan Wanita Tawanan

Posted by Unknown on Sabtu, 11 Mei 2013




عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعَثَ يَوْمَ حُنَيْنٍ بَعْثًا إِلَى أَوْطَاسَ فَلَقُوا عَدُوَّهُمْ فَقَاتَلُوهُمْ فَظَهَرُوا عَلَيْهِمْ وَأَصَابُوا لَهُمْ سَبَايَا فَكَأَنَّ أُنَاسًا مِنْ أَصْحَابِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَحَرَّجُوا مِنْ غِشْيَانِهِنَّ مِنْ أَجْلِ أَزْوَاجِهِنَّ مِنْ الْمُشْرِكِينَ فَأَنْزَلَ اللَّهُ تَعَالَى فِي ذَلِكَ { وَالْمُحْصَنَاتُ مِنْ النِّسَاءِ إِلَّا مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ } أَيْ فَهُنَّ لَهُمْ حَلَالٌ إِذَا انْقَضَتْ عِدَّتُهُنَّ

2155. Diriwayatkan oleh Abu Sa'id Al Khudri, bahwasanya Rasulullah SAW mengirim utusan kepada bani Authas, mereka bertemu dengan musuhnya, maka terjadilah peperangan. Ternyata utusan tersebut dapat memenangkan peperangan, mereka juga dapat menawan sandera, namun sebagian sahabat Nabi SAW takut berdosa untuk melakukan hubungan dengan mereka karena masih bersuami orang-orang musyrik, kemudian Allah menurukan ayat, "Dan diharamkan bagimu untuk menikahi wanita, kecuali budak-budak yang kamu miliki. " Maksudnya, adalah mereka halal bagimu apabila telah habis masa iddahnya. (Shahih: Muslim)

عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ فِي غَزْوَةٍ فَرَأَى امْرَأَةً مُجِحًّا فَقَالَ لَعَلَّ صَاحِبَهَا أَلَمَّ بِهَا قَالُوا نَعَمْ فَقَالَ لَقَدْ هَمَمْتُ أَنْ أَلْعَنَهُ لَعْنَةً تَدْخُلُ مَعَهُ فِي قَبْرِهِ كَيْفَ يُوَرِّثُهُ وَهُوَ لَا يَحِلُّ لَهُ وَكَيْفَ يَسْتَخْدِمُهُ وَهُوَ لَا يَحِلُّ لَهُ

2156. Diriwayatkan oleh Abu Darda bahwa sesungguhnya Rasulullah SAW sedang berada dalam suatu peperangan, kemudian beliau melihat seorang wanita yang akan melahirkan, beliau berkata, "Nampaknya orang yang menawannya telah menyetubuhinya. " Mereka menjawab, "Benar, " Nabi SAW kemudian berkata, "Aku ingin melaknatnya dengan laknat yang terus akan menemaninya sampai ia masuk ke dalam kuburnya, bagaimana ia bisa mewariskan kepada anak yang lahir, sedangkan anak tersebut bukanlah anaknya, atau bisa jadi ia akan menjadikannya budak, sedangkan hal tersebut tidak halal baginya. " (shahih, Muslim)

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ وَرَفَعَهُ أَنَّهُ قَالَ فِي سَبَايَا أَوْطَاسَ لَا تُوطَأُ حَامِلٌ حَتَّى تَضَعَ وَلَا غَيْرُ ذَاتِ حَمْلٍ حَتَّى تَحِيضَ حَيْضَةً

2157. Diriwayatkan dari Abu Said Al Khudri -secara marfu'-, bahwasanya ia berkata tentang tawanan perang di Authas, "Janganlah menggauli wanita hamil sampai ia melahirkan, dan jangan juga berhubungan dengan yang tidak hamil sampai dia mengalami haid. " (Shahih)

عَنْ حَنَشٍ الصَّنْعَانِيِّ عَنْ رُوَيْفِعِ بْنِ ثَابِتٍ الْأَنْصَارِيِّ قَالَ قَامَ فِينَا خَطِيبًا قَالَ أَمَا إِنِّي لَا أَقُولُ لَكُمْ إِلَّا مَا سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ يَوْمَ حُنَيْنٍ قَالَ لَا يَحِلُّ لِامْرِئٍ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ أَنْ يَسْقِيَ مَاءَهُ زَرْعَ غَيْرِهِ يَعْنِي إِتْيَانَ الْحَبَالَى وَلَا يَحِلُّ لِامْرِئٍ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ أَنْ يَقَعَ عَلَى امْرَأَةٍ مِنْ السَّبْيِ حَتَّى يَسْتَبْرِئَهَا وَلَا يَحِلُّ لِامْرِئٍ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ أَنْ يَبِيعَ مَغْنَمًا حَتَّى يُقْسَمَ

2158. Diriwayatkan dari Hanasy Ash-Shan'ani, dari Ruwaifi' bin Tsabit Al Anshari, dia berkata, "Seseorang berdiri di antara kami, kemudian ia berkata, 'Sesungguhnya aku tak akan mengatakan kepada kalian kecuali apa yang aku dengar dari Rasulullah pada perang Hunain, (Beliau berkata), "Tidak halal bagi seseorang yang beriman kepada Allah SWT, dan hari akhir, menyirami tanaman orang lain, maksudnya adalah menggauli wanita yang sedang mengandung. Tidak halal bagi seseorang yang beriman kepada Allah SWT dan hari akhir menggauli wanita tawanan perang sampai ia yakin akan kebersihannya (dari kehamilan) dengan haid, dan tidak halal bagi seseorang yang beriman kepada Allah SWT dan hari akhir menjual harta ghanimah (rampasan perang) sebelum dibagi-bagikan."Hasan)

قَالَ حَتَّى يَسْتَبْرِئَهَا بِحَيْضَةٍ . زَادَ وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلَا يَرْكَبْ دَابَّةً مِنْ فَيْءِ الْمُسْلِمِينَ حَتَّى إِذَا أَعْجَفَهَا رَدَّهَا فِيهِ وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلَا يَلْبَسْ ثَوْبًا مِنْ فَيْءِ الْمُسْلِمِينَ حَتَّى إِذَا أَخْلَقَهُ رَدَّهُ فِيهِ

2159. Dalam riwayat lain terdapat tambahan kalimat, "Sampai ia yakin dengan terbebasnya ia (wanita itu) dari kehamilan dengan haid. "

Dalam riwayat lain lagi terdapat tambahan kalimat, "Barangsiapa yang beriman kepada Allah SWT dan hari akhir, maka janganlah ia mengendarai binatang yang didapat dari rampasan kaum muslimin, sehingga apabila hewan tersebut telah ia mengembalikannya, Dan barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah ia memakai pakaian dari harta rampasan kaum muslimin, sehingga jika pakaian tersebut rusak ia mengembalikannya. " {Hasan)