عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَضَى أَنَّ مَنْ قُتِلَ خَطَأً فَدِيَتُهُ مِائَةٌ مِنْ الْإِبِلِ ثَلَاثُونَ بِنْتَ مَخَاضٍ وَثَلَاثُونَ بِنْتَ لَبُونٍ وَثَلَاثُونَ حِقَّةً وَعَشَرَةُ بَنِي لَبُونٍ ذَكَرٍ
4541. Dari Abdullah bin 'Amr, Rasulullah SAW telah memutuskan perkara bahwa, 'Barangsiapa yang dibunuh karena kesalahan (tidak disengaja) maka diyatnya adalah seratus unta, tiga puluh bintu Makhadh, tiga puluh bintu labun, tiga puluh hiqqah dan sepuluh ibnu labun." Hasan: Ibnu Majah (2630)
عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ قَالَ كَانَتْ قِيمَةُ الدِّيَةِ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَمَانَ مِائَةِ دِينَارٍ أَوْ ثَمَانِيَةَ آلَافِ دِرْهَمٍ وَدِيَةُ أَهْلِ الْكِتَابِ يَوْمَئِذٍ النِّصْفُ مِنْ دِيَةِ الْمُسْلِمِينَ قَالَ فَكَانَ ذَلِكَ كَذَلِكَ حَتَّى اسْتُخْلِفَ عُمَرُ رَحِمَهُ اللَّهُ فَقَامَ خَطِيبًا فَقَالَ أَلَا إِنَّ الْإِبِلَ قَدْ غَلَتْ قَالَ فَفَرَضَهَا عُمَرُ عَلَى أَهْلِ الذَّهَبِ أَلْفَ دِينَارٍ وَعَلَى أَهْلِ الْوَرِقِ اثْنَيْ عَشَرَ أَلْفًا وَعَلَى أَهْلِ الْبَقَرِ مِائَتَيْ بَقَرَةٍ وَعَلَى أَهْلِ الشَّاءِ أَلْفَيْ شَاةٍ وَعَلَى أَهْلِ الْحُلَلِ مِائَتَيْ حُلَّةٍ قَالَ وَتَرَكَ دِيَةَ أَهْلِ الذِّمَّةِ لَمْ يَرْفَعْهَا فِيمَا رَفَعَ مِنْ الدِّيَةِ
4542. Dari Abdullah bin 'Amr, ia berkata, "Sesungguhnya besarnya diyat pada masa Rasulullah SAW delapan ratus dinar atau delapan ribu dirham, sedangkan diyat ahlul kitab pada saat itu adalah setengah dari diyat kaum muslimin." Perawi berkata, "Maka perkara diyat itu demikian adanya sampai pada masa khalifah Umar RA ketika ia berdiri sambil berkhutbah, 'Ketahuilah sesungguhnya harga unta sudah naik (mahal)'." Perawi berkata, "Maka Umar mewajibkan bagi pemilik emas untuk membayar seribu dinar, bagi pemilik mata uang untuk membayar sebesar dua belas ribu dinar, bagi pemilik sapi untuk membayar dua ratus sapi, bagi pemilik domba untuk membayar dua ribu domba, serta bagi pemilik pakaian untuk membayar dua ratus pasang pakaian." Perawi berkata, "Dan diyat bagi Ahluz-zimmah tetap seperti semula tanpa dinaikkannya seperti diyat-diyat lainnya." Hasan: Al Irwa (2447), Al Misykah (3498)
ket:
bintu makhdad : anak unta betina berusia 1-2 tahun
hiqqah : unta berumur 3-4 tahun
bintu labun : anak unta betina berusia 2-3 tahun
ibnu labun : anak unta jantan berusia 2-3 tahun