Shahih Sunan Abu Daud Kitab TALAK 30. Status Nasab Anak Zina

Posted by Unknown on Sabtu, 11 Mei 2013




عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ قَالَ إِنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَضَى أَنَّ كُلَّ مُسْتَلْحَقٍ اسْتُلْحِقَ بَعْدَ أَبِيهِ الَّذِي يُدْعَى لَهُ ادَّعَاهُ وَرَثَتُهُ فَقَضَى أَنَّ كُلَّ مَنْ كَانَ مِنْ أَمَةٍ يَمْلِكُهَا يَوْمَ أَصَابَهَا فَقَدْ لَحِقَ بِمَنْ اسْتَلْحَقَهُ وَلَيْسَ لَهُ مِمَّا قُسِمَ قَبْلَهُ مِنْ الْمِيرَاثِ شَيْءٌ وَمَا أَدْرَكَ مِنْ مِيرَاثٍ لَمْ يُقْسَمْ فَلَهُ نَصِيبُهُ وَلَا يَلْحَقُ إِذَا كَانَ أَبُوهُ الَّذِي يُدْعَى لَهُ أَنْكَرَهُ وَإِنْ كَانَ مِنْ أَمَةٍ لَمْ يَمْلِكْهَا أَوْ مِنْ حُرَّةٍ عَاهَرَ بِهَا فَإِنَّهُ لَا يَلْحَقُ بِهِ وَلَا يَرِثُ وَإِنْ كَانَ الَّذِي يُدْعَى لَهُ هُوَ ادَّعَاهُ فَهُوَ وَلَدُ زِنْيَةٍ مِنْ حُرَّةٍ كَانَ أَوْ أَمَةٍ

2265. Diriwayatkan dari Abdullah bin Amru bin Ash, Sesungguhnya Nabi SAW memutuskan bahwa setiap orang yang meminta ahli waris untuk memasukkan dirinya ke dalam golongan mereka, setelah kematian bapaknya yang diakui sebagai nasabnya, maka dia dimasukkan dalam nasabnya jika diakui ahli warisnya. Beliau memutuskan bahwa setiap orang yang dilahirkan dan budak wanita yang dimiliki oleh tuannya dan telah disetubuhi, maka dia dimasukkan dalam ahli waris, dan dia tidak mendapatkan harta warisan yang telah dibagi, tetapi jika dia mendapatkan harta warisan yang belum dibagi maka dia memperoleh bagian dari harta warisan itu. Namun dia tidak dimasukkan dalam golongan ahli waris jika bapaknya yang diakui sebagai nasabnya mengingkarinya. Jika dia (anak itu dilahirkan) dari hamba sahaya yang tidak dimilikinya atau dari perempuan merdeka yang telah dizinahinya, maka dia tidak dinasabkan kepadanya dan tidak mendapatkan warisan, tetapi jika orang yang diakui sebagai nasabnya itu mengakui hal itu (perzinahan) maka anak itu adalah anak zina, baik dari perempuan merdeka atau hamba sahaya. (Hasan)

عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ رَاشِدٍ بِإِسْنَادِهِ وَمَعْنَاهُ زَادَ وَهُوَ وَلَدُ زِنَا لِأَهْلِ أُمِّهِ مَنْ كَانُوا حُرَّةً أَوْ أَمَةً وَذَلِكَ فِيمَا اسْتُلْحِقَ فِي أَوَّلِ الْإِسْلَامِ فَمَا اقْتُسِمَ مِنْ مَالٍ قَبْلَ الْإِسْلَامِ فَقَدْ مَضَى

2266. Diriwayatkan dari Ibnu Amr... dengan isnad dan makna yang sama dengan hadits diatas, perawi menambahkan: "Maka anak itu adalah anak zina bagi keluarga ibunya, baik ibunya berstatus merdeka ataupun budak. Hal itu yang diberlakukan pada masa permulaan Islam, adapun harta yang telah dibagi sebelum masa Islam maka itu sudah berlalu. (Hasan)