أَنَّ سَهْلَ بْنَ سَعْدٍ السَّاعِدِيَّ أَخْبَرَهُ أَنَّ عُوَيْمِرَ بْنَ أَشْقَرَ الْعَجْلَانِيَّ جَاءَ إِلَى عَاصِمِ بْنِ عَدِيٍّ فَقَالَ لَهُ يَا عَاصِمُ أَرَأَيْتَ رَجُلًا وَجَدَ مَعَ امْرَأَتِهِ رَجُلًا أَيَقْتُلُهُ فَتَقْتُلُونَهُ أَمْ كَيْفَ يَفْعَلُ سَلْ لِي يَا عَاصِمُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ ذَلِكَ فَسَأَلَ عَاصِمٌ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَكَرِهَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَسَائِلَ وَعَابَهَا حَتَّى كَبُرَ عَلَى عَاصِمٍ مَا سَمِعَ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمَّا رَجَعَ عَاصِمٌ إِلَى أَهْلِهِ جَاءَهُ عُوَيْمِرٌ فَقَالَ لَهُ يَا عَاصِمُ مَاذَا قَالَ لَكَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ عَاصِمٌ لَمْ تَأْتِنِي بِخَيْرٍ قَدْ كَرِهَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَسْأَلَةَ الَّتِي سَأَلْتُهُ عَنْهَا فَقَالَ عُوَيْمِرٌ وَاللَّهِ لَا أَنْتَهِي حَتَّى أَسْأَلَهُ عَنْهَا فَأَقْبَلَ عُوَيْمِرٌ حَتَّى أَتَى رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ وَسْطَ النَّاسِ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَأَيْتَ رَجُلًا وَجَدَ مَعَ امْرَأَتِهِ رَجُلًا أَيَقْتُلُهُ فَتَقْتُلُونَهُ أَمْ كَيْفَ يَفْعَلُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ أُنْزِلَ فِيكَ وَفِي صَاحِبَتِكَ قُرْآنٌ فَاذْهَبْ فَأْتِ بِهَا قَالَ سَهْلٌ فَتَلَاعَنَا وَأَنَا مَعَ النَّاسِ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمَّا فَرَغَا قَالَ عُوَيْمِرٌ كَذَبْتُ عَلَيْهَا يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنْ أَمْسَكْتُهَا فَطَلَّقَهَا عُوَيْمِرٌ ثَلَاثًا قَبْلَ أَنْ يَأْمُرَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ ابْنُ شِهَابٍ فَكَانَتْ تِلْكَ سُنَّةُ الْمُتَلَاعِنَيْنِ
2245. Dari Sahal bin Sa'ad As-Sa'idy: Uwaimir bin Asyqar Al Ajlani mendatangi Ashim bin Addiy, kemudian bertanya, "Hai Ashim, apa pendapatmu bila ada seorang laki-laki yang dijumpai sedang berselingkuh dengan wanita lain, apakah suami boleh membunuhnya lalu engkau membunuh dia? Atau apa yang harus ia (suami) lakukan?. Wahai Ashim, coba engkau tanyakan hal ini kepada Rasulullah SAW". Ashim lalu bertanya kepada Rasulullah, ternyata Rasulullah nampak benci dan mencela permasalahan tersebut. Ketika Ashim pulang, Uwaimir mendatanginya dan bertanya, "Hai Ashim, apa yang dikatakan Rasulullah kepadamu?" Ashim menjawab, "Kamu sama sekali tidak mendatangkan kebaikan bagiku. Rasulullah membenci persoalan yang telah aku tanyakan." Uwaimir menjawab, "Demi Allah, aku tidak akan merasa lega sebelum bertanya kepada Rasulullah." Uwaimir kemudian mendatangi Rasulullah yang masih berada di tengah-tengah kerumunan orang banyak. Uwaimir menyapa Nabi, "Wahai Rasulullah, apa pendapat Anda tentang suami yang melihat istrinya sedang berselingkuh dengan lelaki lain? Suami akan membunuh lelakinya atau Anda yang akan membunuhnya? Atau apa yang harus diperbuat (oleh suaminya):" Rasulullah SAW menjawab, "Kalian dan teman kalian telah diturunkan Al Qur'an, maka pergi dan bawalah wanita itu ke sini. " Sahal berkata: Suami istri tadi lalu saling mengucapkan sumpah li'an (sumpah yang dilakukan suami dan istri untuk menolak dakwaan perselingkuhan), sedangkan saya bersama Rasulullah SAW dan orang lainnya. Ketika keduanya telah selesai mengucapkan Li'an, Uwaimir berkata, "Aku telah mendustai wanita itu ya Rasul apabila aku menginginkannya.'' Uwaimir kemudian men-thalak tiga kali sebelum diperintah Nabi SAW. Ibnu Syihab berkomentar, itulah awal mula adanya sumpah Li'an. (Shahih: Muttafaq 'Alaih)
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لِعَاصِمِ بْنِ عَدِيٍّ أَمْسِكْ الْمَرْأَةَ عِنْدَكَ حَتَّى تَلِدَ
2246. Dari Sahal bin Sa'ad As-Sa'idi: Rasulullah SAW berkata kepada Ashim bin Addi, "Biarkan sang istri berada di sisimu sampai ia melahirkan. " {Hasan)
عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ السَّاعِدِيِّ قَالَ حَضَرْتُ لِعَانَهُمَا عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنَا ابْنُ خَمْسَ عَشْرَةَ سَنَةً وَسَاقَ الْحَدِيثَ قَالَ فِيهِ ثُمَّ خَرَجَتْ حَامِلًا فَكَانَ الْوَلَدُ يُدْعَى إِلَى أُمِّهِ
2247. Dari Sahal bin Sa'ad, ia berkata: Aku telah menghadiri sumpah li'an keduanya, yang disaksikan oleh Nabi. Aku saat itu berumur lima belas tahun, kemudian menuturkan hadits seperti tadi... Dalam hadits tersebut ia mengatakan: Sang wanita lalu keluar dalam keadaan hamil, maka anaknya nanti dinisbatkan kepada ibunya. {Shahih: Muttafaq 'Alaih)
عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ فِي خَبَرِ الْمُتَلَاعِنَيْنِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَبْصِرُوهَا فَإِنْ جَاءَتْ بِهِ أَدْعَجَ الْعَيْنَيْنِ عَظِيمَ الْأَلْيَتَيْنِ فَلَا أُرَاهُ إِلَّا قَدْ صَدَقَ وَإِنْ جَاءَتْ بِهِ أُحَيْمِرَ كَأَنَّهُ وَحَرَةٌ فَلَا أُرَاهُ إِلَّا كَاذِبًا قَالَ فَجَاءَتْ بِهِ عَلَى النَّعْتِ الْمَكْرُوهِ
2248. Dari Sahal bin Sa'ad: Setelah menceritakan kejadian tersebut, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda, "Lihatlah wanita itu, bila dia datang dengan membawa anak yang matanya sangat hitam dan lebar serta berbahu besar, maka dakwaan suaminya benar. Tapi bila dia datang dengan anak yang nampak kemerah-merahan dan seakan-akan dia (suaminya) marah, maka suaminya telah berdusta. " Perawi berkata: Istrinya lalu datang bersama anaknya dengan watak yang dibenci. (Shahih: Bukhari)
عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ السَّاعِدِيِّ بِهَذَا الْخَبَرِ قَالَ فَكَانَ يُدْعَى يَعْنِي الْوَلَدَ لِأُمِّهِ
2249. Dari Sahal... bahwa setelah menceritakan kejadian itu, ia berkata: Anak yang lahir lalu dinisbatkan kepada ibunya. (Shahih: Muttafaq 'Alaih)
عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ فِي هَذَا الْخَبَرِ قَالَ فَطَلَّقَهَا ثَلَاثَ تَطْلِيقَاتٍ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَنْفَذَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَكَانَ مَا صُنِعَ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُنَّةٌ. قَالَ سَهْلٌ حَضَرْتُ هَذَا عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَمَضَتْ السُّنَّةُ بَعْدُ فِي الْمُتَلَاعِنَيْنِ أَنْ يُفَرَّقَ بَيْنَهُمَا ثُمَّ لَا يَجْتَمِعَانِ أَبَدًا
2250. Dari Sahal —dalam hadits ini— ia berkata: Sang suami kemudian men-thalak dengan tiga thalak sekaligus di depan Nabi SAW. Rasulullah pun mengesahkannya. Perbuatan tersebut, yang dilakukan di depan Nabi, adalah sunnah (ajaran Nabi). Sahal melanjutkan ceritanya: Aku menyaksikan kejadian itu di depan Nabi SAW, kemudian Sunnah dijalankan, yaitu memisahkan antara suami istri dan tidak diperbolehkan berkumpul untuk selamanya. {Shahih)
عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ قَالَ مُسَدَّدٌ قَالَ شَهِدْتُ الْمُتَلَاعِنَيْنِ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنَا ابْنُ خَمْسَ عَشْرَةَ فَفَرَّقَ بَيْنَهُمَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حِينَ تَلَاعَنَا وَتَمَّ حَدِيثُ مُسَدَّدٍ وَقَالَ الْآخَرُونَ إِنَّهُ شَهِدَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَرَّقَ بَيْنَ الْمُتَلَاعِنَيْنِ فَقَالَ الرَّجُلُ كَذَبْتُ عَلَيْهَا يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنْ أَمْسَكْتُهَا لَمْ يَقُلْ بَعْضُهُمْ عَلَيْهَا
2251. Dari Sahal, —seperti hadits tadi— ia berkata: Pada zaman Rasulullah SAW, saat aku berumur lima belas tahun, aku menyaksikan sepasang suami istri saling mengucapkan Li'an. Setelah itu Rasulullah memisahkan keduanya. Dalam kalimat lain dinyatakan bahwa Sahal menyaksikan Nabi memisah dua orang yang berli'an, kemudian seorang lelaki berkata, "Aku telah berdusta pada wanita tersebut wahai Rasul apabila aku masih menginginkannya." (Shahih: Bukhari)
عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ فِي هَذَا الْحَدِيثِ وَكَانَتْ حَامِلًا فَأَنْكَرَ حَمْلَهَا فَكَانَ ابْنُهَا يُدْعَى إِلَيْهَا ثُمَّ جَرَتْ السُّنَّةُ فِي الْمِيرَاثِ أَنْ يَرِثَهَا وَتَرِثَ مِنْهُ مَا فَرَضَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ لَهَا
2252. Dari Sahal —seperti hadits tadi— ia berkata: Wanita tersebut sedang hamil, tapi suaminya tidak mengakui kandungannya, maka anaknya nanti dinisbatkan kepada sang ibu. Menurut Sunnah, sang anak dapat mewarisi dan ibu juga bisa mewarisi dari anaknya. {Shahih: Bukhari)
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ قَالَ إِنَّا لَلَيْلَةُ جُمُعَةٍ فِي الْمَسْجِدِ إِذْ دَخَلَ رَجُلٌ مِنْ الْأَنْصَارِ فِي الْمَسْجِدِ فَقَالَ لَوْ أَنَّ رَجُلًا وَجَدَ مَعَ امْرَأَتِهِ رَجُلًا فَتَكَلَّمَ بِهِ جَلَدْتُمُوهُ أَوْ قَتَلَ قَتَلْتُمُوهُ فَإِنْ سَكَتَ سَكَتَ عَلَى غَيْظٍ وَاللَّهِ لَأَسْأَلَنَّ عَنْهُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمَّا كَانَ مِنْ الْغَدِ أَتَى رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَأَلَهُ فَقَالَ لَوْ أَنَّ رَجُلًا وَجَدَ مَعَ امْرَأَتِهِ رَجُلًا فَتَكَلَّمَ بِهِ جَلَدْتُمُوهُ أَوْ قَتَلَ قَتَلْتُمُوهُ أَوْ سَكَتَ سَكَتَ عَلَى غَيْظٍ فَقَالَ اللَّهُمَّ افْتَحْ وَجَعَلَ يَدْعُو فَنَزَلَتْ آيَةُ اللِّعَانِ { وَالَّذِينَ يَرْمُونَ أَزْوَاجَهُمْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُمْ شُهَدَاءُ إِلَّا أَنْفُسُهُمْ } هَذِهِ الْآيَةَ فَابْتُلِيَ بِهِ ذَلِكَ الرَّجُلُ مِنْ بَيْنِ النَّاسِ فَجَاءَ هُوَ وَامْرَأَتُهُ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَتَلَاعَنَا فَشَهِدَ الرَّجُلُ أَرْبَعَ شَهَادَاتٍ بِاللَّهِ إِنَّهُ لَمِنْ الصَّادِقِينَ ثُمَّ لَعَنَ الْخَامِسَةَ عَلَيْهِ إِنْ كَانَ مِنْ الْكَاذِبِينَ قَالَ فَذَهَبَتْ لِتَلْتَعِنَ فَقَالَ لَهَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَهْ فَأَبَتْ فَفَعَلَتْ فَلَمَّا أَدْبَرَا قَالَ لَعَلَّهَا أَنْ تَجِيءَ بِهِ أَسْوَدَ جَعْدًا فَجَاءَتْ بِهِ أَسْوَدَ جَعْدًا
2253. Dari Abdullah bin Mas'ud, ia berkata: Pada saat malam Jum'at kami berada di masjid, lalu tiba-tiba ada seorang laki-laki Anshar masuk ke masjid dan bertanya, "Apabila ada seorang suami menemukan istrinya sedang selingkuh dengan lelaki lain, kemudian suaminya menyangka lelaki berbuat apa-apa terhadap istrinya, apakah kalian akan mendera dia, atau apakah suami boleh membunuh lelaki tersebut. Lalu kalian melakukan qishash (bunuh) terhadap suaminya atau suami harus diam, diam dalam kemarahan. Demi Allah, aku akan menanyakan suami macam itu kepada Rasulullah SAW." Hari berikutnya lelaki Anshar tadi bertandang ke rumah Nabi SAW dan bertanya, "Apabila ada lelaki yang menemukan istrinya sedang selingkuh dengan lelaki lain, kemudian menyangka berbuat apa-apa terhadap istri, apakah anda akan mendera dia, atau suami boleh membunuh lelaki tersebut, lalu si suami di qishash, atau dia harus diam, diam dalam kemarahan." Nabi bersabda, "Ya Allah bukakanlah, " dan beliau pun berdoa, lalu turunlah firman Allah yang berbunyi, "Dan orang-orang yang menuduh istrinya (berzina), padahal mereka tidak ada mempunyai saksi-saksi selain diri mereka sendiri. " (Qs. An-Nuur [24]: 6) Maka lelaki tersebut sedang mendapat ujian dari lelaki lain, sesaat kemudian lelaki maupun wanita tadi mendatangi Nabi, keduanya saling mengucapkan li'an, lelaki mengucapkan empat kali sumpah dengan nama Allah; bahwa dia adalah benar, kemudian li'an yang kelima bahwa dia berani mendapat laknat Allah apabila terbukti bohong. Setelah itu sang wanita mengucapkan li'an, kemudian Rasulullah berkata kepada sang wanita, "Katakan sumpah, " wanita tersebut tidak mau tapi kemudian mau, setelah keduanya sudah pergi, Rasulullah bersabda, "Barangkali saja wanita ini akan memiliki anak yang berkulit hitam dan berambut keriting. " Lalu ternyata wanita tadi mempunyai anak berkulit hitam dan berambut keriting. (Shahih: Muslim)
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ هِلَالَ بْنَ أُمَيَّةَ قَذَفَ امْرَأَتَهُ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِشَرِيكِ ابْنِ سَحْمَاءَ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْبَيِّنَةُ أَوْ حَدٌّ فِي ظَهْرِكَ قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِذَا رَأَى أَحَدُنَا رَجُلًا عَلَى امْرَأَتِهِ يَلْتَمِسُ الْبَيِّنَةَ فَجَعَلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ الْبَيِّنَةُ وَإِلَّا فَحَدٌّ فِي ظَهْرِكَ فَقَالَ هِلَالٌ وَالَّذِي بَعَثَكَ بِالْحَقِّ نَبِيًّا إِنِّي لَصَادِقٌ وَلَيُنْزِلَنَّ اللَّهُ فِي أَمْرِي مَا يُبْرِئُ بِهِ ظَهْرِي مِنْ الْحَدِّ فَنَزَلَتْ { وَالَّذِينَ يَرْمُونَ أَزْوَاجَهُمْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُمْ شُهَدَاءُ إِلَّا أَنْفُسُهُمْ فَقَرَأَ حَتَّى بَلَغَ مِنْ الصَّادِقِينَ } فَانْصَرَفَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَرْسَلَ إِلَيْهِمَا فَجَاءَا فَقَامَ هِلَالُ بْنُ أُمَيَّةَ فَشَهِدَ وَالنَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ اللَّهُ يَعْلَمُ أَنَّ أَحَدَكُمَا كَاذِبٌ فَهَلْ مِنْكُمَا مِنْ تَائِبٍ ثُمَّ قَامَتْ فَشَهِدَتْ فَلَمَّا كَانَ عِنْدَ الْخَامِسَةِ أَنَّ غَضَبَ اللَّهِ عَلَيْهَا إِنْ كَانَ مِنْ الصَّادِقِينَ وَقَالُوا لَهَا إِنَّهَا مُوجِبَةٌ قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ فَتَلَكَّأَتْ وَنَكَصَتْ حَتَّى ظَنَنَّا أَنَّهَا سَتَرْجِعُ فَقَالَتْ لَا أَفْضَحُ قَوْمِي سَائِرَ الْيَوْمِ فَمَضَتْ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَبْصِرُوهَا فَإِنْ جَاءَتْ بِهِ أَكْحَلَ الْعَيْنَيْنِ سَابِغَ الْأَلْيَتَيْنِ خَدَلَّجَ السَّاقَيْنِ فَهُوَ لِشَرِيكِ ابْنِ سَحْمَاءَ فَجَاءَتْ بِهِ كَذَلِكَ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَوْلَا مَا مَضَى مِنْ كِتَابِ اللَّهِ لَكَانَ لِي وَلَهَا شَأْنٌ
2254. Dari Ibnu Abbas: Hilal bin Umayyah menuduh istrinya berbuat serong dengan Syarik bin Samba' di depan Rasulullah, maka Nabi bersabda, "Datangkan bukti, atau kamu akan dikenai had." Ibnu Abbas bertanya, "Ya Rasul, andaikata kita melihat istri kita bersama lelaki lain, maka apakah harus mendatangkan bukti?" Nabi menjawab, "Ya. Bila tidak maka kamu yang kena had. " Hilal menjawab, "Demi Allah, Dzat yang telah mengutusmu dengan benar, aku orang yang benar. Sungguh, Allah akan menurunkan sesuatu yang dapat membebaskanku dari had." Kemudian turunlah ayat, "Dan orang-orang yang menuduh istrinya (berzina), padahal mereka tidak ada mempunyai saksi-saksi selain diri mereka sendiri. " (Qs. An-Nuur [24]: 6) Nabi lalu membacakan ayat tersebut sampai pada ayat, "Maka persaksian orang itu ialah empat kali bersumpah dengan nama Allah, sesungguhnya dia adalah termasuk orang-orang yang benar. " Nabi kemudian pergi dan memanggil kedua pelaku, kemudian Hilal berdiri dan bersaksi mengucapkan sumpah. Nabi lalu bersabda, "Allah mengetahui bahwa salah satu dari kalian ada yang berbohong. Apakah di antara kalian ada yang yang mau bertobat? " Akhirnya sang wanita berdiri dan bersaksi, namun ketika sampai pada sumpah yang kelima, yaitu bahwa laknat Allah atasnya jika suaminya itu termasuk orang-orang yang benar, mereka mengatakan bahwa wanita tersebut memang seharusnya menerima laknat. Ibnu Abbas mengatakan: Wanita tadi terdiam dan berbalik ke belakang, sehingga kami mengira dia akan kembali lagi, tetapi akhirnya wanita tadi berkata, "Saya tidak akan membuka kejelekan di depan orang banyak pada suatu hari nanti." Wanita tadi kemudian berlalu. Rasulullah pun berkata, "Coba perhatikan dia, apabila kelak dia memiliki anak yang kedua matanya hitam dan kedua pantatnya besar, maka itu adalah hasil hubungannya dengan Syarik bin Sambaa'. " Ternyata benar, wanita tadi melahirkan anak dengan ciri-ciri yang dikatakan oleh Nabi. Beliau lalu bersabda, "Jika tidak ada hukum dari kitab Allah, maka aku dan wanita itu akan lain jadinya. " (Shahih: Bukhari)
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَرَ رَجُلًا حِينَ أَمَرَ الْمُتَلَاعِنَيْنِ أَنْ يَتَلَاعَنَا أَنْ يَضَعَ يَدَهُ عَلَى فِيهِ عِنْدَ الْخَامِسَةِ يَقُولُ إِنَّهَا مُوجِبَةٌ
2255. Dari Ibnu Abbas: Rasulullah menyuruh seseorang -ketika beliau menyuruh sumpah Lian kedua belah pihak- agar menaruh tangannya pada mulut orang yang bersumpah ketika sampai sumpah yang kelima. Nabi bersabda, 'Itu adalah suatu keharusan. " (Shahih)
ابْنَ عُمَرَ يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِلْمُتَلَاعِنَيْنِ حِسَابُكُمَا عَلَى اللَّهِ أَحَدُكُمَا كَاذِبٌ لَا سَبِيلَ لَكَ عَلَيْهَا قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَالِي قَالَ لَا مَالَ لَكَ إِنْ كُنْتَ صَدَقْتَ عَلَيْهَا فَهُوَ بِمَا اسْتَحْلَلْتَ مِنْ فَرْجِهَا وَإِنْ كُنْتَ كَذَبْتَ عَلَيْهَا فَذَلِكَ أَبْعَدُ لَكَ
2257. Dari Ibnu Umar, ia berkata: Rasulullah SAW berkata kepada kedua orang yang sedang sumpah Lian, "Hisab kalian berdua ada pada Allah. Salah satu dari kalian pasti ada yang berbohong. Tidak ada jalan bagimu atas wanita ini. " Salah satu lalu berkata, "Hartaku wahai Nabi." Nabi menjawab, "Kamu tidak memiliki harta bila harta itu telah kamu sedekahkan pada wanita. Jadi, sebagai ganti atas kehalalan farjnya. Tapi apabila kamu mendustainya, itu akan lebih jauh darimu. " (Shahih: Muttafaq Alaih)
عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ قَالَ قُلْتُ لِابْنِ عُمَرَ رَجُلٌ قَذَفَ امْرَأَتَهُ قَالَ فَرَّقَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَيْنَ أَخَوَيْ بَنِي الْعَجْلَانِ وَقَالَ اللَّهُ يَعْلَمُ أَنَّ أَحَدَكُمَا كَاذِبٌ فَهَلْ مِنْكُمَا تَائِبٌ يُرَدِّدُهَا ثَلَاثَ مَرَّاتٍ فَأَبَيَا فَفَرَّقَ بَيْنَهُمَا
2258. Dari Sa'id bin Jubair, ia berkata: Aku bertanya kepada Ibnu Umar tentang seseorang yang menuduh istrinya berzina. Ibnu Umar menjawab, "Rasulullah telah memisahkan bersaudara dari Bani 'Ajlan, beliau bersabda, 'Allah tahu salah satu dari kalian ada yang berbohong. Apakah di antara kalian ada yang mau bertobat?' Perkataan tersebut diucapkan beliau sebanyak tiga kali, namun keduanya tidak ada yang mau dan akhirnya beliau terpaksa memisahkan keduanya." {Shahih: Muttafaq 'Alaih)
عَنْ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ رَجُلًا لَاعَنَ امْرَأَتَهُ فِي زَمَانِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَانْتَفَى مِنْ وَلَدِهَا فَفَرَّقَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَيْنَهُمَا وَأَلْحَقَ الْوَلَدَ بِالْمَرْأَةِ. وَأَنْكَرَ حَمْلَهَا فَكَانَ ابْنُهَا يُدْعَى إِلَيْهَا
2259. Dari Ibnu Umar, bahwa pada zaman Rasulullah ada seorang laki-laki yang menuduh istrinya berbuat zina serta tidak mengakui anak yang hasil istrinya, maka Rasulullah memisahkan keduanya dan menisbatkan anak kepada ibunya. (Shahih: Muttafaq 'Alaih)
Dalam kalimat lain diterangkan kalau lelaki tadi mengingkari kandungannya (istrinya), maka anaknya dinisbatkan kepada ibunya (istrinya tersebut). (Shahih: Muttafaq 'Alaih)
Hadits ini ada hubungannya dengan hadits nomor 2247.