Shahih Sunan Abu Daud Kitab HUDUD 25. Perempuan dari Juhainah yang Memerintahkan Nabi SAW untuk Merajamnya

Posted by Unknown on Sabtu, 11 Mei 2013




عَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ أَنَّ امْرَأَةً قَالَ فِي حَدِيثِ أَبَانَ مِنْ جُهَيْنَةَ أَتَتْ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَتْ إِنَّهَا زَنَتْ وَهِيَ حُبْلَى فَدَعَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلِيًّا لَهَا فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَحْسِنْ إِلَيْهَا فَإِذَا وَضَعَتْ فَجِئْ بِهَا فَلَمَّا أَنْ وَضَعَتْ جَاءَ بِهَا فَأَمَرَ بِهَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَشُكَّتْ عَلَيْهَا ثِيَابُهَا ثُمَّ أَمَرَ بِهَا فَرُجِمَتْ ثُمَّ أَمَرَهُمْ فَصَلُّوا عَلَيْهَا فَقَالَ عُمَرُ يَا رَسُولَ اللَّهِ تُصَلِّي عَلَيْهَا وَقَدْ زَنَتْ قَالَ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَقَدْ تَابَتْ تَوْبَةً لَوْ قُسِّمَتْ بَيْنَ سَبْعِينَ مِنْ أَهْلِ الْمَدِينَةِ لَوَسِعَتْهُمْ وَهَلْ وَجَدْتَ أَفْضَلَ مِنْ أَنْ جَادَتْ بِنَفْسِهَا لَمْ يَقُلْ عَنْ أَبَانَ فَشُكَّتْ عَلَيْهَا ثِيَابُهَا

4440. Dari 'Imran bin Hushain, bahwa seorang wanita dari Juhainah (dalam riwayat lain dari daerah Aban) datang kepada Nabi SAW dan mengatakan bahwa ia telah berzina dan mengaku bahwa ia tengah hamil. Maka Nabi SAW segera memanggil wali wanita tersebut dan beliau berkata kepadanya, "Perlakukan ia dengan baik, jika ia telah bersalin (melahirkan), maka bawalah ia kembali kepadaku. " Dan ketika wanita itu telah melahirkan maka ia kembali didatangkan kepada Rasulullah, lalu beliau memberi sebuah perintah, maka wanita itu ditutupi pakaiannya (agar tidak tersingkap auratnya), kemudian beliau memerintahkan lagi, dan wanita itu pun dirajam. Lalu beliau memerintahkan lagi, maka khalayak pun menyalatinya. Umar berkata, "Wahai Rasulullah, apakah engkau menyalatinya padahal ia telah berzina?" Rasulullah bersabda, 'Demi Dzat yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, wanita itu telah bertobat. Jika taubatnya ia bagikan kepada tujuh puluh penduduk Madinah, tentu masih akan cukup. Apakah kau menemukan yang lebih utama dari upaya wanita ini yang datang sendiri dengan kerelaan hati?" Dia tidak mengatakan dari Aban: Wanita itu ditutupi pakaiannya (agar tidak tersingkap auratnya)." Shahih: Ibnu Majah (2555): Muslim

عَنْ الْأَوْزَاعِيِّ قَالَ فَشُكَّتْ عَلَيْهَا ثِيَابُهَا يَعْنِي فَشُدَّتْ

4441. Dari Al Auza'i, ia berkata, "Makna kalimat, '...wanita itu ditutupi pakaiannya...' adalah pakaian wanita itu dirapatkan." Shahih.

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ بُرَيْدَةَ عَنْ أَبِيهِ أَنَّ امْرَأَةً يَعْنِي مِنْ غَامِدٍ أَتَتْ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَتْ إِنِّي قَدْ فَجَرْتُ فَقَالَ ارْجِعِي فَرَجَعَتْ فَلَمَّا أَنْ كَانَ الْغَدُ أَتَتْهُ فَقَالَتْ لَعَلَّكَ أَنْ تَرُدَّنِي كَمَا رَدَدْتَ مَاعِزَ بْنَ مَالِكٍ فَوَاللَّهِ إِنِّي لَحُبْلَى فَقَالَ لَهَا ارْجِعِي فَرَجَعَتْ فَلَمَّا كَانَ الْغَدُ أَتَتْهُ فَقَالَ لَهَا ارْجِعِي حَتَّى تَلِدِي فَرَجَعَتْ فَلَمَّا وَلَدَتْ أَتَتْهُ بِالصَّبِيِّ فَقَالَتْ هَذَا قَدْ وَلَدْتُهُ فَقَالَ لَهَا ارْجِعِي فَأَرْضِعِيهِ حَتَّى تَفْطِمِيهِ فَجَاءَتْ بِهِ وَقَدْ فَطَمَتْهُ وَفِي يَدِهِ شَيْءٌ يَأْكُلُهُ فَأَمَرَ بِالصَّبِيِّ فَدُفِعَ إِلَى رَجُلٍ مِنْ الْمُسْلِمِينَ وَأَمَرَ بِهَا فَحُفِرَ لَهَا وَأَمَرَ بِهَا فَرُجِمَتْ وَكَانَ خَالِدٌ فِيمَنْ يَرْجُمُهَا فَرَجَمَهَا بِحَجَرٍ فَوَقَعَتْ قَطْرَةٌ مِنْ دَمِهَا عَلَى وَجْنَتِهِ فَسَبَّهَا فَقَالَ لَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَهْلًا يَا خَالِدُ فَوَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَقَدْ تَابَتْ تَوْبَةً لَوْ تَابَهَا صَاحِبُ مَكْسٍ لَغُفِرَ لَهُ وَأَمَرَ بِهَا فَصُلِّيَ عَلَيْهَا وَدُفِنَتْ

4442. Dari Buraidah, bahwa seorang wanita (berasal dari Bani Ghamid) telah mendatangi Nabi SAW dan berkata, "Sesungguhnya aku telah berbuat nista (berzina)." Maka Nabi SAW menanggapinya, "Pulanglah kamu. " Maka wanita itu pun pulang. Keesokan harinya ia datang kembali dan berkata (kepada Nabi SAW), "Sepertinya engkau akan kembali mengusirku seperti yang telah engkau lakukan kepada Ma'iz bin Malik. Demi Allah, sesungguhnya aku tengah hamil." Maka Nabi SAW menanggapinya, "Pulanglah kamu. " Maka wanita itu pun pulang. Keesokan harinya ia datang kembali dan Nabi SAW berkata, "Pulanglah kamu (dan kembalilah) ketika kamu sudah melahirkan). " Setelah wanita itu melahirkan, ia datang kembali bersama bayinya dan berkata kepada Nabi SAW, "Ini, aku telah melahirkan." Nabi SAW berkata, "Pulanglah kamu dan susuilah ia sampai kamu menyapihnya." Setelah menyapih bayinya, wanita itu datang kembali bersama bayinya yang tengah memakan sesuatu di tangannya. Lalu Rasulullah memerintahkan untuk menyerahkan bayi itu kepada seorang lelaki dari kalangan kaum muslimin (untuk mengasuhnya). Dan beliau memerintahkan menggali sebuah lubang untuk wanita itu. Dan beliau memerintahkan agar wanita itu dirajam. Khalid termasuk salah seorang yang turut merajam wanita itu dan melempari dengan sebuah batu hingga mengucurlah darah dari kepala wanita tersebut dan Khalid pun mencacinya. Maka Nabi SAW bersabda, "Perlahanlah wahai Khalid! Demi Dzat yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya. Wanita itu telah benar-benar bertobat, dan kalau saja tobatnya itu dilakukan oleh seorang penganiaya, pastilah penganiaya itu akan diampuni. "Kemudian Nabi SAW memerintahkan sesuatu, maka dishalatilah wanita itu, kemudian dimakamkan. Shahih: Muslim (5/119-120).

عَنْ ابْنِ أَبِي بَكْرَةَ عَنْ أَبِيهِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجَمَ امْرَأَةً فَحُفِرَ لَهَا إِلَى الثَّنْدُوَةِ

4443. Dari Abu Bakrah, bahwa Nabi SAW telah merajam seorang wanita (yang telah berzina) dengan membenamkannya hingga sebatas dada. Shahih.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ وَزَيْدِ بْنِ خَالِدٍ الْجُهَنِيِّ أَنَّهُمَا أَخْبَرَاهُ أَنَّ رَجُلَيْنِ اخْتَصَمَا إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ أَحَدُهُمَا يَا رَسُولَ اللَّهِ اقْضِ بَيْنَنَا بِكِتَابِ اللَّهِ وَقَالَ الْآخَرُ وَكَانَ أَفْقَهَهُمَا أَجَلْ يَا رَسُولَ اللَّهِ فَاقْضِ بَيْنَنَا بِكِتَابِ اللَّهِ وَأْذَنْ لِي أَنْ أَتَكَلَّمَ قَالَ تَكَلَّمْ قَالَ إِنَّ ابْنِي كَانَ عَسِيفًا عَلَى هَذَا وَالْعَسِيفُ الْأَجِيرُ فَزَنَى بِامْرَأَتِهِ فَأَخْبَرُونِي أَنَّ عَلَى ابْنِي الرَّجْمَ فَافْتَدَيْتُ مِنْهُ بِمِائَةِ شَاةٍ وَبِجَارِيَةٍ لِي ثُمَّ إِنِّي سَأَلْتُ أَهْلَ الْعِلْمِ فَأَخْبَرُونِي أَنَّ عَلَى ابْنِي جَلْدَ مِائَةٍ وَتَغْرِيبَ عَامٍ وَإِنَّمَا الرَّجْمُ عَلَى امْرَأَتِهِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَا وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَأَقْضِيَنَّ بَيْنَكُمَا بِكِتَابِ اللَّهِ أَمَّا غَنَمُكَ وَجَارِيَتُكَ فَرَدٌّ إِلَيْكَ وَجَلَدَ ابْنَهُ مِائَةً وَغَرَّبَهُ عَامًا وَأَمَرَ أُنَيْسًا الْأَسْلَمِيَّ أَنْ يَأْتِيَ امْرَأَةَ الْآخَرِ فَإِنْ اعْتَرَفَتْ رَجَمَهَا فَاعْتَرَفَتْ فَرَجَمَهَا

4445. Dari Abu Hurairah RA dan Zaid bin Khalid Al Juhaini, mereka berdua telah dikabarkan bahwa ada dua orang lelaki yang bersengketa dan mengadu kepada Rasulullah SAW. Salah seorang dari kedua lelaki itu berkata, "Wahai Rasulullah, hakimilah antara kami berdua dengan kitabullah. Lelaki yang satunya (yang lebih pintar) berkata, "Benar, wahai Rasulullah, hakimilah antara kami berdua dengan kitabullah dan berilah aku kesempatan untuk angkat suara." Rasulullah menjawab, "Bicaralah."Lelaki itu berkata, "Sesungguhnya anakku tengah dalam masa kontrak dengan lelaki itu, kemudian anakku berzina dengan istrinya, lalu orang-orang mengabarkan kepadaku bahwa anakku akan dihukum rajam, maka aku segera mengganti perbuatannya itu dengan membayar seharga seratus domba dan seorang hamba perempuan. Kemudian aku telah bertanya kepada seorang yang bijak dan ia mengatakan bahwa anakku harus didera dengan seratus deraan cambuk dan diasingkan dari kampung selama setahun dan wanita yang berzina dengannya harus dihukum rajam." Maka Rasulullah bersabda, "Demi Dzat yang jiwaku dalam gengaman-Nya, aku sungguh akan menghukumi kalian dengan kitabullah. Domba dan hamba sahaya perempuan (yang telah engkau belanjakan itu) layak dikembalikan kepadamu."Maka anak leleki itu pun dihukum cambuk sebanyak seratus kali dan diasingkan dari kampung selama setahun. Lalu Rasulullah memerintahkan Unais Al Aslami untuk mendatangkan wanita yang telah berzina itu, jika mengaku telah berzina maka ia harus dihukum rajam. Dan wanita itu pun mengakui hingga kemudian ia dihukum rajam.  Shahih: Muttafaq 'Alaih